Sabtu, 24 Maret 2012

contoh laporan praktek melatih


BAB I

PENDAHULUAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Praktek Melatih

Univesitas Negeri Padang merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertujuan menghasilkan tenaga kependidikan yang propesional di bidangnya, guna melancarkan tugas dan pekerjaannya sebagai seorang pendidik.

Fakultas ilmu keolahragaan merupakan salah satu fakultas yang ada di UNP yang terdiri dari beberapa jurusan, di antaranya jurusan pendidikan kepelatihan olahraga. Dengan tujuan menghasilkan tenaga pendidik, yang tidak hanya bisa menjadi seorang guru namun juga bisa menjadi seorang pelatih olahraga yang berkompetensi. Untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan tersebut maka dituntut kepada mahasiswa agar dapat memiliki keahlian dan kemampuan yang spesifik disalah satu cabang olahraga.

Salah satu pencapaian tujuan di bidang pelatih diadakan praktek melatih yang dikhususkan untuk mahasiswa jurusan kepelatihan yang nantinya ilmu yang telah di pelajari mampu diaplikasikan di lapangan.

Aspek aspek yang harus dimiliki untuk menjadi seorang pelatih adalah pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang dapat di contohkan untuk masyarakat luas. Untuk mendapatkan hasil yang dapat baik maka harus ada kerja sama antara pihak yang terkait, yang saling berkontribusi . Untuk itu praktek melatih merupakan sarana yang tepat untuk pencapaian itu. Dalam melakukan praktek melatih dibutuhkan tempat yang tepat untuk pencapaian proses pembelajaran melatih. Salah satu tempat yang baik untuk melakukan praktek melatih yaitu di salah satu klub tenis dibawah wadah Universitas Negeri Padang sendiri. Di UNP terdapat satu klub tenis yang bernama klub Pelatihan Tenis Lapangan (PTL) UNP. Di klub PTL UNP ini mahasiswa dapat melakukan praktek melatih yang di bimbing oleh dosen pembimbing sesuai dengan teori yang telah di dapat di bangku perkuliahan.

B. Observasi

Sebelum melaksanakan praktek melatih, terlebih dahulu melakukan observasi pada klub pelatihan tenis lapangan UNP dengan tujuan untuk mencari masukan data yang dapat di perlukan di saat praktek melatih.

Adapun informasi yang didapat di klub PTL UNP di antaranya :

  1. Struktur Kepengurusan

Untuk kelancaran kegiatan dalam suatu klub di perlukan pembagian tugas dan tanggung jawab sesuai dengan jabatan masing-masing supaya tercapai tujuan yang di inginkan.

Pada klub PTL UNP telah terbentuk kepengurusannya, Struktur kepengurusan Klub PTL UNP sebagai berikut :

a. Ketua

b. Wakil Ketua

c. Sekretaris

d. Bendahara

e. Pelatih

f. Dan dibantu oleh beberapa seksi

  1. Sarana dan Prasarana

Untuk kelancaran proses latihan di klub PTL UNP telah tesedia diantaranya :

a. Lapangan tennis berjumlah 4 buah, Selasa dan Jumat pada jam 15.30-18.00 digunakan 2 lapangan dan pada hari Minggu jam 07.30-11.00 digunakan dua lapangan.

b. Bola tenis berjumlah 100 buah

c. Net 4 Buah

d. Keranjang bola 2 buah

e. Pembersih lapangan

f. Kafetaria

g. WC

h. Tempat parkir dan lain-lain.

i.

  1. Pelatih

Pelatih di klub Pelatihan Tenis Lapangan UNP dari dosen-dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan ( FIK ) dan dibantu oleh mahasiswa, dosen-dosen yang menjadi pelatih di antaranya :

a. Drs.Hendri Irawadi,M.Pd

b. Drs.Masrun, M.Kes

c. Rozi Marzeki, Spd

Namun yang aktif sebagai pelatih di klab PTL UNP ini adalah Drs.Hendri Irawadi,M.Pd dan Rozi Marzeki, Spd.

  1. Atlet

Atlet yang berada di PLT UNP sekarang adalah :

No

Nama

Usia

JenisKelamin

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

Alika

Irdan

Zakky

M.Thoriq Alim

Said Alghffari

Gusnita Pramita Sari

Salsabila Hamala Sakinah

Ega

Edo

Daru

Naufal

Teti

Rama

Nurul

Indah

Rabggi Haimul Insan

Indri Wulan Dari

Gamma Haddyoga Darwin

Alfa Harroyogadarwin

Gilang Rahmatul Hakim

Fikri Hasbi

Ismail Alim

Bima

Eka

9 th

12 th

9 th

15 th

15 th

15 th

12 th

18 th

15 th

9 th

12 th

15 th

9 th

16 th

12 th

22 th

21 th

20 th

20 th

18 th

18 th

20 th

20 th

15 th

Perempuan

Laki – laki

Laki – laki

Laki – laki

Laki – laki

Perempuan

Perempuan

Laki – laki

Laki – laki

Laki – laki

Laki – laki

Perempuan

Laki – laki

Perempuan

Perempuan

Laki – laki

Perempuan

Laki – laki

Laki – laki

Laki – laki

Laki –laki

Laki – laki

Laki- laki

Perempuan


BAB II

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DALAM PRAKTEK MELATIH

A. Faktor-Faktor yang Mendukung Dalam Praktek Melatih

Selama praktek melatih berlangsung penulis banyak mendapatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman. Semua itu tidak terlepas dari partisipasi dan bantuan yang di berikan dari berbagai pihak baik bantuan materi maupun non materi demi tercpainya tujuan yang telah di tetapkan.

Adapun pihak yang telah membantu antara lain :

  1. Pembimbing

Dari apa yang penulis alami dan rasakan bahwa peranan dari dosen pembimbing sangat besar di antaranya:

a. Memberikan dan mengarahkan, proses atau tahapan dari melaksanakan praktek melatih

b. Memberikan motivasi yang tinggi untuk melaksanakan praktek melatih sehingga muncul rasa percaya diri

c. Tempat konsultasi dan diskusi yang berkaitan dengan kegiatan praktek melatih.

  1. Pamong

Didalam merealisasikan program latihan serta dalam menghadapi atlet penulis banyak mendapatkan bantuan dan pengarahan serta pangalaman dari pamong. Disamping itu juga penulis di berikan kepercayaan dan perhatian untuk menerapkan satuan latihan yang telah di buat.

Setelah melaksanakan latihan dilakukan diskusi dan evaluasi tentang apa yang ditulis dan lakukan selama memberikan latihan. Dengan adanya kegiatan diskusi dan evaluasi tersebut sehingga kesalahan yang terjadi dapat di ubah pada latihan berikutnya.

  1. Atlet

Dari atlet, penulis mendapatkan pengalaman melatih dari kondisi atlet yang berbeda-beda baik itu barupa latar belakang keluarganya, ekonomi dan lain sebagainya yang pada umumnya dari kalangan menengah ke atas.

  1. Orang Tua Atlet

Sebagai pendukung kelancaran proses latihan bagi anak, dimana mereka memberikan motivasi dan respon yang positif terhadap mahasiswa yang melakukan praktek melatih di Klub PTL UNP untuk prestasi putra/putrinya

B. Kendala-Kendala yang Ditemui

Selama melakukan praktek melatih penulis dapat melaksanakan dengan lancar, namun ada beberapa hambatan yang penulis temui antara lain :

1. Terbatasnya Penggunaan Lapangan

Penjadwalan pemakaian lapangan tidak berjalan baik di karenakan tidak tegasnya pengelola lapangan dalam pengatur waktu antara Klub PTL UNP dengan penyewa lapangan.

Pemakaian lapangan oleh PTL UNP memang pada saat karyawan dan dosen-dosen UNP berolahraga sehingga lapangan yang dapat digunakan pada jam 16.00-18.30.

2. Kurangnya Motifasi Dan Disiplin Sebahagian Atlet

Didalam melakukan suatu latihan dituntut motivasi dan kedisiplinan atlet. Tanpa adaya motifasi dan kedisiplinan atlet akan mengganggu program latihan yang sedang berlangsung.

3. Realisasi Program Yang Di Buat Tidak Sesuai Dengan Yang Diinginkan.

Hal ini di sebabkan oleh kamampuan atlet yang berbeda-beda serta palaksanaan latihan yang sesuai dengan breaking point masing-masing atlet.

C. Altenatif Pemecahan Masalah

Sesuai dengan hambatan dan kendala-kendala yang di temui dalam praktek melatih, maka penulis melakukan usaha-usaha yang mengarah kepada perbaikan dengan cara sebagai berikut :

1. Terbatasnya penggunaan lapangan

Usaha yang di lakukan dengan mengadakan pendekatan dengan pemakai lapangan yang tidak disiplin serta mengotimalkan satu lapangan dengan cara melakukan latihan secara bergantian dan latihan yang dilakukan jam latihan di percepat.

2. Kurangnya motivasi dan disiplin sebahagian atlet

Melakukan pendekatan melalui nasehat serta penghargaan kepada atlet, memberikan latihan yang benantang dan bervariasi

3. Kemampuan atlet yang berbeda

Mengelompokkan atlet yang sesuai dengan kemampuan masing-masing dan memberikan penekanan pada teknik- teknik yang di rasa kurang terkuasai oleh anak.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Klub PTL UNP merupakan salah satu klub tenis yang perkembangannya pesat hal ini di tandai dengan binaan yang baik dan mampu menunjukkan prestasinya baik pada tingkat daerah, wilayah, maupun nasional.

2. Klub PTL UNP di dukung oleh sarana dan prasarana yang memadai dan pelatih yang berkualitas

3. Selama melakukan praktek melatih di Klub PTL UNP ditemukan kendala-kendala antara lain kurangnya motivasi sebagian atlet dan kemapuan yang berbeda serta pemakaian lapangan yang terbatas.

B. Saran

Untuk meningkatkan mutu dan kulitas lulusan FIK UNP khususnya jurusan kepelathan olahraga kendaknya betul-betul dipersiapkan tenaga–tenaga yang benar-benar menguasai salah satu cabang olahraga agar kelak tamatan FIK UNP tidak merasa canggung terjun ke masyarakat serta mempu menciptakan lapangan kerja baru.

Untuk menciptakan atlet yang berprestasi bukanlah hal yang mudah namun melalui usaha yang maksimal mungkin dengan mempersiapkan sesuatu yang harus di pahami seperti pelatih betul-betul kompeten dalam bidang serta pengelola atau propesional pengorganisasian dari klub.

Jumat, 23 Maret 2012

PENGERTIAN PEREGANGAN (STRETCHING)


Pada saat akan memulai suatu aktifitas olahraga, stretching (peregangan) atau lebih dikenal orang dengan istilah pemanasan (warm-up) sangat diperlukan. Stretching adalah bentuk dari penguluran atau peregangan pada otot-otot di setiap anggota badan agar dalam setiap melakukan olahraga terdapat kesiapan serta untuk mengurangi dampak cedera yang sangan rentan terjadi.

Stretching atau pereganganan otot adalah aktivitas yang biasanya dilakukan sebelum atau setelah olahraga. Kegiatan ini bertujuan untuk membuat oto dan persendian menjadi fleksibel dan elastic. Sehingga menjadi lebih mudah pada saat melakukan pergerakan. Selain hal tersebut , stretching juga berfungsi menghindari cidera pada saat berolahraga.


RAHASIA DI BALIK PEREGANGAN
Masih banyak orang yang menganggapnya sebagai hal yang tidak penting. Padahal, peregangan sangat penting dilakukan dan memiliki banyak manfaat, di antaranya :

1. Peregangan membuat tubuh dapat bergerak lebih efisien.

Selama sesi latihan, otot akan memendek saat mulai letih. Ini akan menghambat kemampuan tubuh untuk menghasilkan kecepatan dan kekuatan serta menyebabkan langkah Anda kurang efisien dan lebih pendek. Peregangan akan membuat otot tetap panjang dan memperbaiki elastisitas/fleksibilitas jaringan tubuh

2. Peregangan akan membuat tubuh Anda lebih kuat. Peregangan setelah latihan atau di antara latihan ketahanan dapat meningkatkan kekuatan sampai 20%.

3. Bila dilakukan dengan benar, peregangan akan membantu mencegah timbulnya cedera. Saat tepat melakukannya.peregangan dapat dilakukan kapanpun, saat berolahraga maupun tidak. tidak ada larangan untuk melakukan stretching.yang pasti, lakukanlah sebelum dan setelah aktivitas lain. Peregangan yang dilakukan setelah aktifitas fisik, seperti latihan kardio, latihan kekuatan.atau olahraga permainan, dapat membuat otot lebih hangat dan lentur, sehingga lebih mudah memanjang.


Tahapan peregangan sebelum melakukan aktivitas inti olahraga.

1.Mulailah latihan dengan pemanasan Selama lima menit.

Lakukan peregangan dinamis selama 5 menit, yaitu gerakan perlahan yang terkendali atau latihan aerobik intensitas rendah, seperti bersepeda, berjalan, atau jogging. Tujuan pemanasan adalah melenturkan otot yang tegang, yang dapat menimbulkan cedera

2. Lakukan Peregangan dengan lembut (smooth), diikuti oleh pemanasan yang lebih spesifik,

3. Lanjutkan dengan latihan inti,

4. Pendinginan, turunkan aktivitas kinerja fisik anda dengan jarak berjalan sambil melakukan gerakan-gerakan kecil.jangan langsung duduk.

5. kemudian peregangan lagi. Peregangan dan pendinginan di penutup aktivitas olahraga dapat mengurangi tumpukan asam laktat. Asam laktat adalah sampah sisa aktivitas fisik, kalau tertimbun menyebabkan tubuh menjadi pegal-pegal.

Jangan sekali-kali melakukan peregangan sebelum Anda melakukan pemanasan. Peregangan dengan intensitas tinggi yang dilakukan sebelum latihan, saat otot masih dingin dan kurang lentur, tidak akan bermanfaat dan justru akan me

Lempar cakram


Lempar cakram adalah salah satu cabang olahraga atletik. Cakram yang dilempar berukuran garis tengah 220 mm dan berat 2 kg untuk laki-laki, 1 kg untuk perempuan. Lempar cakram diperlombakan sejak Olimpiade I tahun 1896 di Athena, Yunani.

Cakram berbentuk piringan yang terbuat dari kayu atau logam.Untuk melemparkannya, atlet memegang cakram dengan satu tangan. Ia harus menentangkan lengannya dan telapak tangan menelungkup. Sembari memutarkan tubuhnya beberapa kali menuju kedalam lingkaran berdiameter 2,5 m, ia segera melemparkan cakramnya.

Untuk laki-laki, diameter cakram berkisar antara 219 mm sampai 221 mm, tebal 44 mm hingga 46 mm, dan berat 2 kg. Adapun diameter cakram untuk perempuan pada semua kelas adalah sekitar 180 mm sampai 182 mm, tebal 37 mm hingga 39 mm, dan berat 1 kg. Ditingkat pelajar, anak laki-laki memakai cakram yang berdiameter 180 mm sampai 182 mm, tebal 37 mm hingga 39 mm, dan berat 1,25 kg. Adapun anak perempuan menggunakan cakram dengan diameter 145 mm sampai 170 mm, tebal 25 mm hingga 35 mm, dan berat 0,75 kg.


CARA AWALAN YANG BAIK DAN BENAR DALAM BERMAIN LEMPAR

CAKRAM

Awalan yang baik dalam melakukan lemparan cakram adalah diawali dengan bagaiman posisi pertama ketika akan melempar. Posisi awal ketika akan melakukan lemparan adalah berdiri tegak dengan melangkahkan kaki kiri ke depan kemudian posisi kaki kanan berada di belakang, setelah itu diikuti dengan posisi badan yang menghadap ke arah lemparan atau dimana cakram itu nantinya akan jatuh setelah dilempar. Tangan kanan memegang cakram dengan baik dan benar serta tidak kaku, sedangkan tangan kiri menjaga keseimbangan badan dan ini dapat dilakukan sebaliknya apabila pelempar cakram kidal. Cara melakukan awalan lemparan cakram adalah:

1. Mencondongkan badan ke depan;
2. Kaki kiri melangkah ke depan kemudian lutut kaki kiri ditekuk;
3. Perlahan namun pasti ayunkan cakram ke depan dan ke belakang dengan tangan kanan dan tangan kiri menjaga keseimbangan badan dengan baik;
4. Apabila hasil ayunan lengan sudah maksimal artinya cakram siap dilemparkan dimulai dari posisi cakram berada di belakang, setelah itu diikuti dengan putaran badan ke kiri dimana hasil dari putaran itu badan akan menghadap ke arah lemparan, posisi tangan terus mengayunkan cakram dari belakang, ke samping, ke atas, ke depan.


CARA DAN TEKHNIK MELEMPAR CAKRAM

Cara melempar cakram dengan awalan dua kali putaran badan
caranya yaitu: memegang cakram ada 3 cara, berdiri membelakangi
arah lemparan, lengan memegang cakram diayunkan ke belakang
kanan diikuti gerakan badan, kaki kanan agak ditekuk, berat badan
sebagian besar ada dikanan, cakram diayunkan ke kiri, kaki kanan
kendor dan tumit diangkat, lemparan cakram 30 derajat lepas dari
pegangan, ayunan cakram jangan mendahului putaran badan,
lepasnya cakram diikuti badan condong ke depan.

Pada posisi terakhir si pelempar akan melepaskan cakram ketika
cakram sudah diayunkan dari belakang ke depan beberpa kali dan
cakram terakhir berada di depan wajah si pelempar. Adapun cara
melempar cakram adalah Lepas cakram dari tangan pada saat
ayunan lengan maksimal yakni cakram berada di depan muka si
pelempar.

1. Cakram lepas dari tangan dengan posisi telapak tangan menghadap ke tanah;
2. Cakram sudah terlepas dari tangan;

Memegang cakram pada saat mengayunkan sampai melempar
sehingga terlepas harus dengan pegangan yang kuat dan benar,
cara memegang cakram adalah

1. Cakram diawali dengan tangan kanan;
2. Tangan kanan diletakkan di atas cakram dengan posisi jari-jari
tangan terbuka selebar-selebarnya sehingga mampu memegang
pinggiran cakram dengan baik, diperkirakan kalau diayunkan
cakram tidak terlepas dari pegangan;

3. Ruas-ruas jari tangan siap memegang bagian pinggir cakram.

Setelah tahu cara melempar dan posisi akhir dari si pelempar harus
diikuti dengan beberapa gerakan yakni gerakan lengan dan badan.
Gerakan itu antara lain melakukan lompatan kecil ke depan yakni
kaki kanan mendarat dan kaki kiri sebagai penahan keseimbangan
badan yang baik dimana badan tidak sampai keluar dari tempat
melempar cakram.


CARA MENGUKUR HASIL LEMPARAN LEMPAR CAKRAM

Sebelum melakukan pengukuran terhadap hasil lemparan lempar
cakram ada beberapa bagian penting yang harus dipahami oleh
anak-anak yakni, si pelempar tidak boleh keluar dari tempat dimana
ia diberikan kesempatan untuk melempar. Kedua, hasil lemparan
tidak keluar dari garis tepi kanan dan tepi kiri atau garis pembatas
pinggir dari lapangan lempar cakram.

Apabila sudah melakukan dengan cara melempar yang benar, tidak
keluar dari tempat lemparan dan tidak keluar dari area melempar
pengukuran dapat dilakukan dari tempat dimana cakram jatuh
pertama kali di tanah kemudian ditarik ke garis terdepan bagian
pinggir dari lapangan lempar cakram maka akan diperoleh berapa
meter hasil lemparan tersebut.

Setiap diberi kesempatan sampai tiga kali untuk melakukan
lemparan cakram, lemparan terjauh dapat diukur artinya itulah
lemparan terbaik yang dapat dilakukan oleh anak-anak.