Rabu, 15 Juni 2011

LATIHAN SPRINT DAN LATIHAN DAYATAHAN


BAB I

PEDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk meningkatkan prestasi, latihan haruslah berpedoman pada teori serta prispip-prinsip latihan yang benar, sehingga tidak terjadi mal prektek dalam latihan. Latihan adalah suatu proses yang sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang dengan semakin hari menambah jumlah beban latihan. Sistematis adalah sesuatu yang terencana, terjadwal, berpola dengan system tertentu, metodis, dari mudah ke sukar, dari sederhana ke yang kompleks, dari lambat ke yang lebih cepat dan sebagainya. Berulang-ulang mempunyai tujuan agar gerakan-gerakan yang semula sukar dilakukan menjadi lebih mudah, otomatis dan reflektif pelaksanaannya, sehingga lebih menghemat energi.

Tujuan semakin hari beban latihan ditambah adalah untuk memberikan pembebanan yang lebih berat, dari pada yang mampu dilakukan oleh etlet yang dilakukan secara bertahap, progresif, serta diselingi dengan priode-priode pemulihan. Latihan harus memenuhi prinsip-prinsip yang menjadi pedoman untuk meningkatkan prestasi

Dalam olahraga prestasi banyak hal yang harus diperhatikan dan dipahami oleh setiap pelatih. Hal ini tentunya terkait dengan tugas dan fungsi (peran) seorang pelatih. Kitamengetahui bahwa fungsi seorang pelatih antara lain : sebagai sahabat / teman atlet, sebagai peletak dasar disiplin atlet, sebagai idola / figur / panutan, sebagai orang tua,sebagai siswa yang harus terus belajar, sebagai manajer, sebagainstruktur, sebagaiilmuwan, sebagai analis, sebagai administrator, sebagai agen promosi, sebagai guru, danjuga sebagai psikolog. Sehingga pelatih dikenal sebagai orang yang harus senantiasaberlandaskan pada “ART AND SCIENCE”Kesuksesan seorang pelatih tergantung pada bagaimana ia memerankannya secara maksimal. Banyak disiplin ilmu yang harus dipelajari,dikembangkan dan kemudiandiaplikasikan melalui seni-seni kreasi yang menyebabkan proses latih melatih menjadi lebihefektif dan efesien.

B. PERMASALAHAN

1. Bagaimana latihan sprint dalam peningkatan prestasi atlit.

2. Bagaimana latihan daya tahan dalam meningkatkan prestasi atlit

BAB II

PEMBAHASAN

A. LATIHAN SPRINT

Latihan adalah suatau proses penyempurnaan olahraga yang diatur dengan prinsip-prinsip yang bersifat alamiah. Untuk mencapai suatu tujuan diperlukan program latihan yang disusun secara sistematis. Sedangkan menurut suharno HP (1983 : 70) latihan adalah penyempurnaan fisik dan mental organisme atlet secara sistematis untuk mencapai mutu prestasi dengan diberi beban, beban fisik, mental yang teratur terarah meningkat.

Ketika kita berlatih dengan kapasitas sprint maka sistim fosfat diaktifkan sehingga latihan ini disebu latihan anaerogik dan tanpa pembentukan akumulasi laktat (alakstatid).

Sprint dengan kecepatan maksimal sama sekali menghabiskan gudang energy fosfat setelah beberapa detik dan sprin ini dapat dilatihkandengan baik dalam jumlah dengan banyak dengan pemulihan yang cukup.

Berlangsungnya latihan ini antara 6-8 detik dengan intensitas maksimal (50-60 meter) waktu istrahat (pemulihan) yang dibutuhkan harus berlangsung cukup lama antara 3-5 menit dengan maksud agar terjadi risintesis energy fosfat ATP DAN KP, karena jika istrahat atau pemulihan dalam waktu singkat maka akan terjadi aktifitas sisti laktat hal ini sangat tergantung kepada kondisi atlit.

Prinsipnya adalah untuk latihan ini harus berlangsung dalam waktu yang singkat dengan usaha maksimal/submaksimal dengan istrahat pulih yang yang cukup bentuk latihannya dapat berupa :

Lari Sprint < dari 60 meter atau lari sprint < dar 8 (10) detik

Contoh :

1 2

20M X 10 < 30 m x 5 repitasi

Repetisi <40 m x 5 repitasi

30M X 10 < 50 m x 5 repitasi

Repetisi < 60 m x 5 repitasi

40M X 10 < Sprint 6”x 10

Repetisi Repitasi

Sprint 6” X 10 < Sprin 8” x 5

Repetisi Repitasi

1. Program latihan sprint

Untuk mencapai prestasi puncak dalam Olahraga harus latihan dari umur muda dan berlangsung 10 – 12 tahun . Dari Pereode yang panjang ini dibagi menjadi 3 tahapan latihan:

1. Tahap Latihan Dasar

2. Tahap Menengah ( Pembagunan )

3. Tahap Lanjut ( Penampilan Puncak )

TAHAP PEMULA

Untuk Memulai Latihan yang sistimatik setip cabang olahraga di mulai dari umur yang berbeda-beda Latihan tahap dasar ini berlangsung selama 2 tahun tahap ini berisi :

1. Menumbuhkan Rasa senang berolahraga

2. Mengembangkan kapasitas fisik

3. Mengajarkan Skil Dasar/Teknik Dasar

4. Memberikan Pewngalaman bermcam gerak yang berbeda

5. Menambahakan Kebiasaan yang baik ( Di siplin kosentrasi dll)

TAHAP MENENGAH

1. Melanjutkan perbaikan kondisi fisik umum,

2. sudah mulai mengarah kepada kondisis fisik khusus ke cabang piihan

3. Memperbaki kemampuan koordinasi yang benar dari kombinasi

bermacam gerakan.Mengajarkan ketrampilan gerak yang lebih sulit

4. Penyempurnaan teknik dasar

5. Pengetahuan tentang taktik

6. Latihan mengikuti kompetisi

TAHAP PENAMPILAN PUNCAK

Tujuan pokok pada tahap ini untuk mencapai penapilanan prestasi yang setinggi mungkin dan mempertahankan tingkat yang tingi selam mungkain.Tahap ini berisi bentuk latihan yang mengarah pada :

1. Kelanjutan penguasaan ketrampilan

2. Menjaga kestabilan prestasi dalam kondisi pertandingan yang berbeda-beda

3. Pengembangan Gaya/kekhususan perorangan

4. Peningkatan kondisis fisik yang paling tinggi

5. Memberikan Pengalaman betanding yang beragam

6. Keluwesan taktik dan kebebasan dalam menghadapi situasi pertandingan yang beragam.

SUSUNAN SATU SESI LATIHAN

1. Pembukaan ( Pengantar) 5 ‘

2. Pemanasan ( Warming up ) 20 ‘ – 30 ‘

3. Bagian Utama ( Inti ) 60 – 90 ‘

4. Penutup (warming dwon ) 15 ‘

Pembukaan berisi :

1. Penyampaian tujuan latihan saat itu dan harapam mengenai sikap yang ingin dicapai

2. Penjelasan materi latihan untuk mencampa tujuan-tujuan tersebut

3. Meberikan motifsi gar melaksanakan latihan denganm semangat yang Tinggi.

WARMING UP BERISI

Pada dasarnya bagian ini bertujuan menyiapkan organism atlit agar secara fisiologis dan psikologis siap menerima beban latihan pada bagian inti nanti .secara garis besar dapat berisi sebagai berikut :

1. Mempelancar sirkulasi darah,melebarkan kapiler/mempelancar pergantian udara diparu-paru

2. Penguluran dan mempertinggi kontraksi optot

3. Melemaskan persendiaan-persendian

Beberapa pedoman dalam Warming Up

- Sasaran Warming dari yang umum ke yang khusus

- Dapat dilakuakan dalam bentuk Streching statis dan balistik,dalam bentuk permainan kecil, sebaiknya dimulai dengan jogging-ringan untuk lebih mempercepat meangasang kerja jantung dan paru-paru.

- Gerakan dimulai dari intensitas ringan /sedang menujua kearah yang berat ataudari gerakan yang sederhana ke gerakan yang lebih komplek.

- Latihan senam ( Calesthenik ) dalam warming Up harus dipilih secara tepat menyeluruh latihan yang berkisar antara 8 -12 macam dengan 16 kalidan ulangan

- Warimg up tidak boleh membuat kaku dan dan tidak boleh melelahakn

- Warming up untuk pertandingan mengandung unsure-unsur yang lebih lengkap dan lebih lama ( 30 – 40) secara optimal siap bertanding

- Pemansan dengan mengunakan yang sesuai dengan cabang olahraga, dilakukan setelah pemansaan umum.

BAGIAN UTAMA ( INTI )

Latihan inti dapat berisi dengan berbagai prinsip ;

1. Dapat 1- 3 macam sasaran,sasaran dapat berupa kulatisa fisik,teknik,taktik atau kombinasi dari ketiganya

2. Latihan teknik dan taknik atau kombinasi dari kedua unsure tsb,ataupun kombinasi dari ketiganya

3. Latihan teknik dan taktik hendaknya diletakan pada bagian awal latihan ini dengan ada latihanya yang melelahakan sebelumnya.kalau latihan taktik dan teknik yang sangant komplek haus disederhanakan.

4. Latihan teknik dan teknik dengan repetisi tinggi dan intenstas tinggi baru boleh diberikan apabila bentyuk gerakan tekniknya sudah dikuasai dengan baik/betul.

5. Kalau Latihan berupa unsur kondisi fisik kecepatan harus diletakan pada bagian awaljuga,dimana dfisik masih dalam keadaan segar ( tidak boleh dalam kelelahan )

6. Kalau kecepatan digabungkan dengan power juga kecepatan harus didahulukan

7. Kalau kekuatan di kombinasikan dengan daya tahan,maka daya tahan diletakan pada bagian akhir inti.

8. Jangan menggabungkan latihan kecepatan dengan daya tahan aerobic dalam satu seseion.

BAGIAN AKHIR (WARMINGDWON)

Bagian akhir dari suatu latihan disebut juga sebag penenangan Latihan inti , dapat berisi dengan berbagai prinsip

1. Latihan jangan berhenti dengan tiba-tiba,( karena dapat menimbulkan tres baik stress fisik maupun phiskis ) maka pelu ada penurunana perlah latahan-latihan sampai kembali keadan normal.

2. Mengakiri suatu latihan dengan bermcam-macam seperti cara ;senam relaksasi bentk permainan kecil,strecing ringan

3. mengatur irama pernafaasan ( inpirasi dan ekspirasi yang dalam )

4. Bagian paling akhir sekali dapat berisi dangan ewaluasi beupa ceramah,diskusi atau koreksi-kareksi pelaksanan latihan yang baru saja dilakukan

5. Secara psikologis latihan ditutup dengan kesan yang menyenangkan agar dapat menjaga dan meningkatkan motivasi untuk menhgadapi latihanberikutnya

B. LATIHAN DAYAT TAHAN

Latihan adalah suatau proses penyempurnaan olahraga yang diatur dengan prinsip-prinsip yang bersifat alamiah. Untuk mencapai suatu tujuan diperlukan program latihan yang disusun secara sistematis. Sedangkan menurut suharno HP (1983 : 70) latihan adalah penyempurnaan fisik dan mental organisme atlet secara sistematis untuk mencapai mutu prestasi dengan diberi beban, beban fisik, mental yang teratur terarah meningkat.

Laihan daya tahan biasa juga di sbut latihan aerobic, Yang dimaksud dengan aerobik adalah suatu sistem latihan yang mendorong kerja jantung, darah, dan paru-paru untuk periode waktu yang cukup untuk menghasilkan perbaikan-perbaikan dan keadaan tubuh. Contohnya larik jarak jauh.

1. Bentuk- bentuk ltihan Daya Tahan untuk kondisi fisik atlit

Ada berbagai bentuk latihan kondisi fisik antara lain :

1. Fartlek

Fartlek adalah bentuk latihan yang dilakukan dengan lari jarak jauh seperti halnya pada cross country. Bentuk latihan in iberasal dari Swedia yang berarti “spee play” atau bermain-main dengan kecepatan, waktu, latihan tidak dibatasi tetapi atlit bebas melakukan latihan ini dengan berbagai variasi bentuk lari sesuai dengan medianya. Sebaiknya untuk latihan fartlek ini dipilihnya latihan (medan) yang mempunyai pemandangan indah sedikit rintan gn dengan lintasan yang berbeda-beda : lumpur-keras-terjal-turun-pasir-rumput-salju atau lainnya.

Pemandangan yang indah akan menyebabkan atlit lupa akan kelelahan sehingga dengan bebas melakukan latihannya. Coch ataupun atlitnya sendiri dapat menentukan bentuk larinya maupun lamanya latihan.

Kecepatan bentuk lari dapat diatur dengan berbagai variasi, misalnya (costa holmen) :

1. Mulai dengan lari lambat 5-10 menit.

2. Kecpatan yang konstan dan cukup tinggi.

3. Jalan cepat (istirahat aktif).

4. Lari lambat-lambat diselingi lari yang makin lama makin cepat (win sprin).

5. Lari lambat-lambat diselingi 3-4 langkah mendadak cepat.

6. Naik bukit dengan kecepatan tinggi.

7. Lari dengan tempo yang cepat (pace) selama 1 menit

Tujuan latihan sama dengan cross country terutama untuk daya tahan atau stamina. Bentuk latihan in baik sekali dilakukan pada periode persiapan atau bahkan pada periode latihan

2. Internal Trainning

Pada akhir ini sistem latihan interfasi mulai digunakan untuk semua cabang olah raga : atletik, balap sepeda, mendayung, dan macam-macam permainan.

Interval trainning merupakan bentuk latihan yang diselingi dengan istirahat tertentu (intervasi). Bentuk latihan in pada mulanya ditemukan oleh seorang dokter yang juga coach atletik dari Jerman : dr. Woldemar Cersshler.

Interval trainning merupakan penyempurnaan dari fartlek dengan memebrikan koreksi secara teliti dalam : menentukan jarak, istirahat, banyaknya ulangan (repetation) dan waktu latihan. Latihan interval juga menggunakan prinsip penambahan beban latihan.

Contoh :

1. Jarak lari ditentukan: 1600 m (4 kali keliling lintasan lari.

2. b. Ulangan (repetition) : 4 kali, berarti 4 X 400m.

3. c. Waktu untuk menempuh jarak (400 m): 90 detik.

4. d. Waktu istirahat (recovery interval): 120 detik.

Untuk lari pertama latian boleh digunakan ulangan 2-3 kali terlebih dahulu, kemudian untuk seterusnya 4 kali ulangan. Atlit diharuskan menempuh jarak 400 m dengan waktu 90 detik, kemudian jalan selama 120 detik, baru kemudian lari untuk putaran kedua, istirahat lagi dan seterusnya sampai selesai 4 x 400 m lari. Demikianlah untuk seterusnya latihan dilakukan akan tetapi waktu istirahat makin lama makin di kurangi dari 120 detik menjadi 90 – 60 – 50 detikdan setrerusnya sampai tujuan akhir tercapai yaitu lari 4 x 400 m tanpa istirahat = 1600 m.

Untuk memper berat latihan disamping pengurangan waktu istirahat dapat pula dengan meningkatkan bentuk istirahat dari jalan, jalan cepat atau lari-lari kecil. Cara meningkatkan beban dapat pula dengan memperberat salah satu dari faktor – faktor di atas dikombinasikan, misalnya:

1. Jarknya yang ditambah.

2. Ulangan yang diperbanyak.

3. Waktu dipercepat.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas maka,penulis menarik kesimpulan bahwa sorang Pembina olahraga terutama pelatih, program latihan sangat penting sekali untuk dipelajari dengan memperhatikan :

Prinsip Individualisasi :

Reaksi masing-masing atlet terhadap suatu rangsangan latihan terjadi dengan cara yang berbeda. Perbedaan tersebut karena usia dan jenis kelamin. Perencanaan latihan dibuatberdasarkan perbedaan individu atas kemampuan (abilities), kebutuhan (needs), dan potensi (potential). Tidak ada program latihan yang dapat disalin secara utuh dari satu individu untuk ndividu yang lain. Program latihan yang efektif hanya cocok untuk individu

yang telah direncanakan.Pelatih harus mempertimbangkan faktor usia kronologis dan usia biologis (kematanganfisik) atlet, pengalaman dalam olahraga, tingkat keterampilan (sklill), kapasitas usaha dan prestasi, status kesehatan, kapasitas beban latihan (training load) dan pemulihan, tipe

antropometrik dan system syaraf, dan perbedaan seksual (terutama saat pubertas

Prinsip Pengembangan Multilaterar

Pengembangan menyeluruh ini berkaitan dengan keterampilan gerak secara umum(general motor ability) dan pengembangan kebugaran sebagai tujuan utama yang terjadi pada bagian awal dari perencanaan latihan tahunan.Prinsip ini harus menjadi focus utama dalam melatih anak-anak dan atlet junior. Hal ini adalah erupakan langkah pertama dari rangkaian pendekatan untuk latihan olahraga (prestasi).

DAFTAS PUSTAKA

Giriwijoyo, S. 2005. Manfaat dan Mudarat Olahraga, (Online), (http://geraksehat.wordpress.com/2007/08/25/manfaaf-dan mudarat-olahraga/htm, diakses 15 November 2007).

Habibudin, T. & Giriwijoyo, S. 2005. Respon Fisiologik Terhadap Latihan Fisik. Dalam Santoso Giriwijoyo dan Ali Muchtamaji M. (Eds). Ilmu Faal Olahraga. Fungsi Tubuh Manusia pada Olahraga untuk Kesehatan dan untuk Prestasi. (hal. 379-420). Bandung: Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Universitas Pendidikan Indonesia.

M. Sajoto, 1995. Peningkatan dan Pembinaan Fisik Dalam

Olahraga Semarang : Daharapise.

ANALISIS GERAKAN DORONGAN BOLA (PUSH) DALAM MELAKUKAN PENALTY STROKE

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hoki adalah salah satu cabang olahraga permainan yang dimainkan secara beregu, dimana setiap pemain menggunakan alat yang di sebut stik untuk menahan, membawa dan memukul bola sesuai dengan peraturan permainan yang tetlah ditetapkan, olahraga ini dimainkan oleh dua regu yang berusaha memasukkan bola kegawang lawan. Olahraga hoki dapat dimainkan dalam ruangan (indoor) dan dilapangan terbuka (out field). Dalam permainan holi ruangan mempunyai peraturan tersendiri atau khusus yang sebagian tidak sama dengan permainan hoki nlapangan. Perbedaan permainan tersebut dapat dilihat dari jumlah pemain dari tiap tim yang bertanding, dalam hoki ruangan tiap tim terdiri dari 12 pemain, 6 pemain inti dan 6 pemain cadangan, sedangkan dalam hoki lapangan terbukatiap tim terdiri dari dari 16 pemain, 11 pemain inti dan 5 pemain cadangan. Waktu permainan dalam hoki lapangan terbuka yaitu 2 x 35 menit untuk putra dan 2 x 20 menit untuk putrid dengan waktu istirtahat 15 menit. Dalam hoki ruangan waktu permainan 2 x 15 menit dan waktu istirahat 5 menit. Dalam hoki ruangan tidak boleh memukul bola (hit) dan menghentakan bola (tapping).

Dalam perkembangannya saat ini seiring dengan adanya usaha pemasalan cabang olah raga hoki dikalangan pelajar menuntut adanya usaha yang lebih keras dari para pelatih dan guru yang memiliki tanggung jawab secara langsung untuk mengajarkan dan melatih dalam meningkatkan keterampilan dasar dan lanjutan kepada para pemain atau siswa nya yang berminat dalam menekuni cabang olahragha hoki .

Dalam setiap pertandingan hoki tingkat pelajar ada beberapa catatan yang menjadi perhatian penulis yang bersifat mendasar, dimana setiap tim tidak dapat bermain secara maksimal, diantaranya adalah kulitas individu yang kurang dalam penguasaan keterampilan dasar, hal ini mengakibatkan banyaknya kesalahan-kesalahan yang seharusnya tidak perlu terjadi namun dilakukan oleh para pemain sehingga berdampak pada kurang efektifnya setiap tim dalam melakukan penguasaan bola baik dalam melakukan serangan maupun dalam melakukan pertahanan. Terlebih lagi kurangnya penguasaan teknik dasar membuat hilangnya peluang yang ada dalam menciptakan poin (gol) kegawang lawan, walaupun sebenarnya hal itu tidak perlu terjadi bila penguasaan teknik dasar sudah mereka kuasai. Contoh yang sederhana dan sering terjadi adalah hilangnya kesempatan mendapatkan point dari tembakan penalty., walaupun hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang ada pada diri pemain baik kualitas secara teknis maupun psikologis, namun dari analisa secara sederhana dapat terlihat kegagalan yang terjadi banyak disebabkan kurangnya penguasaan teknik dasar mendorong bola (push) yang dimiliki oleh pemain sehingga dengan mudah tembakan dapat digagalkan oleh penjaga gawang atau yang lebih sederhana lagi karena kesalahan teknis dalam melakukan dorongan bola (push) yang tidak sesuai dengan peraturan yang ada maka tembakan dianulir oleh wasit dan dianggap tidak syah.

Kurangnya kecepatan, kekuatan, koordinasi gerakan, akurasi tembakan dan tidak tepatnya perkenaan antara stik dengan bola merupakan berapa faktor penting yang secara teknis menyebabkan kegagalan dalam melakukan penalty stroke dalam hoki. Ini hanya satu dari beberapa kelemahan penguasaan teknik dasar yang ada dalam permainan hoki khususnya dikalangan pelajar. Kemampuan pelatih dan guru dalam menganalisa setiap gerakan yang dilakukan oleh para pemainatau siswa dalam suatu sesi latihan dan pertandingan merupakan suatu keharusan, yang nantinya dapat memberikan masukan yang positif dalam setiap evaluasi sehingga dapat memperbaiki kesalahan yang dilakukan oleh pemain atau siswa dan secara bertahap meningkatkan keterampilan dasar yang dibutuhkan oleh para pemain dan siswa dalam menghadapai sesi latihan dan pertandingan selanjutnya.

Dalam menjalankan tugas yang satu ini setiap pelatih atau guru pendidikan jasmani harus memiliki penetahuan tentang Biomekanik, hal ini diperlukan karena seiap gerakan yang diamati memerlukan pemahaman dasar tentang mekanika oalahragasehingga mampu membedakan gerakan yang benar dan yang salah, gerakan yang efisien maupun yang tidak dan gerakan yang efektif maupun yang tidak sehingga seorang pelatih dan guru pendidikan jasmani akan mampu menciptakan metode latihan atau pengajaran yang tepat dalam membentuk dan meningkatkan setiap keterampilan dasar maupun lanjutan yang dibutuhkan oleh pemain dan siswanya baik keterampilan untuk setiap individu maupun peningkatan keterampilan secara tim dalam setiap cabang olahraga yang ditekuni tidak terkecuali cabang olahraga hoki.

B. Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut :

1. Kurangnya penguasaan teknik dasar merupakan salah satu faktor utama dalam permainan hoki khususnya dukalangan pelajar yang perlu segera dibenahi.

2. Salah satu kurangnya penguasaan teknik dasar dalam permainan hoki berdampak pada gagalnya seorang pemain dalam melakukan tembakan penalty (penalty stroke) dalam setiap pertandingan.

3. Kebutuhan akan penguasaan pemahaman mendasar tentang pengetahuan Biomekanika untuk seorang pelatih dan guru pendidikan jasmani dalam menganalisa setiap teknik dasar khususnya dalam melakukan tembakan penalty (penalty stroke) para pemain atau siswanya guna memperbaiki dan megkatkan kualitas gerakannya.

C. Pembatasan Masalah

Dari pemaparan identifikasi masalah di atas maka penulis membatasi permasalahan tentang analisis teknik dasar tembakan penalty (penalty stroke) dengan menggunakan gerakan dorongan bola (push).

D. Tujuan

1. Penulis dapat membuat suatu analisa gerak yang sesuai dengan ilmu biomekanika dan dapat menerapkan dalam proses latihan maupun pengajaran dengan benar.

2. Penulis dapat melakukan evaluasi yang tepat, sehingga dapat memberikan perbaikan terhadap setiap gerakan yang dilakukan oleh siswa dalam proses pembelajaran maupu latihan.

BAB II

PEMBAHASAN

A.Hakekat Biomekanika.

Biomekanika dalam dunia olahraga merupakan suatu penerapan prinsip-prinsip dasar gerak yang menentukan gerakan seorang dalam berbagai cabang olahraga. Dengan pemahan mendasar tentang biomekanika maka seseorang dalam melakukan gerakan yang berhubungan dengan keterampilannya dapat melakukan tahapan yang seharusnya dengan mncapai hasil yang yang maksimal. Suatu hasil ditentukan dari pelaksanaan proses gerakan yang baik, tetunya yang ditunjang dengan prinsip-prinsip dasar gerak yang baik. Pemahaman yang baik tentang biomekanika akan memberikan pengetahuan apa yang harus dilakukan dan yang tidak harus dilakukan oleh seorang atlit dalam menghasilkan suatu gerakan yang maksimal. Apapun yang dilakukan oleh seorang atlit dalam melakukan gerakan maka akan berdampak pada kualitas gerakan yang dihasilkan, dan hal ini akan dapat dianalisa dengan jelas melalui ilmu biomekanika.

Biomekanika adalah ilmu pengetahuan yang menerapkan hokum-hukum mekanika terhadap struktur hidup, terutama system lokomotor dari tubuh (lokomotor adalah kegiatan seluruh tubuh bergerak karena tenaganya sendiridan umumnya dibantu oleh gaya beratnya).

Dalam olahraga prinsip-prinsip mekanika tidak lebih dari aturan-aturan dasar tentang mekanika dan fisika yang menentukan gerakan seorang atlit maupun siswa dalam melakuikan suatu keterampilan tertentu. Dengan demikian maka pemahaman yang baik tentang biomekanika oleh seorang pelatih maupun guru sangat membantu dalam merancang isi suatu program latihan atau pengajaran yang bertujuan dalam pembentukan serta peningkatan ketrampilan tertentu dalam berbagai cabang olahraga, pemahaman ini juga sangat dibutuhkan selanjutnya dalam menganalisa suatu penampilan gerakan yang dapat memberikan informasi yang positif dalam memperbaiki suatu kesalahan yang ditampilkan.

B. Teknik Dasar Dorongan Bola (Push) dalam Melakukan Penalty Stroke

Penalty stroke adalah satu tembakan bebas yang dilakukan dengan satu dorongan jarak(push) atau menyentrik bola (flick) pada suatu titik dari depan gawang dengan jarak 6.5 m dari garis tengah gawang, sebagai hukuman dari pelanggaran keras yang dilakukan didalam daerah setengah lingkaran oleh pemain bertahan terhadap pemain penyerang lawan. Pemain yang melakukan tembakan penalty hanya diijinkan melakukan satu langkah dan mengangkat bola, hanya dengan satu kali sentuhan. Teknik dasar yang biasa digunakan oleh para pemain dalam melakukan tembakan penalty adalah push atau flick.

Push adalah salah satu teknik dasar dalam hoki yang biasa digunakan dalam melakukan operan bola (passing), namun teknik ini dapat digunakan dalam melakukan tembakan ( shooting ) terutama di dalam daerah setengah lingkaran saat permainan berlangsung atau pada saat melakukan tembakan penalty tentunya dengan kecepatan yang tinggi dan akurasi penempatan bola yang tepat pada tempat yang sulit dijangkau penjaga gawang. Saat melakukan gerakan push tangan harus menggenggam stik dengan nyaman , tangan kiri berada di atas pada puncak stik, sedangkan tangan kanan berada dibawahnya dengan jarak kira-kira sepertiga sampai dengan setengah dari panjang stik normal.

Posisi tangan kanan yang diturunkan dimaksudkan untuk memberikan kontrol yang lebih besar. Genggaman tangan pada stik harus kuat, tubuh dalam posisi membungkuk dengan menekuk kedua lutut. Kaki sebelah kiri dan bahu harus menunjukan pada arah jalannya bola. Posisi stik harus dipertahankan sampai selesai melakukan dorongan terhadap bola sampai mencapai sasaran yang diinginkan atau sejalan dengan alur dari bola. Koordinasi gerakan dilakukan dalam waktu yang bersamaan setelah ada aba-aba dari wasit, Berat badan dipindahkan dari tumpuan awal pada kaki kanan ke kaki kiri dengan melangkahkan kaki kiri pada saat gerakan mulai dilakukan. Dorongan bola dilakukan dengan kekuatan maksimal untuk memperoleh kecepatan yang tinggi, ketepatan sasaran dilakukan dengan fokus pada sasaran untuk memperoleh akurasi yang tinggi pada daerah yang sulit dijangkau penjaga gawang lawan.

C. Rangkaian Gerakan Dorongan Bola (Push) dalam Melakukan

Penalty Stroke.

1. Awalan

Awalan dilakukan dengan berdiri relak menggunakan tumpuan kedua kaki rapat dengan posisi kedua lutut ditekuk, posisi tubuh bungkuk, bahu kiri searah dengan alur jalannya bola, pandangan fokus di arahkan pada sudut sasaran tembak, genggaman kedua tangan pada stik dilakukan dengan kuat dan relak, jarak antara bola dengan posisi awal tumpuan kira-kira satu stik

2. Gerakan

Gerakan push dalam penalty stroke dimulai dengan melakukan koordinasi gerakan secara bersamaan yaitu dengan melangkahkan kaki kiri menyamping, kedua tangan mendorong stik sampai menempel dengan bola. Bersamaan dengan kaki menapak pada lapangan kedua tangan mendorong bola dengan kekuatan sebesar-besarnya dan kecepatan yang tinggi.

3. Gerakan Akhir

Dorongan kedua tangan dilakukan sampai posisi tangan kanan lurus di depan sejajar dengan bahu dan posisi tubuh condong ke depan sehingga posisinya labil dengan berat badan bertuimpu pada kaki kiri dan pandangan lurus ke depan.

4. Gerakan Lanjutan (Follow strough

5. Dalam waktu yang bersamaan kaki kanan melangkah ke depan dan diposisikan disamping kaki kiri untuk memperoleh keseimbangan, kedua tangan mengayunkan stik ke arah belakang.

6. memindahkan kembali berat badan pada kedua kaki sebagai tumpuan dengan posisi lutut lurus dan badan diangkat hingga posisi tegak serta kedua tangan mengayun stik kebelakang

D. Analisis Biomekanika

Gerakan-gerakan yang terjadi pada saat melakukan tembakan penalty dengan menggunakan dorngan bola (push) adalah sebagai berikut :

1. Forces

Forces atau tenaga adalah penyebab terjadinya kecepatan. Dalam gerakan push diatas, forces terjadi saat gerakan dimulai dengan melangkahkan kaki kiri bersamaan dengan itu kedua tangan mendorong bola kearah gawang untuk mendapatkan kecepatan yang tinggi.

2. Friction

Friction adalah : perubahan kecepatan benda karena kontak dengan permukaan benda lain. Pada saat push dilakukan friction terjadi saat kaki kiri dilangkahkan sebagai awalan dan stick menyentuh bola lalu didorong kearah gawang.

3. General Motion

General Motion pada gerakan push bola keterjadi ketika stik mulai diayunkan kedepan hingga lurus untuk mendorong bola.

4. Speed

Speed adalah kecepatan yang berkaitan dengan gerakan yang dilakukan, saat melakukan gerakan push bola dalam penalty stroke kecepatan gerakan terjadi secara bersamaan mulai dari awalan hingga gerakan akhir yang diharapkan berdampak pada kecepatan tinggi bola yang dihasilkan dari dorongan tersebut.

5. Velocy

Velocy adalah kecepatan yang berkaitan dengan garak lurus. Hal ini terjadi pada saat gerakan awalan mendorong bola hingga akhir gerakan push dengan kedua tangan lurus ke depan.

6. Acceleration

Acceleration adalah poerubahan kecepatan dalam satu satuan waktu. Pada gerakan push terjadi ketika dari posisi awal dngan kedua kaki lalu secara bersamaan melakukan gerakan dengan cepat mendorong bola ke arah gawang.

7. Hukuim Newton I (low of inercia)

Hukum Newton I :setiap orang atau benda berada dalam keadaan diam atau bergerak apabila ada gaya yang mempengaruhinya. Saat Penalty stroke dilakukan hokum Newton berlaku ketika bola yang awalnya berada dalam suatu titik tertentu kemudian bergerak setelah didorong dengan menggunakan stik kearah gawang.

8. Hukum Newton II.

Hukum Newton II : sebuah besaran dan arah perubahan gerak/ percepatan benda sebanding dengan besarnya tenaga yang bekerja pada benda tersebut. Hukum Newton II terjadi pada saat push bola, yaitu kecepatann bola pada saat push dilakukan tergantung dari besarnya kekuatan yang diberikan oleh pemain yang melakukan gerakan push dalam penalty stroke tersebut.

9. Power.

Power dalam push bola terjadi ketika dorongan maksimal oleh kedua tangan melalui stik kepada bola yang diarahkan ke gawang dilakukan.

10. Stability

Keseimbangan terjadi pada gerakan push bola saat melakukan penalty stroke yaitu saat mengambil posisi awal dengan bertumpu dengan kedua kaki rapat untuk bersiap melakukan dorongan bola setelah ada aba-aba fdari wasit dan pada saat setelah gerakan akhir atau gerak lanjutan dengan melangkahkan kaki kedepan agar yang tadinya saat mendorong bola labil mnjasi stabil kembali dengan bertumpu dengan kedua kaki diakhir gerakan.

11. Impact

Momentum sebuah bendaMembentur benda yang lain, benturan atau tabrakan ini disebut dengan impact. Impact yang terjadi saat melakukan dorongan bola pada penalty stroke adalah ketika stik yang digerakkan mendorong bola yang berada dalam keadaan diam di titik 6.5m di depan gawang.

12. Aspek-aspek yang juga terkait dalam gerakan push saat penalyty stroke dilakukan adalah : kesiapan mental, kondisi fisik, koordinasi gerak, ketepatan atau accuration.

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Setiap ketrampilan dari cabang olahraga yang dilakukan akan menghasilkan sesuatu yang membutuhkan analisis lebih lanjut guna mendapatkan informasi yang akurat mengenai hal-hal yang membutuhkan perbaikan. Dengan adanya analisis yang akurat akan menggambarkan penampilan yang sesungguhnya sehingga kelebihan dan kekurangan yang ada dapat diketahui, hal ini tetunya harus didasarkan dengan pemahaman tentang dasar-dasar biomekanika yang baik. Analisis biomekanika dapat memberikan informasi yang sangat berharga sehingga dapat dijadikan bahan untuk membentuk suatu pola gerak yang seefisien mungkin dan menghasilkan gerakan yang efektif.

Khususnya dalam membentuk pola gerak dasar push dalam penalty stroke, dengan adanya analisis biomekanika dapat memberikan informasi yang dibutuhkan untuk membentuk pola gerak yang efisien dan efektif bagi para siswa dalam melakukan gerakan nya sehingga meminimalisir kesalahan yang menimbulkan kegagalan dalam melakukan penalty stroke yang terjadi pada setiap pertandingan.

B. SARAN

Setelah mempelajari biomekanika dengan secara langsung untuk mencoba mengadakan analisa gerak terhadap keterampilan melakukan tembakan penalty (penalty stroke) dengan dorongan bola (push) dalam permainan hoki , penulis merasa banyak mendapatkan pengalaman yang positif dan tentunya sangat bermanfaat terutama bila hal ini dapat diterapkan dengan baik dalam proses pembelajaran dan pelatihan. Penulis menyarankan kepada rekan-rekan seprofesi baik guru-guru prndidikan jasmani dan para pelatih untuk terus mencoba mendalami ilmu biomekanika agar dapat membantu dalam membuat isi program latihan yang baik selanjutnya menerapkan konsep dasar gerak yang benar dan juga melakukan analisa gerak dengan dasar mekanika gerak yang benar yang disesuaikan dengan cabang olahraga masing-masing, guna peningkatan kualitas keterampilan gerak siswa atau para pemain kini sedang mengikuti proses pembinaan..

DAFTAR PUSTAKA

Carl Ward, 2004. Play The Game Hockey.London. Blanford

Peter M. Mc Ginnis, 2005. Biomechanics Of Sport and Exercise. United States Of America. Edward Brother. Inc

PEMAHAMAN TENTANG GERAK MANUSIA