Jumat, 12 Maret 2010

ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA

follow my twitter : https://twitter.com/SepriPutraA
 
ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA

A.PENDAHULUAN

Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan tuhan yang paling berhasil dalam persaingan hidup di bumi ini, meski banyak keterbatasan fisik,seperti ukuran, kekuatan, kecepatan, dan panca inderanya, bila dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya. Keberhasilan itu disebabkan oleh manusia memiliki kemampuan otak yang lebih baik daripada makhluk lainnya, yang memungkinkan lebih mudah untuk beradabtasi dengan lingkungannya.


B.HAKEKAT MANUSIA DAN SIFAT KEINGINTAHUANNYA

Manusia dengan kemampuan berpikir dan bernalar, dengan akal serta nuraninya memungkinkan utnuk selaluberbuat yang lebih baik dan bijaksana untuk dirinya maupun lingkungannya.

1. Kelebihan Manusia dari Penghuni Bumi Lainnya.
Manusia sebagai makhlukyang memiliki kelebihan dibandingkan dengan penghuni bumi lainnya. Beberapa kelebihan manusia dari pada makhluk lainnya antara lain :
a) Manusia sebagai makhluk berpikir dan bijaksana ( Homo sapiens ) yang dicerminkan dalam tindakan dan perilakunya terhadap lingkungannya.
b) Manusia sebagai pembuat alat karena sadar akan keterbatasan inderanya.
c) Manusia dapat berbicara ( Homo Langues ) baik secara lisan maupun tulisan.
d) Manusia dapat hidup bermasyarakat ( Homo sosius ) dan berbudaya ( Homo Humanis ).
e) Manusia dapat mengadakan usaha ( Homo Economicus )
f) Manusia mempunyai kepercayaan dan beragama ( Homo religious )


2. Rasa Ingin Tahu dan Terbentuknnya Ilmu Pengetahuan Alam





Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) bermula dari rasa ingin tahu, yang merupakan suatu ciri khas manusia. Manusia mempunyai rasa ingin tahu tentang benda-benda di sekelilingnya, alam sekitarnya, angkasa luar, bahkan tentang dirinya sendiri.
Rasa ingin tahu seperti itu tidak dimiliki oleh makhluk lain. Jelas kiranya bahwa rasa ingin tahu itu tidak dimiliki oleh benda-benda tak hidup seperti batu, tanah, api, angina, dan sebagainya. Air dan udara memang bergerak dari satu tempat ke tempat lain, namun gerakannya itu bukan atas kehendaknya tetapi sekedar akibat dari pengaruh alamiah yang bersifat kekal.
Bagaimana dengan makhluk-makhluk hidup seperti tumbuh-tumbuhan dan binatang? Sebatang pohon misalnya, menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan atau gerakan, namun gerakan itu terbatas pada mempertahankan kelestarian hidupnya yang bersifat tetap. Misalnya, daun-daun yang selalu cenderung untuk mencari sinar matahari atau akar-akar yang selalu cenderung untuk mencari air yang kaya mineral untuk kebutuhan hidupnya. Kecenderungan semacam ini nampak berlangsung sepanjang zaman.
Bagaimana dengan binatang yang menunjukkan adanya kehendak berpindah (eksplorasi) dari satu tempat ke tempat yang lain? Misalnya ikan, burung, harimau atau binatang yang sangat dekat dengan manusia yaitu monyet? Tentunya burung-burung bergerak dari satu tempat didorong oleh suatu keinginan, antara lain rasa ingin tahu. Ingin tahu apakah di sana ada cukup makanan untuk disantap sendiri atau bersama yang lain. Ingin tahu apakah disuatu tempat cukup aman untuk membuat sarang. Setelah mengadakan eksplorasi tentu mereka menjadi tahu. Itulah “pengetahuan” dari burung tadi. Burung juga memiliki “pengetahuan” bagaimana caranya membuat sarang di atas pohon. Burung manyar atau burung tempua begitu pandai menganyam sarangnya yang begitu indah bergelantungan pada daun kelapa, namun pengetahuannya itu ternyata tidak berubah-ubah dari zaman ke zaman.
Bagaimana dengan monyet yang begitu pandai? Bila kita perhatikan baik-baik kehidupan monyet-monyet tersebut, ternyata kehendak mereka ingin mengeksplorasi alam sekitar itu didorong oleh rasa ingin tahu yang tetap sepanjang zaman atau yang oleh Isaac Asimov (1972) disebut sebagai “Idle Curiousity” atau “Instinct” Instink itu berpusat pada satu hal saja yaitu untuk mempertahankan kelestarian hidupnya. Untuk itu mereka perlu makan, melindungi diri dan berkembang biak.
Bagaimana dengan manusia? Manusia juga memiliki instink seperti yang dimiliki oleh hewan dan tumbuh-tumbuhan. Namun, manusia memiliki kelebihan, yaitu “kemampuan berpikir” dengan kata lain “curiousity-nya” tidak “idle” tidak tetap seperti itu sepanjang zaman. Manusia memiliki rasa ingin tahu yang berkembang atau dengan kata lain, manusia mempunyai kemampuan berpikir. Ia bertanya terus setelah tahu tentang “apa”-nya, mereka juga ingin tahu “bagaimana” dan “mengapa” begitu. Manusia mampu menggunakan pengetahuannya yang terdahulu untuk dikombinasikan dengan pengetahuannya yang baru, menjadi pengetahuannya yang lebih baru. Hal demikian itu berlangsung berabad-abad lamanya, sehingga terjadi suatu akumulasi pengetahuan. Sebagai ilustrasi, kita bayangkan saja manusia purba zaman dulu yang hidup di gua-gua atau di atas pohon. Namun karena kemampuannya berpikir tidak semata-mata didorong oleh sekedar kelestarian hidupnya tetapi juga untuk membuat hidupnya lebih menyenangkan, maka mereka mampu membuat rumah di atas tiang-tiang kayu yang kokoh dan bahkan sekarang manusia mampu membuat istana atau gedung-gedung pencakar langit. Bandingkan dengan burung tempua dengan sarangnya yang indah yang nampak tak mengalami perubahan sepanjang masa. Demikianlah juga dengan harimau yang hidup dalam gua-gua atau monyet yang membuat sarang di atas pohon tidak mengalami perubahan sepanjang zaman.
Rasa ingin tahu yang terus berkembang dan seolah-olah tanpa batas itu menimbulkan perbendaharaan pengetahuan pada manusia itu sendiri. Hal ini tidak saja meliputi kebutuhan-kebutuhan praktis untuk hidupnya sehari-hari seperti bercocok tanam atau membuat panah atau lembing yang lebih efektif untuk berburu, tetapi pengetahuan manusia juga berkembang sampai kepada hal-hal yang menyangkut keindahan.
Dengan selalu berlangsungnya perkembangan pengetahuan itu, tampak lebih nyata bahwa manusia berbeda dengan hewan. Manusia merupakan makhluk hidup yang berakal serta mempunyai derajat yang tinggi bila dibandingkan dengan hewan atau makhluk lainnya.
Manusia mempunyai rasa ingin tahu ( curiousty ) yang tinggi dan selalu berkembang. Meskipun makhluk lainnya juga memiliki rasa ingin tahu tetapi itu hanya sebatas digunakan untuk memenuhi kebutuhan makanan saja. Perkembangan rasa ingin tahu pada manusia dimulai dengan timbulnnya pertanyaan dari sesuatu yang dilihat dan diamatinya.
Adanya kemampuan berpikir pada manusia menyebabkan terus berkembangnya rasa ingin tahu manusia terhadap alam semesta ini . jawaban tehadap berbagai banya pertanyaan manusia terhadap peristiwa dan gejala yang terjadi di alam semesta ini akhirnya menjadi ilmu pengetahuan.

3. Sifat Keingintahuan Manusia
Manusia dengan rasa ingin tahunya yang besar ,selalu berusaha mencari keterangan tentang fenomena alam yang teramati . Untuk menjawab semua rasa ingin tahu manusia sering mereka – reka jawaban mereka sendiri . Pengetahuan seperti inilah yang disebut pseudo science. Ilmu pengetahuan juga berkembang sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara berpikir dan alat bantu yang ada pada saat itu .
Cara memperoleh sains semu ( pseudo sains ), antara lain :
1. Motos
2. Wahyu
3. Otoritas dan tradisi
4. Prasangka
5. Intuisi
6. Penemuan kebetulan
7. Cara – coba – ralat

Pada zaman Yunani ( 600 – 200 SM ) terjadi pola piker yang lebih maju dari pola piki motos ,dimana terjadi penggabungan antara pengamatan, pengalaman dan akal sehat, logika atau rasional .Aliran ini disebut rasionalisme.
Lebih lanjut lagi dikenal dengan metode deduksi yaitu penarikan suatu kesimpulan didasarkan pada suatu yang bersifat umum ( Premis mayor ) menuju ke yang khusus ( Premis Minor )
Dasa metode ilmiah sekarang adalah metode induksi ,yang intinya adalah nahwa pengambilan keputusan dan kesimpilan dilakukan berdasarkan data pengaamatan atau eksperimen.

C. PERKEMBANGAN MANUSIA DAN TUBUH MANUSIA
Fisik manusia mengalami proses pertumbuhan sedikit demi sedikit. Tubuh manusia mulai berkembang sejak dari rahim ibunya sampai manusia tersebut dilahirkan dan terus berkembang sampai masa dewasa. Perkembangan fisik tubuh manusia ini dapat mengarah ke bentuk tubuh pria dan wanita, tergantung pada tipe kromosom sel tubuhnya. Perubahan Morfologis wanita pada masa fubertas berbeda dengan laki –laki ,seperti pinggul membesar,pinggang meramping ,terbentuknnya payudara serta datnagnya siklus haid.Perbedaan bentuk dan genital itu dapat dimaklumi ,ini diciptakan karena masing-masing mempunyai peran biologis yang berbeda.

Manusia sebagai makhluk memiliki ciri-ciri :
1. Memiliki organ tubuh yang kompleks dan sangat khusus terutama otaknya.
2. Mengadakan pertukaran zat, yakni adanya zat yang masuk dan keluar.
3. Memberikan tanggapan terhadap rangsangan.
4. Memiliki potensi berkembang biak
5. Tumbuh dan bergerak.
6. Berinterkasi dengan lingkungan
7. Mati

Tegaknya jalan manusia, dengan kepalanya tertonggok di atas badannya dengan baik, maka perkembangan otaknya baik. Tempurung kepala manusia relatif lebih besar dibandingkan dengan binatang menyusui lainnya yang jalannya masih horizontal. Manusia memiliki sistem syaraf sentral yang berpusat di otaknya, di samping sistem syaraf periferi yang ada di seluruh tubuh. Selain secara biologis keadaan otak manusia demikian, otak perlu selalu memperoleh latihan berpikir terus menerus , sehingga memiliki ketajaman.
Dalam kondisi otak demikianlah, manusia memiliki sifat ingin tahu. Dalam benaknya manusia selalu bertanya karena keingintahunan : apa sesungguhnya (know why). Seseorang merasa kurang puas, bila apa yang ingin diketahui tidak terjawab. Sebagai contoh adalah perkembangan rasa ingin tahu anak-anak terhadap suatu benda, maka pertanyaan yang diajukan oleh anak pada usia dua tahun adalah “apa” nama benda tersebut, misalnya benda tersebut adalah pensil. Pertanyaan selanjutnya yang akan muncul pada usia menjelang masuk TK adalah “bagaimana” menggunakannya. Setelah usianya lebih dewasa lagi maka mungkin akan muncul pertanyaan lain yaitu “mengapa” pensil dapat digunakan untuk menulis. Dengan mendapatkan jawaban yang sesuai dengan usia saat pertanyaan itu diajukan, maka anak tersebut akan mendapatkan pengetahuan baru dan sekaligus hasrat ingintahunya terjawab.
Pada anak remaja rasa ingin tahu membuatnya gelisah dan berusaha keras dan akhirnya ia dapat tahu, sedangkan di kalangan ilmuwan keingintahuannya mendorongnya terus, sehingga teka-teki yang ada dalam otaknya dapat terjawab.

D. PERKEMBANGAN SIFAT DAN PIKIRAN MANUSIA

Bila dibandingkan dengan hewan, maka tubuh manusia lemah, sedangkan rohaninya, yaitu akal budi dan kemauannya sangat kuat. Manusia tidak dapat terbang seperti burung, tidak dapat berenang secepat buaya, tidak mampu mengangkat benda berat seperti gajah, dan sebagainya, tetapi dengan akal budinya dan kemauannya, manusia dapat menjadi makhluk yang lebih dari makhluk lain. Kelebihan manusia itu karena memiliki akal budi dan kemauan yang keras sehingga dapat mengendalikan jasmaninya.
Manusia sebagai makhluk berpikir dibekali hasrat ingin tahu tentang benda dan peristiwa yang terjadi di sekitarnya termasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri. Rasa ingin tahu inilah mendorong manusia untuk memahami dan menjelaskan gejala-gejala alam, baik alam besar (makrokosmos) mapun alam kecil (mikrokosmos), serta berusaha memecahkan masalah yang dihadapi. Dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk memahami dan memecahkan masalah yang dihadapi, menyebabkan manusia dapat mengumpulkan pengetahuan.
Rasa ingin tahu yang terdapat pada manusia ini menyebabkan pengetahuan mereka menjadi berkembang. Setiap hari mereka berhubungan dan mengamati benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang terjadi dialam sekitarnya. Pengamatan-pengamatan yang ditangkap melalui panca indera-nya merupakan objek rasa ingin tahunya. Manusia tidak akan merasa puas jika belum memperoleh jawaban mengenai hal-hal yang diamatinya. Mereka berusaha mencari jawabannya dan untuk itu mereka harus berpikir. Rasa ingin tahunya terus berlanjut. Bukan hanya “apa”-nya saja yang ingin diketahui jawabannya, tetapi juga jawaban dari “bagaimana” dan kemudian berlanjut “mengapa” tentang hal-hal yang bersangkutan dengan benda-benda dan peristiwa-peristiwa yang diamatinya.























E. SEJARAH PENGETAHUAN YANG DIPEROLEH MANUSIA
Ilmu pengetahuan juga berkembang sesuai dengan zamannya dan sejalan dengan cara berpikir dan alat bantu yang ada pada saat itu. Sebagai contoh adalah pada zaman Babilonia dan Yunani, karena keterbatasan alat indera manusia (sebagai alat bantu utama) maka landasan ilmu pengetahuan zaman ini sebagian berasal dari pengamatan maupun pengalaman namun sebagian lainnya berupa dugaan, imajinasi, kepercayaan aataupun “mitos.” Sebagai contoh adalah tentang pertanyaan hujan yang sering dijawab sebagaibocornya atap langit. Pengetahuan semacam ini disebut sebagai “pseudo science” yaitu mirip sains tapi bukan sains (pengetahuan semu).
Suatu pola pikir yang lebih maju dari mitos adalah penggabungan antara pengamatan, pengalaman dan akal sehat, logika atau rasional. Oleh karena itu berkembanglah faham “rasionalisme,” yaitu pertanyaan akan dijawab dengan logika atau hal-hal yang masuk akal. Lebih lanjut dikenal dengan “metode deduksi” yaitu penarikan suatu kesimpulan didasarkan pada sesuatu yang bersifat umum menuju kepada yang khusus. Sedangkan “metode induksi” merupakan dasar dari perkembangan metode ilmiah sekarang yang intinya adalah bahwa pengambilan kesimpulan dilakukan berdasarkan data pengamatan atau eksperimentasi yang diperoleh. Untuk melakukan eksperimen maka manusia perlu menciptakan alat Bantu atau instrumentasi pengamatan. Peralatan instrumentasi yang tercipta akan berkembang menjadi lebih sempurna dan bahkan dimungkinkan pengembangannya menjadi peralatan produksi atau industri. Metode ini kemungkinan dapat dipengaruhi oleh alat pendukung pengamatan yang digunakan. Semakin canggih alat yang digunakan maka akurasi datanya semakin tinggi dan memungkinkan penarikan kesimpulannya juga akan lebih tajam.
Berlandaskan pada pengetahuan tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya, manusia kemudian berusaha untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan pemenuhan kebutuhan hidupnya. Berdasarkan hal itulah mulailah dikembangkan pengetahuan praktis yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kehidupan sosialnya. Pengetahuan ini selanjutnya disebut sebagai teknologi yang merupakan penerapan IPA dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan teknologi, produksi dan industri secara tidak langsung akan diikuti dengan perubahan pola hidup manusia. Perubahan ini juga semakin mendorong rasa ingin tahu manusia ke arah yang lebih kompleks. Dengan demikian manusia akan terus berusaha mengetahui segala rahasia alam semesta yang belum terungkap.

RANGKUMAN
Ilmu pengetahuan bermula dari rasa ingin tahu. Hewan juga mempunyai “rasa ingin tahu” akan tetapi tidak berkembang atau disebut “idle curiousity” atau “instinct.” Segala aktivitasnya didorong oleh instink itu dengan tujuan untuk melestarikan hidupnya. Untuk itulah mereka mencari makan, melindungi diri dan berkembang biak.
Manusia mempunyai rasa ingin tahu yang berkembang. Akumulasi dari segala yang mereka dapat dari usahanya mendapatkan jawaban dari keingintahuannya itu merupakan “pengetahuan”-nya. Pengetahuan manusia selalu berkembang. Ia selalu tidak puas dengan fakta tetapi ingin tahu juga tentang “apa,” “bagaimana” dan “mengapa” demikian.
Berlandaskan pada pengetahuan tentang beberapa rahasia alam yang diperolehnya, manusia kemudian berusaha untuk menguasai dan memanfaatkan pengetahuannya untuk memperbaiki kualitas dan pemenuhan kebutuhan hidupnya.

KENAKALAN REMAJA

follow my twitter : https://twitter.com/SepriPutraA

BAB I
PENDAHULUAN

Masa kanak-kanak, remaja, dewasa dan kemudian menjadi orangtua, tidak lebih hanyalah merupakan suatu proses wajar dalam hidup yang berkesinambungan dari tahap-tahap pertumbuhan yang harus dilalui oleh seorang manusia. Setiap masa pertumbuhan memiliki ciri-ciri tersendiri. Masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan. Demikian pula dengan masa remaja. Masa remaja sering dianggap sebagai masa yang paling rawan dalam proses kehidupan ini. Masa remaja sering menimbulkan kekuwatiran bagi orangtua.

Masa remaja sering menjadi pembahasan dalam banyak seminar. Padahal bagi si remaja sendiri, masa ini adalah masa paling menyenangkan dalam hidupnya. Oleh karena itu, para orangtua hendaknya berkenan menerima remaja sebagaimana adanya. Jangan terlalu membesar-besarkan perbedaan. Orangtua para remaja hendaknya justru menjadi pemberi teladan di depan, di tengah membangkitkan semangat, dan di belakang mengawasi segala tindak tanduk si remaja.
Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia antara 13-18 tahun. Seorang remaja sudah tidak lagi dapat dikatakan sebagai kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Mereka sedang mencari pola hidup yang paling sesuai baginya dan inipun sering dilakukan melalui metode coba-coba walaupun melalui banyak kesalahan.
Kesalahan yang dilakukan sering menimbulkan kekuatiran serta perasaan yang tidak menyenangkan bagi lingkungan dan orangtuanya. Kesalahan yang diperbuat para remaja hanya akan menyenangkan teman sebayanya. Hal ini karenamereka semua memang sama-sama masih dalam masa mencari identitas. Kesalahan-kesalahan yang menimbulkan kekesalan lingkungan inilah yang sering disebut sebagai kenakalan remaja.




BAB II
PEMBAHASAN KENAKALAN REMAJA

Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian yang khusus sejak dibentuknya suatu peradilan untuk anak-anak nakal atau jouvenille court pada tahun 1899 di Cook Country, Illinois, Amerika Serikat. Pada waktu itu, peradilan tersebut berfungsi sebagai pengganti orangtua si anak yang memutuskan perkara untuk kepentingan si anak dan masyarakat.
Dalam pandangan umum, kenakalan anak dibawah umur 13 tahun masih dianggap wajar, sedangkan kenakalan anak diatas usia 18 tahun dianggap merupakan suatu bentuk kejahatan.

Kenakalan remaja dapat ditimbulkan oleh beberapa hal, sebagian diantaranya adalah :

1. Pengaruh Kawan Sepermainan
Di kalangan remaja, memiliki banyak kawan adalah merupakan satu bentuk prestasi tersendiri. Makin banyak kawan, makin tinggi nilai mereka di mata teman-temannya. Apalagi mereka dapat memiliki teman dari kalangan terbatas. Misalnya, anak orang yang paling kaya di kota itu, anak pejabat pemerintah setempat bahkan mungkin pusat atau pun anak orang terpandang lainnya.
Di jaman sekarang, pengaruh kawan bermain ini bukan hanya membanggakan si remaja saja tetapi bahkan juga pada orangtuanya. Orangtua juga senang dan bangga kalau anaknya mempunyai teman bergaul dari kalangan tertentu tersebut. Padahal, kebanggaan ini adalah semu sifatnya. Malah kalau tidak dapat dikendalikan, pergaulan itu akan menimbulkan kekecewaan nantinya. Sebab kawan dari kalangan tertentu pasti juga mempunyai gaya hidup yang tertentu pula. Apabila si anak akan berusaha mengikuti tetapi tidak mempunyai modal ataupun orangtua tidak mampu memenuhinya maka anak akan menjadi frustrasi. Apabila timbul frustrasi, maka remaja kemudian akan melarikan rasa kekecewaannya itu pada narkotik, obat terlarang, dan lain sebagainya.
Untuk menghindari masalah yang akan timbul akibat pergaulan, selain mengarahkan untuk mempunyai teman bergaul yang sesuai, orangtua hendaknya juga memberikan kesibukan dan mempercayakan sebagian tanggung jawab rumah tangga kepada si remaja.
Pemberian tanggung jawab ini hendaknya tidak dengan pemaksaan maupun mengada-ada. Berilah pengertian yang jelas dahulu, sekaligus berilah teladan pula. Sebab dengan memberikan tanggung jawab dalam rumah akan dapat mengurangi waktu anak ‘kluyuran’ tidak karuan dan sekaligus dapat melatih anak mengetahui tugas dan kewajiban serta tanggung jawab dalam rumah tangga. Mereka dilatih untuk disiplin serta mampu memecahkan masalah sehari-hari. Mereka dididik untuk mandiri. Selain itu, berilah pengarahan kepada mereka tentang batasan teman yang baik.

2. Pendidikan
Memberikan pendidikan yang sesuai adalah merupakan salah satu tugas orangtua kepada anak. Ketika anak telah berusia 17 tahun atau 18 tahun yang merupakan akhir masa remaja, anak mulai akan memilih perguruan tinggi. Orangtua hendaknya membantu memberikan pengarahan agar masa depan si anak berbahagia.
Arahkanlah agar anak memilih jurusan sesuai dengan kesenangan dan bakat anak, bukan semata-mata karena kesenangan orang tua. Masih sering terjadi dalam masyarakat, orangtua yang memaksakan kehendaknya agar di masa depan anaknya memilih profesi tertentu yang sesuai dengan keinginan orangtua.
Pemaksaan ini tidak jarang justru akan berakhir dengan kekecewaan. Sebab, meski memang ada sebagian anak yang berhasil mengikuti kehendak orangtuanya tersebut, tetapi tidak sedikit pula yang kurang berhasil dan kemudian menjadi kecewa, frustasi dan akhirnya tidak ingin bersekolah sama sekali. Mereka malah pergi bersama dengan kawan-kawannya, bersenang-senang tanpa mengenal waktu bahkan mungkin kemudian menjadi salah satu pengguna obat-obat terlarang.



3. Penggunaan Waktu Luang
Kegiatan di masa remaja sering hanya berkisar pada kegiatan sekolah dan seputar usaha menyelesaikan urusan di rumah, selain itu mereka bebas, tidak ada kegiatan. Apabila waktu luang tanpa kegiatan ini terlalu banyak, pada si remaja akan timbul gagasan untuk mengisi waktu luangnya dengan berbagai bentuk kegiatan. Apabila si remaja melakukan kegiatan yang positif, hal ini tidak akan menimbulkan masalah. Namun, jika ia melakukan kegiatan yang negatif maka lingkungan dapat terganggu. Seringkali perbuatan negatif ini hanya terdorong rasa iseng saja.
Tindakan iseng ini selain untuk mengisi waktu juga tidak jarang dipergunakan para remaja untuk menarik perhatian lingkungannya. Perhatian yang diharapkan dapat berasal dari orangtuanya maupun kawan sepermainannya. Celakanya, kawan sebaya sering menganggap iseng berbahaya adalah salah satu bentuk pamer sifat jagoan yang sangat membanggakan. Misalnya, ngebut tanpa lampu dimalam hari, mencuri, merusak, minum minuman keras, obat bius, dan sebagainya.
Munculnya kegiatan iseng tersebut selain atas inisiatif si remaja sendiri, sering pula karena dorongan teman sepergaulan yang kurang sesuai. Sebab dalam masyarakat, pada umunya apabila seseorang tidak mengikuti gaya hidup anggota kelompoknya maka ia akan dijauhi oleh lingkungannya. Tindakan pengasingan ini jelas tidak mengenakkan hati si remaja, akhirnya mereka terpaksa mengikuti tindakan kawan-kawannya. Akhirnya ia terjerumus. Tersesat.
Oleh karena itu, orangtua hendaknya memberikan pengarahan yang berdasarkan cinta kasih bahwa sikap iseng negatif seperti itu akan merugikan dirinya sendiri, orangtua, maupun lingkungannya. Dalam memberikan pengarahan, orangtua hendaknya hanya membatasi keisengan mereka. Jangan terlalu ikut campur dengan urusan remaja. Ada kemungkinan, keisengan remaja adalah semacam ‘refreshing’ atas kejenuhannya dengan urusan tugas-tugas sekolah. Dan apabila anak senang berkelahi, orangtua dapat memberikan penyaluran dengan mengikutkannya pada satu kelompok olahraga beladiri.



4. Uang Saku
Orangtua hendaknya memberikan teladan untuk menanamkan pengertian bahwa uang hanya dapat diperoleh dengan kerja dan keringat. Remaja hendaknya dididik agar dapat menghargai nilai uang. Mereka dilatih agar mempunyai sifat tidak suka memboroskan uang tetapi juga tidak terlalu kikir. Ajarkan pula anak untuk mempunyai kebiasaan menabung sebagian dari uang sakunya. Menabung bukanlah pengembangan watak kikir, melainkan sebagai bentuk menghargai uang yang didapat dengan kerja dan semangat.

5. Perilaku Seksual
Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada tingkat yang menguatirkan. Para remaja dengan bebas dapat bergaul antar jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya. Mereka sudah mengenal istilah pacaran sejak awal masa remaja. Pacar, bagi mereka, merupakan salah satu bentuk gengsi yang membanggakan. Akibatnya, di kalangan remaja kemudian terjadi persaingan untuk mendapatkan pacar.
Pengertian pacaran dalam era globalisasi informasi ini sudah sangat berbeda dengan pengertian pacaran 15 tahun yang lalu. Akibatnya, di jaman ini banyak remaja yang putus sekolah karena hamil. Oleh karena itu, dalam masa pacaran, anak hendaknya diberi pengarahan tentang idealisme dan kenyataan. Anak hendaknya ditumbuhkan kesadaran bahwa kenyataan sering tidak seperti harapan kita, sebaliknya harapan tidak selalu menjadi kenyataan. Demikian pula dengan pacaran. Keindahan dan kehangatan masa pacaran sesungguhnya tidak akan terus berlangsung selamanya.
Dalam memberikan pengarahan dan pengawasan terhadap remaja yang sedang jatuh cinta, orangtua hendaknya bersikap seimbang, seimbang antar pengawasan dengan kebebasan. Semakin muda usia anak, semakin ketat pengawasan yang diberikan tetapi anak harus banyak diberi pengertian agar mereka tidak ketakutan dengan orangtua yang dapat menyebabkan mereka berpacaran dengan sembunyi-sembunyi. Apabila usia makin meningkat, orangtua dapat memberi lebih banyak kebebasan kepada anak. Namun, tetap harus dijaga agar mereka tidak salah jalan. Menyesali kesalahan yang telah dilakukan sesungguhnya kurang bermanfaat.
Penyelesaian masalah dalam pacaran membutuhkan kerja sama orangtua dengan anak. Misalnya, ketika orangtua tidak setuju dengan pacar pilihan si anak. Ketidaksetujuan ini hendaknya diutarakan dengan bijaksana. Jangan hanya dengan kekerasan dan kekuasaan. Berilah pengertian sebaik-baiknya. Bila tidak berhasil, gunakanlah pihak ketiga untuk menengahinya. Hal yang paling penting di sini adalah adanya komunikasi dua arah antara orangtua dan anak. Orangtua hendaknya menjadi sahabat anak. Orangtua hendaknya selalu menjalin dan menjaga komunikasi dua arah dengan sebaik-baiknya sehingga anak tidak merasa takut menyampaikan masalahnya kepada orangtua.




















BAB III
MENGATASI KENAKALAN REMAJA

1. Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa dicegah atau diatasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya dengan baik juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya gagal pada tahap ini.
Melalui olahraga para remaja akan memiliki banyak figure yang bisa dia jadikan contoh bagi para remaja . Dan tentu jelas figure itu adalah orang orang yang berkecimpung dalam dunia olahraga yang telah memiliki prestasi yang tentu akan dicontoh oleh para remaja. Dengan begitu dia akan bisa meniru semua hal yang ia idolakan menjadi seseorag yang berprestasi.

2. Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk melakukan point pertama.

3. Kemauan orangtua untuk membenahi kondisi keluarga sehingga tercipta keluarga yang harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja.

4. Remaja pandai memilih teman dan lingkungan yang baik serta orangtua memberi arahan dengan siapa dan di komunitas mana remaja harus bergaul.Dengan olahraga,para remaja akan tentu memiliki lingkungan dan teman yang memiliki daya pikir sebagai olahragawan juga,yang bakal tentu memiliki kegitan yang bermanfaat

5. Remaja membentuk ketahanan diri agar tidak mudah terpengaruh jika ternyata teman sebaya atau komunitas yang ada tidak sesuai dengan harapan.






BAB IV
PENUTUP

Inti pendidikan ini terdiri dari dua hal yaitu :
1. MALU BERBUAT JAHAT
Benteng penjaga pertama agar remaja tidak salah langkah dalam hidup ini adalah menumbuhkan hiri atau rasa malu melakukan perbuatan yang tidak benar atau jahat.
Dalam memberikan pendidikan, orangtua hendaknya dengan tegas dapat menunjukkan kepada anak perbedaan dan akibat dari perbuatan baik dan tidak baik atau perbuatan benar dan tidak benar. Kejelasan orangtua menerangkan hal ini akan dapat menghilangkan keraguan anak dalam mengambil keputusan. Keputusan untuk memilih kebaikan dan meninggalkan kejahatan. Penjelasan akan hal ini sebaiknya diberikan sejak dini. Semakin awal semakin baik

2. TAKUT AKIBAT PERBUATAN JAHAT
Apabila anak bertambah besar, orangtua selain menunjukkan bahwa suatu perbuatan tertentu tidak pantas, memalukan untuk dilakukan oleh anaknya, maka orangtua dapat meningkatkannya dengan memberikan uraian tentang akibat perbuatan buruk yang dilakukan anaknya. Akibat buruk terutama adalah yang diterima oleh si anak sendiri, kemudian terangkan pula dampak negatif yang akan diterima pula oleh orangtua, keluarganya serta lingkungannya.
Orangtua dapat memberikan perumpamaan bahwa bila diri sendiri tidak ingin dicubit, maka janganlah mencubit orang lain. Artinya, apabila kita tidak senang terhadap suatu perbuatan tertentu, sebenarnya hampir semua orang pun bahkan semua mahluk cenderung tidak suka pula dengan hal itu. Rata-rata semua mahluk, dalam hal ini, manusia memiliki perasaan serupa. Penjelasan seperti ini akan membangkitkan kesadaran anak bahwa perbuatan buruk yang tidak ingin dialaminya akan menimbulkan perasaan yang sama bagi orang lain.

Selasa, 09 Maret 2010

Istilah – Istilah dalam Olahraga Tenis



follow my twitter : https://twitter.com/SepriPutraA
 
A

Ace – Servis yang dilakukan pemain dimana bola masuk dan tidak dapat dijangkau oleh pemain lawan.

Ad court – Bagian sisi kiri dari lapangan tenis terhadap masing-masing pemain.

Advantage – Poin ketika seseorang telah mendapatkannya setelah deuce dan butuh satu poin lagi untuk memenangkan sebuah game.

All-court – Tipe permainan yang menggabungkan seluruh tipe yang ada di tenis termasuk serve and volley, dan baseline.

Alley – Daerah pada lapangan tenis diantara garis single dan double.


Approach shot – Pukulan yang digunakan sebagai set up sebelum pemain maju ke depan net, umumnya menggunakan pukulan slice atau topspin yang lebih cepat dari pukulan dalam suatu reli.

ATP – Association of Tennis Professionals, Asosiasi tenis putra profesional.

ATP Champions Race – Sistem perhitungan peringkat pemain ATP berdasarkan poin yang dikumpulkan mulai pada awal tahun hingga akhir tahun. 8 pemain teratas pada akhir tahun akan bertarung pada ATP Tennis Masters Cup.

Australian formation – Formasi yang digunakan di permainan ganda dimana pemain yang berada di depan net berdiri di tengah net untuk menghadang bola return yang datang menyilang (cross court).

B

Backhand – Jenis pukulan tenis dimana punggung tangan yang memegang raket dihadapkan ke depan dan pemain memukul bola menggunakan bagian belakang dari raket.

Backspin – (dikenal juga sebagai slice atau underspin), pukulan yang memberikan efek putaran ke belakang setelah bola dipukul.

Backswing – Bagian dalam fase pukulan tenis dimana raket diayunkan ke belakang dalam rangka persiapan untuk memukul bola dengan ayunan ke depan.

Bagel – kemenangan atau kekalahan set dengan skor 6-0.

Ball Person – Seseorang (laki-laki atau perempuan) yang bertugas untuk memungut bola pada pertandingan tenis.

Baseline – daerah di luar garis akhir dari zona permainan di dalam lapangan tenis.


Baseliner – Tipe permainan yang sering bermain di daerah baseline dan sangat mengandalkan kualitas pukulan groundstroke-nya.

Big serve – Servis yang kencang dan bertenaga, umumnya memberikan keuntungan bagi pemain yang melakukannya.

Block – Sebuah pukulan bertahan yang menggunakan sedikit ayunan, umumnya ketika melakukan pengembalian servis (return).

Breadstick – Kemenangan atau kekalahan pada set dengan skor 6-1

Break – Memenangkan game dalam posisi menerima servis, maka disebut serve break.

Break back – Memenangkan game dalam posisi menerima servis setelah sebelumnya kehilangan game dalam posisi memegang servis.

Break point – Satu poin tertinggal untuk dapat melakukan break (atau pada posisi skor 30-40); double break point/ two break points pada skor of 15-40; triple break point pada skor 0-40

Buggy Whip – Pukulan forehand yang memiliki ayunan dari bawah ke atas dan tidak melakukan followthrough seperti yang normal (ayunan melintasi badan) melainkan berakhir di sisi badan yang sama.


Bye – Fase dalam turnamen dimana pemain otomatis melaju ke babak berikutnya tanpa melawan pemain lain.



C

Call – Penilaian dari hakim garis yang mengatakan bahwa bola keluar daerah permainan.

Cannonball – Ungkapan lama yang menjelaskan sebuah pukulan servis yang flat dan keras.

Can Opener – Pukulan servis dari pemain yang mendarat di pertemuan antara garis batas permainan single dengan garis servis.

Carve – Jenis pukulan yang menggabungkan pukulan sidespin dan underspin.

Challenge – Peraturan baru dimana pemain dapat mengajukan peninjauan ulang terhadap bola yang dianggap keluar kepada wasit dengan menggunakan teknologi Hawk-Eye.

Challenger – Turnamen yang memiliki level di bawah turnamen ATP. Pemain yang berkompetisi disini akan mendapatkan poin untuk dapat bermain di turnamen kelas ATP.

Chip – memblok pukulan dengan underspin.

Chip and charge – Sebuah strategi yang menggunakan pukulan underspin dalam mengembalikan servis lawan kemudian diikuti oleh pergerakan ke depan net.

Chop – Pukulan dengan underspin yang ekstrim.

Clean the Line/Clip the Line – Pukulan dimana sebagian bagian dari bola jatuh di garis permainan.

Closed stance – Cara memukul bola dengan posisi badan yang paralel dengan garis baseline.

Code Violation – Peraturan di ATP dimana pemain melakukan pelanggaran dengan cara mengeluarkan suara-suara negatif/makian atau memukul bola dengan keras tidak dalam permainan. Pelanggaran pertama akan diberikan peringatan, kedua akan diberikan penalti pengurangan poin, ketiga diberikan pengurangan game dan keempat pertandingan di hentikan untuk kemenangan lawan.

Counterpuncher – Tipe permainan baseliner yang cenderung defensif.

Court – Lapangan yang memiliki ukuran tertentu untuk memainkan permainan tenis.

Crosscourt – Memukul bola menyilang ke arah area permainan lawan.

Cross-over – Pemain yang menyebrangi net ke daerah lawan. Dapat dilakukan dengan maksud baik atau bermusuhan. Seringkali dalam permainan tenis di lapangan tanah liat pemain melintasi net untuk melihat jejak jatuhnya bola bila ia merasa dirugikan oleh keputusan wasit.

Cyclops – Sebuah alat yang dipasang untuk mendeteksi apakah bola servis yang dipukulkan masuk atau keluar. Alat ini segera berbunyi apabila bola jatuh di luar garis servis.


D

Dead net (dead net cord) – Situasi dimana seorang pemain mendapatkan keuntungan dari pukulannya yang menyentuh ujung net kemudian bergulir ke daerah lawan.

Deep – Pukulan dimana bola jatuh di dekat garis baseline.

Deuce – Situasi pada poin 40-40 dan pemain harus merebut dua poin berturut-turut untuk memenangkan sebuah game.

Deuce court – Sisi kanan lapangan tenis menurut masing-masing pemain.

Dink – Pukulan yang lamban dan tidak bertenaga.

Dirtballer – Pemain spesialis tanah liat.

Double Bagel – 2 set menang dengan skor 6-0, 6-0: lihat Bagel

Double Fault – Dua kali melakukan kesalahan pada saat melakukan sevis.

Doubles – Permainan tenis yang dimainkan oleh 4 orang, masing-masing 2 orang tiap sisi lapangan.

Down the line – Memukul bola lurus ke arah daerah permainan lawan.

Drop shot – Pukulan yang dipukul dengan pelan dan jatuh di dekat net untuk memancing pemain berlari ke depan.

Drop volley – Pukulan drop shot yang dihasilkan dari voli.


F

Fault – Kesalahan pada pukulan servis dimana bola jatuh di luar daerah servis yang dituju.

First Service – Pukulan servis pertama dari dua kesempatan pukulan yang diberikan kepada pemain untuk memulai permainan.

Flat –Pukulan yang tidak atau sedikit sekali memiliki efek spin pada bola.

Follow through – Ayunan lanjutan dari fase pukulan tenis setelah bola dipukul.

Foot fault – Situasi dimana pemain pada saat melakukan servis melakukan pelanggaran dengan cara kakinya menginjak atau masuk ke daerah permainan sebelum bola servis dipukul.

Forced error – Situasi dimana lawan melancarkan pukulan yang susah dijangkau sehingga bola bergulir keluar.

Forehand – Pukulan tenis sebuah pukulan di mana telapak tangan yang memegang raket dihadapkan ke depan dan pemain memukul bola dengan ayunan yang datang dari belakang badan pemain serta bagian depan raket menghadap bola.

Game point – Situasi dimana pemain yang sedang memimpin perolehan angka hanya membutuhkan satu poin lagi untuk memenangkan gane.

Golden Set – Memenangkan set tanpa kehilangan poin

Golden Slam – Memenangi seluruh Grand Slam dan menjadi merebut emas pada Olimpiade.

Grand Slam – Turnamen tenis yang paling bergengsi di seluruh dunia: Australian Open, French Open, Wimbledon dan French Open.

Groundies – lihat Groundstroke

Groundstroke – Pukulan backhand atau forehand yang dilakukan setelah bola memantul.


H

Hacker – Istilah untuk pemain pemula atau menengah.

Hail Mary – Pukulan lob yang sangat tinggi terutama untuk bertahan.

Half volley – Pukulan volley yang dilakukan tepat setelah bola memantul.

Head – (racket) Bagian dari raket yang terdapat senar.

Hold – Memenangi game pada posisi servis.

I

I-formation – (in doubles) Formasi pada permainan ganda diman kedua pemain berdiri pada sisi yang sama sebelum memulai permainan/melakukan servis.

Inside-out – Berlari ke arah sisi yang berlawanan dan memukul bola menyilang.

Inside-in – Berlari ke arah sisi yang berlawanan dan memukul bola lurus.

Insurance Break – mendapatkan keuntungan/poin dari dua kali servis break.

ITF – the International Tennis Federation, Asosiasi yang mengatur pertenisan dunia.J

Jamming – Pukulan servis atau pengembalian yang mengarah ke badan lawan.

K

Kick serve – Tipe pukulan servis yang menghasilkan spin dan membuat efek pantul bola yang lebih tinggi dari biasanya.

L

Lawn tennis – lawn sendiri artinya lapangan rumput, Asal mula permainan tenis yang dimainkan di lapangan rumput.

Let (let service) – Situasi dimana pukulan servis masuk namun menyentuh net sehingga pemain harus mengulang servisnya kembali.

Let – Istilah yang digunakan apabila terdapat situasi dimana bola dari lapangan lain masuk ke dalam lapangan kita pada saat permainan berlangsung sehingga poin saat itu harus diulangi. Dapat pula terjadi apabila bola dari jatuh dari kantung pemain dan masuk ke lapangan.

Line judge – Seseorang yang ditugaskan untuk mengamati jatuhnya bola pada permaian tenis. Orang ini dapat memberikan penilaian apakah bola jatuh di dalam atau di luar permainan namun keputusannya tetap berada di bawah seorang wasit.

Lob – Pukulan dimana bola melambung jauh di atas net.

Love – skor 0 (nol). Dipercaya berasal dari bahasa Perancis “l’ouef” yang artinya harfiahnya telur atau nihil.

Love game – Game yang dimenangkan dengan telak tanpa membuat lawan mencetak skor.

Lucky Loser – Pemain kualifikasi yang beruntung masuk ke dalam babak utama karena pemain yang seharusnya masuk mengundurkan diri.

M

Mac-Cam – Kamera berkecepatan tinggi yang dipakai untuk merekam jatuhnya bola dan dapat diputar ulang untuk melihat masuk atau keluarnya bola terutama di ujung garis baseline dalam permainan tenis.

Match point – Situasi dimana pemain membutuhkan satu poin untuk memenangkan sebuah permainan tenis. Apabila pemain tersebut dalam posisi servis untuk memenangkan pertandingan, maka istilahnya “Serving for the match” dan bila dalam posisi pertandingan final untuk memenangkan turnamen maka istilahnya “Serving for Championship“

Mini-break – memenangkan poin pada posisi menerima servis saat tie break.

Mis-hit – Situasi saat raket tidak mengenai daerah sweet spot pada raket tenis.

Mixed Doubles – Permainan tenis ganda campuran (laki-laki, perempuan vs laki-laki, perempuan).

Moonball – pukulan setengah melambung yang dilakukan dengan topspin.N

Net – Jaring-jaring yang dipasang melintang di tengah lapangan tenis dan dikaitkan pada tiang di sisi lapangan.

Net point – Poin yang dimenangkan dengan cara maju ke depan net.

New balls – Satu set bola baru untuk menggantikan bola lama yang telah aus dalam sebuah permaian tenis; pemain yang memegang servis dengan bola baru diharapkan menunjukan bola tersebut atau memberi tanda kepada pemain lain.

No-Man’s Land – Daerah pada lapangan tenis yang terletak di antara garis servis dan baseline.


O

Open stance – Memukul bola dengan posisi badan paralel terhadap garis baseline dan menghadap lawan.

Out – Semua bola yang jatuh di luar daerah permainan.

Overhead – (atau: ’smash’) Situasi dimana pemain memukul bola di atas kepalanya; bila pukulannya keras maka disebut “smash“.

Overrule – Keputusan wasit untuk menganulir penilaian dari hakim garis.P

Passing shot – Pukulan yang dapat menembus pemain lawan pada saat dia berada di depan net, tetapi bukan melewati dengan cara lob.

Poaching – Gerakan memotong bola lawan yang menuju ke arah partner kita dalam permainan ganda.

Point – Periode saat permainan dimulai dengan servis yang masuk hingga akhir bola keluar.

Pusher – Pemain yang tidak berinisiatif untuk melakukan winner dan hanya mengembalikan bola saja.

Putaway – Pukulan untuk mengakhiri suatu poin dari situasi yang menguntungkan.Q

Qualies – Babak kualifikasi dimana pemain bertanding untuk memperebutkan tempat ke babak utama.

R

Racquet –Tongkat pemukul bola dengan gagang yang panjang dan memiliki rangka kepala yang bundar/melengkung serta dilengkapi oleh senar ditengahnya.

Rally –Situasi pada saat permainan berlangsung dan masing-masing pemain bertukar pukulan yang diakhiri oleh keluarnya bola dari daerah permainan karena kesalahan seorang pemain atau masuknya bola pada daerah permainan lawan tanpa bisa dijangkau oleh pemain tersebut.

Receiver – Pemain yang menerima pukulan servis.

Referee – Seseorang yang bertanggung jawab untuk menjadi wasit dalam pertandingan.

Retriever – Pemain baseliner dengan gaya permainan bertahan.

Round of 16 – Babak perdelapan final sebelum memasuki perempat final dimana tersisa 16 pemain yang berkompetisi.

Round Robin – Sistem turnamen dimana pemain tereliminasi setelah dua kali menelan kekalahan.

S
Second Service – Kesempatan kedua dan terakhir bagi pemain untuk melakukan servis.

Serve – (atau ‘service‘) Pukulan untuk memulai permainan.

Service game – Sebuah game dimana pemain memegang servis.

Serve and volley – Tipe permainan yang mengandalkan servis keras yang diikuti oleh pergerakan ke depan net untuk melakukan voli.

Set point – Situasi dimana pemain hanya membutuhkan satu poin untuk memenangkan suatu set.

Shank – Kesalahan dalam memukul bola dimana bola mengenai rangka dan bukan senar dari raket sehingga bola keluar daerah permainan.

Singles – Permainan tenis yang dimainkan oleh dua orang pemain yang saling berhadapan.

Sitter – Pukulan lemah yang jatuh agak tinggi dan baik untuk pemain melakukan “put away” atau mengakhiri poin.

Slice – (reli) memukul bola dengan underspin; (servis) servis dengan pukulan sidespin.

Smash – Variasi dari pukulan overhead dimana pemain memukul bola di atas kepalanya dengan keras dan sulit untuk diterima lawan.

Spank – Pukulan flat yang keras dan bertenaga.

Spin – Rotasi bola akibat efek dari pukulan pada saat bola melambung di udara.

Split step – Teknik footwork yang melakukan langkah-langkah kecil tepat sebelum akan memukul bola.

Spot Serving/Server – Pukulan servis dengan teknik memukul bola ke sudut, baik itu di tengah garis servis maupun di persimpangan antara garis servis dengan sisi garis permainan single.

Squash Shot – Pukulan slice dengan menggunakan forehand; umumnya digunakan pada posisi bertahan.

Stick the Volley – Hasil pukulan voli yang tajam dan mematikan.

Straight sets – Memenangkan pertandingan tanpa kehilangan satu set pun.

Strings – Material yang dikaitkan pada kepala raket untuk memukul bola.

Stroke – memukul bola.

Sweetspot – Bagian tengah dari kepala raket yang disenar yang merupakan tempat ideal untuk memukul bola.

T

Tanking – Kesengajaan untuk mengalah dalam suatu permainan tenis karena mental yang buruk atau alasan lain.

Tennis Ball – Alat untuk bermain tenis yang terbuat dari bahan karet berisi udara dan dilapisi oleh serat bulu sintetis.

T – Garis perpotongan antara garis tengah dengan garis servis dan membentuk hurf T.

Tennis Bubble – Fasilitas lapangan tenis dalam ruangan yang berbentuk kubah.

Tennis Elbow – Cedera yang umumnya dialami oleh pemain pemula karena teknik yang kurang sempurna atau memakai raket yang menyalurkan getaran pukulan ke tangan.

Tiebreak – Game dengan perhitungan khusus pada posisi skor 6-6 untuk menentukan pemenang dari set tersebut. Pemain yang lebih dulu mendapatkan poin 7 dengan marjin 2 angka yang akan menjadi pemenangnya.

Topspin – Pukulan yang menghasilkan putaran bola ke depan dengan laju bola bersifat parabolik

Touch – Terjadi apabila bagian badan dari pemain menyentuh net pada saat bola masih dimainkan.

Tramline – Garis di sisi lapangan yang membatasi daerah permainan single atau ganda.

Tweener – Pukulan trik yang dilakukan dengan cara memukul bola diantara kaki atau selangkangan. Biasanya dilakukan oleh pemain yang menerima lob pada saat maju ke depan. Pukulan ini pertama kali dipopulerkan oleh Yannick Noah.

Twist Serve – Pukulan servis yang menggabungkan antara pukulan slice dengan topspin sehingga menghasilkan bola yang bersifat parabolik dan memantul tinggi di daerah lawan.

U

Underspin – Putaran bola ke arah belakang dan mengakibatkan bola mengambang serta memantul rendah di permukaan lapangan.

Umpire – (during play) – Seseorang yang ditugaskan memimpin pertandingan sebagai wasit utama dan umumnya duduk di kursi yang tinggi di sebelah net.

Underarm service – Pukulan servis yang dilakukan dari posisi bawah bahu. Pada level profesional servis jenis ini dianggap sebagai penghinaan sebagaimana yang dilakukan oleh Martina Hingis dalam beberapa kesempatan.

Unforced error – Kesalahan yang dilakukan atas dasar kesalahan pemain sendiri dan bukan karena tekanan dari pemain lawan.

V

Vibrazorb – Alat kecil yang ditempatkan diantara senar dan berguna untuk mengurangi getaran pada saat raket memukul bola.

Volley – Forehand atau backhand yang dilakukan tanpa menunggu bola memantul terlebih dahulu.

W

Walkover (WO) - Walkover atau biasa disebut WO adalah kemenangan tanpa perlawanan. WO dapat dinyatakan sebagai bye dan umumnya terjadi ketika pemain lawan tidak datang ke pertandingan ataumengalami cedera.

Whiper Wip - Followthrough atau ayunan lanjutan yang umumnya digunakan oleh pemain modern saat ini. Pola ayunannya mirip dengan gerakan whiper mobil berbentuk kipas.

Jumat, 05 Februari 2010

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN FISIK DAN MOTORIK

follow my twitter : https://twitter.com/SepriPutraA

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
FISIK DAN MOTORIK

A.KONSEP DAN DEFINISI PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN FISIK DAN MOTORIK

Perkembangan motorik merupakan perubahan tingkah laku motorik yang terjadi secara terus-menerus sepanjang siklus kehidupan manusia yang dipengaruhi oleh tuntutan – tuntutan tugas ,biologis individual dan juga lingkungan.
Perkembangan diartikan sebagai satu perubahan individu pada tingkat fungsional. Sedangkan dalm domain psikomotorik, kognitif dan afektif, tingkat fungsional yang dimaksud adalah produk keturunan, kematangan, pertumbuhan,dan pengalaman sebagai pengaruh dari lingkungan.
Secara konseptual, perkembangan anak didasarkan pada tiga domain yaitu psikomotorik, kognitif dan afektif. Domain psikomotorik terdiri atas kemampuan fisik dan motorik yang didasarkan pada proses biologis ( pertumbuhan ) dan motorik (fungsional ).
Perkembangan Psikomotorik merupakan seluruh kemampuan pokok dalam memfungsikan keterampilan motorik. Dalam perkembangan psikomotorik terbagi menjadi tiga bagian yaitu, pertumbuhan dan perkembangan motorik dan pengembangan persepsi motorik serta kesegaran jasmani.
Pertumbuhan dan perkembangan dan fisik merupakan semua hal kapasitas anak untuk melakukan kegiatan olahraga tergantung struktur fisik dan bagaimana cara perkembangan mulai dari usia dini hingga dewasa. Pertumbuhan dan perkembangan fisik merupakan fisik secara kuantitatif dan fungsional seperti pada sistem syaraf, tulang dan otot.



B.PERKEMBANGAN PSIKOMOTORIK


Dalam pertumbuhan terdapat istilah Cephalocaudal dan Proximodistal. Cephalocaudal adalah perkembangan fisik yang terjadi secara longitudinal dari kepala hingga kaki. Ini perkembangan yang terjadi secara bertahap khususnya terhadap peningkatan pengendalian otot yang dimulai dari otot kepala dan leher kebagian togok.
Fenomena ini terjadi pada masa fetus ( bayi dalam kandungan ). Pertama kepala dibentuk dan kemudian kepala dan lengan terakhir tungkai. Sedangkan yang dimaksud dengan proximosdistal adalah perkembangan yang dimulai dari bagian tengah tubuh ke bagian tepi yaitu pengendalian pertumbuhan pada otot yang terjadi pada tonggok dan bahu sebelum pergelangan tangan, tangan, dan jari tangan.
Pengendalian motorik kasar kehalus anak – anak melalui pengendalian yang bersifat umum dan halus pada anak –anak dapat diartikan sebagai pengendalian yang dilakukan pertama kali oleh sekelompok otot besar dan selanjutnya anak mampu membedakan bagian – bagian otot yang lebih halus untuk bergerak secara sendiri – sendiri.
Kecendrungan bilateral dan unilateral.Pada saat perkembangan awal dalam mengendalikan motorik, gerakan yang dilakukan masih bersifat lateral yaitu kecendrungan ank- anak untuk memanifulasi suatu benda. Secara bertahap anak – anak akan memulai memilih menggunakan kakinya secara bersamaan dengan tangannya.
Pembedaan dan penyatuan (differentiation dan Integration ). Kedua jenis proses ini yang terkait dengan meningkatnya fungsi motorik yang bersumber dari perkembangan system syaraf. Differentiation berkaitan dengan perkembangan bertahap dari pengendalian motorik umum atau gross ke pengendalian motorik yang lebih halus. Sedangkan Intergration adalah suatu kegiatan motorik yang banyak melibatkan fungsi kedalam integrasi yang terkordinasi satu sama lain. Perkembangan motorik akan dipengaruhi oleh kematangn dan pengalamannya seperti melalui pengajaran, latihan dan juga peralatan dalam menguasai keterampilan motorik.
Pylogenetic dan ontogenetic. Keterampilan pylogenetic adalah tingkah laku yang cenderung terjadi secara otomatis serta dengan urutan yang dapat diperkirakan sebelumnya seperti pada gerakan meraih, menjangkau dan juga mampu bertahan terhadap pengaruh ingkungan sekitarnya.Perilaku ontogenetic adalh perilaku yang dipengaruhi melalui belajar dan lingkungan sekitar seperti berenang, bersepeda dan sejenisnya.



C.PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN FISIK


Pertumbuhan dan perkembangan dan fisik merupakan semua hal kapasitas anak untuk melakukan kegiatan olahraga tergantung struktur fisik dan bagaimana cara perkembangan mulai dari usia dini hingga dewasa.Pertumbuhan dan perkembangan fisik merupakan fisik secara kuantitatif dan fungsional seperti pada sistem syaraf, tulang dan otot.

1. Perkembangan Sistem Syaraf
Sistem saraf otak merupakan sistem pusat dan komunikasi bagi tubuh manusia. Sistem syaraf meliputi otak, sumsum tulang belakang, serta syaraf –syaraf ferifer. Melalui pembedaan dan penyatuan, sel akan berkembang dan membesar ,dilapisi jaringan lemak berwarna putih yang disebut myline yang memiliki fungsi untuk meningkatkan efektifitas transmisi rangsang syaraf dan juga sekaligus sebagai insulator terhadap rangsangan syaraf yang salah.
Cerebral Cortex adalah bagian otak yang berfungsi mengontrol respon gerak yang disadari serta diperlukan untuk penguasaan bahasa ,berpikir abstrak dan semua proses kogntif. Perkembangan ini hampir sempurna pada saat anak berusia 4 tahun.
Cerebblum merupakan bagian otak yang berkembang paling akhirdan berfungsi dalm control temporal ( timing ), pengaturan gerak, terampil yang disadari serta untuk mempertahankan keseimbngan tubuh. Fungsi ini disempurnakan oleh vestibular lainnya, dimana informasi datang akan di transmit ke berbagai otot yang bertanggung jawab utnuk mempertahankan keseimbangan.


2. Perkembangan Tulang dan Berat Badan.

Tulang memiliki fungi pada tubuh sebagai penyokong berat badan serta menyiapkan sistem gerak dan tuas untuk melakukan gerakan. Pada orang dewasa ada 206 tulang yang sangat kuat yang dikembangkan dari tulang lunak sampai menjadi mudah retak pada usia anak –anak dan remaja.
Percepatan dan pertumbuhan pada anak perempuan dimulai sejak usia 9tahun dan mencapai puncaknya pada usia 12 atau 13 tahun. Jadi sedikit lebih tinggi dari pada anak laki laki yang berusia 12 sampai 14 tahun. Tetapi setelah ini anak laki –laki akan mulai lebih tumbuh lebih tinggi daripada anak perempuan.


3. Perkembangan Otot

Ada tiga jenis otot yaitu otot halus, jantung, dan rangka. Jaringan otot halus membangun bagian otot dari organ- organ internal dan berfungsi secara otomatis, otot jantung berfungsi tanpa sadar dibawah kendali otak. Sedangkan Otot rangka merupakan organ yang dapat berkontraksi secara sadar berdasarkan rangsangan dari otak – otak melalui syaraf – syaraf gerak yang mempengaruhi otot.
Peningkatan ukuran otot secara normal oleh latihan dan obat – obatan disebut hipertrofi. Berat otot meningkat rata- rata 40 kali dari saat dilahirkan sampai usia dewasa Ini berarti bahwa anak usia 12 tahun memiliki jumlah rata –rata jaringan otot 2 kali lipat dari anak usia 6 tahun.



D.TAHAPAN PERKEMBANGAN FISIK MOTORIK

1. Perkembangan Keterampilan Gerak

Manusia adalah makhluk yang selalu berkembang. Bermula dari dalam kandungan, lahir kemudian menjadi dewasa, tua dan meninggal.

1.Natal

Masa natal adalah masa dimana manusia memasuki tahap dalam kandungan sampai 1 bulan. Natal terbagi menjadi 2 tahap,yaitu :
1. Preonatal (dalam kandungan sampai dengan dilahirkan)
2. Neonatal (Masa lahir sampai 1 bulan)

Aktifitas gerak pada masa ini meliputi gerak reflex sederhana,seperti :
a. Gosok-menggosok
b. Menggenggam
c. Membengkok
d. Meluruskan
e. Mengatur sikap.


2.Masa bayi ( Infancy )

Masa bayi adalah masa sejak individu dilahirkan sampai berusia 1 tahun atau 2 tahun.Tingkah laku meliputi tingkah laku yang disadari serta dikendalikan dengan otot secara bertahap berkembang kearah cephacaudal-proximodistal yaitu bagian kepala, leher, togok sampai kekaki dan juga dari togok kebagian samping belakang.Beberapa tingkah laku ini meliputi merangkak, menggulung, berjalan,serta menggenggam yang disadari.

Pada masa ini gerakan yang terjadi,meliputi:
a. Menggangkat bahu ( 1 Bulan )
b. Menggangkat dada ( 2 Bulan )
c. Duduk dengan bantuan (4 bulan )
d. Duduk di pangkuan ( 5 Bulan )
e. Duduk Sendiri (7 Bulan )
f. Berdiri dengan bantuan (8 Bulan )
g. Berdiri dengan berpegangan ( 9 BUlan )
h. Merangkak ( 10 bulan )
i. Berjalan di bombing (11 bulan )
j. Berdiri sendiri ( 14 Bulan )
k. Berjalan sendiri (15 BUlan )



3.Chidhood

Pertumbuhan pada usia kanak- kanak ditandai dengan pertumbuhan yang lambat dan relative stabil. Bagaimanapun juga tulangnya masih lemah. Pola gerakannya meliputi:
a. Berjalan kesamping
b. Berlari dengan pelan
c. Berjalan
d. Meloncat kira-kira 40-80 cm

3. Children ( Masa Kecil ) dan 5 Child ( Masa Anak – Anak )

Pada masa ini ,anak kecil perkembangna fisiknya berada pada suatu tingkatan dimana secara organisme telah memungkinkan untuk melakukan beberapa maam gerakan dasar dengan beberapa variasinya.
Gerakan berjalan dan memegang yang telah dilakukan pada masa bayi dan dikuasai pada saat anak kecil.Selain makin dikuasai pada saat anak kecil,hasil ini merupakan hasil dari pengembangan gerkan berjalan dan memegang :
a. Berjalan
b. Mendaki
c. Meloncat
d. Menyepak
e. Melempar
f. Menangkap
g. Memantulkan bola
h. Memukul
i. Berenang
j. Memanjat
Agar seorang anak bias tumbuh dan berkembang secara optimal dan sesuia dengan potensinya perlu diperhatikan sifat perkembangan dan pertumbuhannya. Sifat tersebut digunakan sebagai upaya memberikan kondisi yang sesuai dengan kondisi anak-anak dalm melakukan aktifitas sebagai berikut :

1. Aktifitas fisik yang cukup yang memerlukan penggunaan otot - otot besar misalnya kaki,lengan,bahu.
a. Berlari-lari
b. Memanjat
c. Bergulung-guling
d. Merangkak

2. Permainan kecil
3. Kesempatan mencoba berbuat sesuatu dan meniru gerakan
a. Bermain bola dengan kaki atau tangan dengan cara masing- masing
b. Mengatasi rintangan dengan cara melompat,menerobos,mengintari sesuatu menurut cara masing-masing.
4. Belajar kerja sama
a. Bermain dengan bola secara kelompok-kelompok
b. Lomba lari
c. Bermain dengan lomba secara berkelompok
d. Senam

Dalam memberikan gerakan,jangan memberikan gerakan yang rumit dan membuat otot terpaksa,berikanlah gerakan bermain karena anak anak memilik sifat bermain.


6.Prapuberty dan 7. Puber serta 8. Adolisence ( Masa Puber dan Remja (12- 25 tahun

Pada masa ini merupakan waktu yangtepat untuk mengikuti beragam pertandingan atau kegiatan olahraga .Mereka memiliki perhatian, kemauan, motivasi untuk meningkatkan penampilan yang didapat pada masa kanak-kanak kecil hingga anak-anak.
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam masa ini:
1. Aktifitas yang mengunakan keterampilan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini mereka diberikan kesempatan untuk ikut ambil bagian dalam berbagai kegiatan
a. Bentuk aktivitasnya meliputi pengenalan keterampilan olahraga,anak di kenalkan tekhnik olahraga dan bentuk olahraga.
-Bermain dengan menggunakan media bola,misalnya bermain voli kita sebagai pendidik,kita ajarkan bagaimana bermain bola dan tekhniknya.
b. Berlatih dengan situasi berulang-ulang ( drill )
-Menyepak bola dengan sasaran tertentu secara berulang-ulang.
-Melempar bola atau shooting dengan menggunakan sasaran tertentu secara berulang ulang.

2. Aktifitas dengan perkembangan fisik.
Program latihanuntuk pengembangan fisik
- Squat jump ( Meningkatkan kekuatan kaki )
- Push up ( Meningkatkan kekuatan tangan )
- Sit up ( Meningkatkan kekuatan perut )
- Back up ( Meningkatkan kekuatan punggung )



3. Latihan relaksasi
a. Peregangan otot - otot
b. Pengendoran otot –otot
4. Menuju prestasi dengan cara dibina dan masuk club karena pada masa ini adalah masa keemasan untuk berprestasi.
9.Adult

Perkembangan gerak orang dewasa merupakan periode penigkatan yang terhenti. Peningkatan kemapuan fisik orang dewasa bukan lagi merupakan peningkatan yang ditunjang oleh pertumbuhan yang menyertai bertambahnya usia. Masa dewasa sekitar 30-45 tahun.

Aktivitas untuk orang dewasa adalah:
a. Olahraga untuk menyehatkan jantung contoh jogging.
b. Pada masa umur 30an lakukankah kegiatan olahraga minimal seminggu sekali.
10.Old Age dan 12. Middle Age

Pertambahan umur secara berkelompok umur 45 tahun atau lebih adalah menua. Bentuk olahraganya meliputi :
a. Jogging pagi atau jalan pagi
b. Senam jantung sehat
c. Sering bergerak sehingga tidak terjadi penyumbatan pembuluh darah.

12.Oldest Age
Pada masa inin aktivitas olahraga sangat menurun ,adapaun bentuk aktifitas untuk masa ini sangat tua ini.:
a. Melakukan gerakan mudah contohnya berjalan
b. Senam jantung sehat (kalau memungkinkan)

2. Perkembangan Persepsi Gerak
Perkembangan persepsi gerak adalh perubahan dan perbaikan kapasitas anak untuk menerima dan merespom rangsangn sejalan dengan peningkatan kapsitas pesepsi anak.
Melalui tiga jenis reseptor ( modalitas ) yang bertindak menyediakan informasi mengenai lingkungan, tubuhnya sendiri serta keterkaitannya dengan yang lain.Persepsi tidak dapat dilihat secara terpisah atau secara berdiri sendiri dari domain kognitif maupun psikomotorik.
Perkembangan persepsi dapat diartikan sebagai perubahan atau peningkatan kapasitas anak dalam menerima dan menanggapi stimulus sebagai suatu bentuk fungsional anak.
3. Komponen Sistem Persepsi Motorik
Persepsi Kinestetik adalah kesadaran gerak dan posisi tubuh.Setiap saat tubuh bergerak, informasi sensoris akan dilirimkan ke serebral korteks,apabila informasi yang datang berhubungan dengan posisi badan.
Konsep tubuh meliputi:
1. Kesadaran bagian tubuh serta hubungannya dengan satu sama lain
2. Kesadaran atau kemampuan dan keterbatasan setiap bagian tubuh
3. Pengetahuan tentang bagaimana melakukan gerakan efisien

energi

1. Energi adalah kapasitas untuk melakukan kerja ( work of capacity). Kerja merupakan hasil perkalian antara tenaga dengan jarak. Semakin berat suatu pekerjaan maka semakin banyak energi yang dibutuhkan.Secara umum energi terbagi dalam 6 bentuk yaitu:kimia,mekanik,panas,sinar,elektrik dan nuklir.

2. Siklus energi biologis:
Energi yang merupakan kemampuan untuk melakukan kerja memiliki sumber segala enrgi yang ada pada bumi,yaitu matahari. Cahaya matahari yang mengandung energi nuklir ini mampu mencapi bumi sebagai sinar matahari atau energi sinar .Cahaya matahri merupakan sumber energi utama kehidupan. Tumbuhan berklorofil memanfaatkan cahaya matahari untuk berfotosintes. Organisme yang menggunakan cahaya utnuk merubah zat anorganik disebut kemoautotrof. Selanjutnya energi akan digunakan tanaman hijau untuk membuat molekul makananya seperti glukosa,selulosa,protein dan lemak yang terbentuk dari karbondioksida (CO2) dan air (H2O).Sebagai manusia kita tidak dapt melakukan seperti halnya tumbuhan ,kita harus akan makanan yang berasal dari tumbuhan dan binatang lainnua untuk mensuplai makanan. Oleh karena itu manusia sangat tergantung kepada kehidupan tanaman dan pada akhirnya ketergantungan umat manusia kepada matahari untuk mememenuhi kebutuhan kita.
Dengan kehadiran O2 makanan akan dipecah menjadi CO2 dan H2O yang sekaligus melepaskan energi kimia melalui proses metabolisme yang disebut dengan respirasi . Tujuan utama metabolisme respirasi adalah untuk mensuplai energi yang kita butuhkan dalam mempertahankan proses biologis seperti kerja kimia untuk pertumbuhan dan juga kerja mekanik seperti kontraksi otot.
Siklus Energi Biologis ini terjadi secara terus menerus dibumi.Selama matahari sebagai sumber energi utama energi dibumi ini masih ada.

3. Adenosin Tri Posfat ( ATP):
Untuk melakukan aktivitas tubuh memerlukan gerak.Gerak hanya bisa dihasilkan dari kontraksi dan relaksasi otot rangka ,dan untuk bisa bekerja otot rangka memerlukan energi.Dan energi ini didapat dari pemecahan ATP. Adenosin tri fosfat adalah ikatan kimia yang disimpan dalam otot.Adenosin Triposfat atau ATP akan menghailkan energi saat dipecah dengan putusnya ikatan posfat sehingga akan teerbentuk Adenosin Diposfat (ADP).satu kali pemutusan akan menghasilkan 8-12 kkal. Dalam penyediaannya menghasilkan energi,ada keterbatasan ATP dalam pemutusan ATP itu sendiri.Sehingga perlu diciptakan ATP yang baru.
Mekanisme penyediaan ATP ini dilakukan dengan tiga cara/sistem:
1.ATP-CP atau disebut dengan sistem anaerobik alactic,
2.Glikolisis Oksidasi atau disebut juga dengan anaerobik lactic
3.Sistem Oksidasi atau disebut dengan sistem energi Aerobik




4. Reaksi Kimia dalam Proses Pembentukan ATP dalam Aerobik
Aerobik adalah proses metabolisme energi dengan menggunakan oksigen. Sistem aerobik ini meggunakan glukosa juga bisa menggunakan nutrisi lain yaitu lemak dan protein . Sistem aerobik terbagi menjadi dua cara: sistem glikolisis Aerobik yang berlanjut pada siklus Krebs dan Sistem Transfor Elektron.
Siklus Krebs mampu menghasilkan 34 ATP.

5. Cara mengetahui sistem energi predominan dari suatu kegiatan olahraga:
Apapun bentuk cabang olahraga,kedua sistem energi baik itu anaerobik maupu aerobik akan terpakai ,namun terjadi perbedaan persentasenya atau disebut dengan predominan sistem energi.

Untuk menentukan apakah suatu cabang/ kegiatanolahraga termasuk dominan padan anaerobik atau aerobik dapat dilihat pada ciri-ciri aktivitasnya.

CIRI – CIRI AKTIVITAS ANAEROBIK DAN AEROBIK


UNSUR ANAEROBIK AEROBIK
INTENSITAS TINGGI RENDAH
FREKUENSI CEPAT LAMBAT
JARAK PENDEK JAUH
WAKTU SEBENTAR LAMA


Atau dapat juga dengan mengukur denyut nadi latihan.Hal ini ditemukan oleh Mr.Conconi dengan cara menghubungkan antara jumlah denyut nadi permenit dan kadar asam laktat darah.


6. Sumber – sumber energi ( bahan makanan utama ) yang dapat digunakan untuk kontraksi otot maupun biologis lainnya:
Semua bahan makanan akan mampu menghasilkan energi yang akan digunakan untuk kontraksi otot maupun biologis lainnya.Namun memiliki jumlah atau tingkatan hasil yang berbeda dari energi yang dihasilkan dan memilki urutan pemakaian yang berbeda.
Sumber bahan makanan utama tersebut adalah glukosa, selulosa, protein,dan lemak yang terbentuk dari CO2 dan H2O.



7. Couple Reaction atau reaksi berpasangn atau reaksi ganda:
Reaksi berpasangan ini merupakan dasar yang sangat prinsif yang terlibat dalam metabolisme produksi ATP.
Tiga Supplier energi untuk merisentesis bekerja dengan cara yang sama. Energi yang dibebaskan dari pemecahan makanan dan enrgi yang dilepaskan melalui pemecahan PC akan digunakan untuk membentuk molekull ATP kembali atau energi yang dilepaskan dari pemecahan bahan makanan dan PC akan digunakan untuk mendorong reaksi yang akan secara fungsional akan saling terkait satu sama lain atau berpasangan untuk kebutuhan membentuk ATP dan ADP dan Pi.

8. Penyebab kelelahan pada sistem ATP-PC,dan pemulihannnya :
Adenosin Tri Fosfat ( ATP ) dipecah menjadi ADP + Pi dan menghasilkan energi ,energi digunakan untuk melakukan aktifitas. Untuk membentuk ATP kembali adalah dengan cara penggabungan kembali ADP dengan Pi,penggabungan ini memerlukan energi yang diambil dari CP( creatin Posfat). Putusnya Creatin posfat inilah yang akan mengasilkan energi yang digunakan pada penggabungan ADP dan Pi. Akan tetapi keterbatasan CP didalam otot juga terbatas dan ketika ATP telah habis dan CP tesebut juga habis sehingga tidak terjadi pembentukan ATP kembali maka kelelahan akan terjadi.
Pemulihannya akan terjadi dalm waktu yang singkat hanya dalam beberapa menit setelah latihan,sekitar 4-10 menit.

9. Kelelahan pada Glikolisis Anaerobik dan pemulihannya:
Glikolisis Anaerobik adalah pemecahan glukosa tanpa menggunakan oksigen. Glikolisis ini disebut juga sistem asam laktat.Semakin banyaknya pemakaian energi pada sistem ini maka semakin banyak juga asam laktat yang terbentuk. Penumpukan asam laktat inilah salah satu penyebab kelelahan dan bisa menyebabkan kram (kejang otot ).
Pemulihan kelelahan bisa dilakukan dengan cara pembangan asam laktat itu sendiri dari darah dan otot.Dalam pembuangan asal laktat memerlukan waktu 1 jam untuk membuang 95% asam laktat dan 15 menit masa pemulihan istirahat.

10. Kelelahan pada sistem Energi Aerobik dan pemulihannnya:
Dalam sistem aerobik oksigen sangat berpengaruh besar dalam pembentukan energi dalam melakukan aktivitas.Yang dilakukan Oksigen disini adalh mengalihkan sebagian besar prekursor (sifat awal) asam laktat kedalam sistem aerobik setelah disintensis .Kelelahan pada sistem aerobik disebabkan habisnya bahan sintesis dari reaksi ini,seperti glukosa,lemak,maupun protein.
Sistem Aerobik mampu menyediakan energi lebih besar .Tetapi sistem aerobik ini akan terpakai pada intensitas rendah dan waktu yang lama.Sebalinya pabila intensitas meningkat maka sistem ini akan berubah menjadi sistem glikolisis anaerobik maka asam laktat pun akan tetap terbentuk.

11. Cara mengetahui sistem energi yang dipakai dalam suatu kegiatan fisik dan contohnya:
Dengan cara melihat kembali intensitas,waktu, jarak dan frekuensi dari aktivitas tersebut.Contoh:Pada cabang nomor lari 100 meter sampai dengan 800 meter maka sistem anaerobiklah yang dipakai sebaliknya pada nomor 5000 meter keatas maka sistem aerobik yang dipakai.

12. Hubungan Fungsional System Cardiovssculsr dan System Respiratori :

Jantung sebagai salah satu organ penting dalam kehidupan manusia . Sebagai pompa darah ,jantung dilengkapi dengan beberapa komponen seperti : Serambi kanan, serambi kiri,bilik kanan, bilik kiri.
Jantung akan memiliki fungsi mengedarkan zat - zat makanan dan oksigen keseluruh tubuh dan membawa sisa metabolisme kembali ke jantung dengan meggunakan darah.
Dalam Sistem sirkulasi darah,terbagi menjadi 2:
1.Sirkulasi Pulmo
2.Sirkulasi Sistemik.

Sirkulasi Pulmo adalah sistem sirkulasi darah yang membawa darah kotor atau penuh dengan karbon dioksida menuju jantung dan membawa darah yang bersih atau darah yang kaya oksigen menuju jantung kembalu untuk diedarkan kembali keseluruh tubuh melalui sirkulasi sistemik.

Di Paru-paru darah yang penuh akan karbon dioksida dilepas dan Molekul oksigen akan berdifusi kedalam darah yang diikat oleh haemoglobin dan disimpan di mioglobin.

13. Reaksi Kontraksi Otot Rangka:
Beberapa komponen pada otot:
1. Filamen Aktin yang terdiri dari 3 bagian,aktin,troponin,dan tropomiosin
2. Filamen Miosin yang terdiri 2 bagian yaitu meromiosin ringan dan meromiosin berat yang disebut denagn kepala miosin(crossbridge)
3. Sacroplasma Reticulum
4. Transfer tubule yaitu suatu organ dari sel otot yang berfungsi menghantarkan rangsangan dari serabut saraf ke sel otot.
5. Ion kalsium


Proses Kontraksi dimulai ketika adanya rangsangan dan serabut saraf motorik yang dihanatarkan ke sel otot melalui transfer tubule. Kemudian ion kalsium yang tersimpan pada cisternae dilepaskan. Ion kalsium itu akan menyebar diantara aktin dan miosin,sebagian ion kalsium akan akan ada yang berikatan dengan troponin,ikatan ini menyebakan tropomiosin bergeser,sehingga aktive site terbuka . Terbukanya aktive site ini menyebabkan cross brige dari miosin menempel pada aktive site. Begitu Crossbrige berikatan maka ATP  ADP + Pi untuk menghasilkan energi .Enrgi ini digunakan oleh cross bridge untuk melakukan tarikan sehingga aktin tertarik kearah tengah dan otot akan memendek(kontraksi ).

Selasa, 10 November 2009

TAKTIK OLAHRAGA

TAKTIK OLAHRAGA

A.Pengertian Taktik dan Strategi dalam Olahraga

TAKTIK
Taktik adalah suatu siasat atau pola pikir tentang bagaimana menerapkan teknik-teknik yang telah dikuasai didalam bermain untuk menyerang lawan secara sportif guna mencari kemenangan. Atau dengan kata lain taktik adalah siasat yang dipakai untuk menembus pertahanan lawan secara sportif sesuai dengan kemampuan yang telah dimilikinya.

Ciri-cirinya :
a. Mengembangkan daya nalar, kreatif dan pengambil keputusan yang tepat.
b. Menganalisis kesiapan fisik, teknik dan mental agar lawan melakukan apa yang dikehendaki.
c.Mencari kemenangan secara efektif dan efisien.
d. Memantapkan mental juara.
e. Mengendalikan emosi.
f. Mencegah cidera.
g. Mengantisipasi kekuatan dan kelemahan lawan

STRATEGI
Strategi adalah suatu siasat atau pola pikir yang digunakan sesaat sebelum pertandingan dimulai untuk mencari kemenangan secara sportif.

Ciri-cirinynya :
a. Siasat yang disusun sebelum pertandingan dimulai.
b. Penyusunan siasat didasari kondisi, tempat serta sistem yang dipakai.
c. Mengutamakan pada hasil observasi kekuatan lawan.
d. Lebih pada latihan otomatisasi, pola, tipe penyerangan dan pertahanan individu, kelompok atau tim.
e. Keberadaan pelatih lebih berperan daripada si atlit.

B.Jenis – Jenis Taktik dalam Olahraga

a. Defense/bertahan.
b. Transisi dari bertahan menuju menyerang.
c. Offense/penyerangan.
d. Transisi dari menyerang menuju bertahan.

C.Faktor Penentu Keberhasilan Pembinaan taktik
Lahirnya seorang juara tidak dapat terlepas dari perana pelatih. Atlit dengan bakat pembawaannya merupakan modal dasar lahirnya seorang juara. Persaingan ketat dalam olahraga dewasa ini telah melibatkan para ilmuwan dari berbagai disiplin ilmu. Sehingga untuk dapat memenangkan pertandingan tidaklah cukup bermodalkan bakat saja dan mutlak diperlukan bantuan dari berbagai disiplin ilmu dan pelatih adalah pemegang utamanya.
Bakat sebagaimana telah disinggung dimuka merupakan variable yang memungkinkan seorang atlit mencapai prestasi tinggi dalam cabang olahraga tertentu. Bakat individu tidak akan berkembang apabila tidak diberi kesempatan berkembang. Dengan hanya memiliki bakat individu tidak akan berkembang mencapai prestasi puncak apabila tidak diberi perlakuan-perlakuan secara intensif dan benar. Sesuai teori konvergensi perkembangan individu akan ditentukan oleh factor perlakuan serta pengaruh-pengaruh dari luar.
Penampilan seorang atlit dapat di tinjau dari 4 dimensi al :
(1) Dimensi Kesegaran Jasmani
(2) Dimensi Keterampilan
(3) Dimensi bakat pembawaan fisik
(4) Dimensi psikologik

Maka dari itu seorang Pelatih harus memperhatikan ke 4 hal tersebut, dan memerlukan kerjasama dengan ilmuwan berbagai disiplin ilmu, disamping tugas pokonya meningkatkan ketrampilan dalam segii tehnik, taktik, dan strategii pertandingan.

Falsafah Dasar
Kepelatihan merupakan usaha atau kegiatan memberi perlakuan (treatments) untuk membantu atlit agar pada akhirnya atlit dapat mengembangkan diri sendiri dan meningkatkan bakat kemampuan, ketrampilan, kondisi fisik, pengetahuan, sikap-sikap, penguasaan emosi serta kepribadian pada umumnya.
Dalam olahraga atlit diharapkan dapat berbuat sebaik-baiknya yang berarti kemampuan pribadinya dapat berfungsi baik dalam suatu tingkat integritas tertentu dan menunjukkan kematangan emosional serta dapat menguasai diri.Pendapat para ahli pada umumnya menunjukkan kecenderungan yang sama yaitu bahwa olahraga dapat memberi dampak positif pada individu seperti peningkatan tanggung jawab, kejujuran dalam bermain, memperhatikan orang lain, kepemimpinan, menghargai para pelatih, wasit, dan pembina, setia, toleransi, disiplin yang akhirnya dapat diharapkan menjadi warga negara yang baik.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi semakin meningkat, perkembangan masyarakat selalu meningkat dan tuntutan pemuda juga selalu meningkat. Ini semua harus mendapatkan perhatian para pelatih agar tidak tertinggal dalam upaya berlomba mencapai prestasi setinggi-tingginya. Disamping itu perkembangan masyarakat dan pemuda harus dipahami agar perlakuan-perlakuan dan latihan-latihan yang diberikan sesuai dengan keadaan, tuntutan dan kebutuhan. Melalui kegiatan olahraga diharapkan dapat memberi kontribusi terhadap perkembangan pribadi atlit, disamping upaya peningkatan prestasinya.


Kepribadian Pelatih
Keberhasilan pembinaan atlit akan sangat ditentukan hasil interaksi antara pelatih dan atlit yang dibina. Sehubungan itu setiap pelatih harus memahami siifat-sifat kepribadian atlitnya, disamping itu tiap pelatih juga harus memahami sifat-sifat pribadinya sendiri agar dapat menyesuaikannnya pada waktu berinteraksi dengan atlit yang memiliki sifat intravert dan ektravert, sifat terbuka dan senang bergaul dengan orang lain.
Berhasilnya pembinaan tidak hanya tergantung dari kesediaan atlit menyesuaikan diri dengan sikap dan kemauan pelatih tetapi juga tergantung pada kemampuan pelatih, menyesuaikan sikap dan tindakannya terhadap sifat-sifat kepribadian atlit yang dibinanya.Pelatih harus memahami cara-cara yang tepat untuk menimbulkan motivasi atlit, sehingga akhirnya dengan kemauan sendiri atlit berusaha mencapai target yang ditetapkannya, untuk mencapai prestasi lebih tinggi, memenangkan pertandingan dan memecahkan rekor sendiri.
Setiap pelatih perlu memahami sifat-sifat kepribadiannya sendiri untuk dapat menyadari kelemahan-kelemahannya dan selanjutnya berusaha mengatasi kelemahan tersebut. Pada hakekatnya tidak ada manusia yang sempurna, juga pelatih harus menyadari bahwa upaya untuk memperbaiki kekurangan yang ada pada dirinya selalu perlu dilakukan oleh seorang pelatih untuk mencapai prestasi atlit yang dibinanya.


Sikap Pelatih Menghadapi Atlit
Sikap harus positif-proaktif, penuh tanggung jawab terhadap kemajuan atlit dan dilandasi optimisme bahwa atlit yang dibina akan selalu mampu meningkatkan prestasi dibawah bimbingannya. Setiap pelatih harus mempunyai falsafah yang jelas mengenai :
(1) Apa yang akan dilakukan
(2) Mengapa hal tersebut perlu dilakukan
(3) Bagaimana melaksanakan dengan memahami segala kemampuan dan kekurangan atlitnya serta memperhatikan kemungkinan dampak-dampak positif atau negatif yang dapat terjadi.

Hal diatas tidak mudah dilakukan dan memerlukan pengalaman yang perlu dipahami yaitu bahwa kepelatihan bukan hanya bahwa upaya meningkatkan pengetahuan, kemampuan fisik dan ketrampilan tetapi meliputi juga perkembangan motivasi, sikap, dan kepribadian atlit.


Tugas dan Peranan Pelatih
Setiap pelatih harus selalu sadar dan memahami sasaran yang ingin dicapai dan tujuan akhir suatu latihan untuk meningkatkan prestasi dan sedapat mungkin mendapatkan kemenangan dalam pertandingan. Hal ini penting namun pelatih hendaknya menyadari pula bahwa yang lebih penting lagi adalah peningkatan prestasi atlit serta perkembangan pribadi atlit. Kemenangan dalam suatu pertandingan bukanlah akhir sebuah perjalanan seorang atlit karena setiap kemenangan atau kekalahan merupakan awal dari suatu perjalanan untuk menghadapi kemenangan atau kekalahan berikutnya.
Banyak pelatih mengharapkan kemenangan bagi atlitnya dalam waktu pendek. Hal ini kadang-kadang tidak menguntungkan dan bisa berbahaya kalau dasarnya kurang kuat.Sehingga perkembangan selanjutnya justru merugikan atlit yang terlalu cepat dipacu untuk menang dan untuk mencapai kemenangan sering sekali diberi latihan yang melebihi kemampuannya. Cara seperti ini dapat menimbulkan akibat ” over training ” dan pada akhirnya atlit mengalami kejenuhan untuk berlatih dan berhenti sebagai atlit sebelum mencapai umur ideal untuk bisa berprestasi setinggi-tingginya. Gejala semacam ini disebut ” burn out ” yaitu atlit dipacu atau diberi latihan berlebihan dengan harapan cepat matang sebagai juara, sedangkan secara fifik dan mental atlit yang bersangkutan belum siap.
Pengertian tentang ” golden age ” untuk tiap-tiap cabang olahraga perlu dipahami agar dapat mebuat erencanaan latihan secara teratur, terarah, berkesinambungan untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya pada usia ideal atlit dengan memanfaatkan seluruh potensinya. Untuk itu semua jelas dibutuhkan pendekatan individual agar memahami kemampuannya dan sifat-sifat atlit yang dibina.
Sehubungan dengan upaya menyiapkan atlit untuk mencapai prestasi setinggi-tingginya dibutuhkan pengetahuan mengenai psokologi atlit untuk bisa memahami gejala tingkahlakunya untuk bisa memberikan perlakuan setepat-tepatnya.Menurt Singer (1984) ada beberapa alasan mengapa seorang atlit berhenti dan tidak melanjutkan aktivitas olahraga yaitu disebabkan :
(1) Kegiatan yang menjemukan
(2) Kegiatan yang kurang menimbulkan tantangan rangsangan
(3) Kegiatan tidak menyenangkan
(4) Pengalaman yang didapat dalam kegiatan menimbulkan frustasi dan kekecewaan
(5) Para atlit merasa takut gagal
(6) Para atlit merasa takut untuk sukses
(7) Para atlit tidak mendapatkan pengakuan
(8) Para atlit tidak menetapkan sasaran capaian secara realistis yang ingin dicapai terlalu tinggi
(9) Sistem penunjangnya (keluarga, teman, pelatih) terlalu lemah

Untuk dapat melakukan tugas dan peranan pelatih dengan sebaiknya maka beberapa hal dibawah ini perlu mendapat perhatian yaitu :
(1) Menciptakan komunikasi yang sebaik-baiknya antara pelatih dengan atlit
(2) Memahami watak, sifat-sifat, kebutuhan dan minat
(3) Pelatih harus menjadi motivator
(4) Membantu atlit dalam memecahkan problem-problem yang dihadapi.

Atlit adalah orang yang selalu dihadapkan kepada permasalahan baik permasalahan mengejar prestasi, menghadapi tekanan lawan maupun penonton, kemungkinan mengalami kegagalan dan sebagainya. Sehubungan dengan itu maka selalu harus dipikirkan bagaimana menyiapkan atlit agar matang dalam menghadapi pertandingan-pertandingan. Belajar mengatasi stres merupakan hal yang sangat penting agar dapat memiliki kematangan sebagai juara.
Permasalahan-permasalahan yang bersifat tehnis maupun pribadi selalu dihadapi atlit dan untuk itu pelatih harus selalu peka dan selalu memperhatikan keadaan dan perkembangan individu atlit yang dibina.


D.Kaitan Taktik dengan Kondisi Fisik dan Strategi

Hakekat olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan berisi perjuangan melawan diri sendiri atau dengan orang lain atau konfrontasi dengan unsur-unsur alam. Kegiatan olahraga meliputi gaya pertandingan, maka kegiatan itu harus dilaksanakan dengan semangat atau jiwa sportif. Pada olahraga kelompok mendorong manusia saling bertanding dalam suasana kegembiraan dan kejujuran. Olahraga memberi kemungkinan pada tercapainya rasa saling mengerti dan menimbulkan solidaritas serta tidak mementingkan diri sendiri. Olahraga juga dapat dijadikan alat pemersatu.
Selain itu olahraga juga dapat membuat tubuh seseorang menjadi sehat jasmani dan rohani yang akhirnya akan membentuk manusia yang berkualitas. Mengingat pentingnya peranan olahraga dalam kehidupan manusia, juga dalam usaha ikut serta memajukan manusia Indonesia berkualitas, maka pemerintah Indonesia mengadakan pembinaan dan pengembangan di bidang olahraga, seperti mengadakan pertandingan-pertandingan olahraga yang biasanya diikuti oleh para olahragawan.Untuk memperoleh tingkat kesehatan dan kebugaran yang baik, maka dapat diperoleh dengan olahraga yang dimulai sejak dini melalui pendidikan formal maupun non formal.
Untuk memperoleh tingkat kesehatan dan kebugaran yang baik, maka dapat diperoleh dengan olahraga yang dimulai sejak dini melalui pendidikan formal maupun non formal.Dalam upaya membina prestasi yang baik maka pembinaan harus dimulai dari pembinaan usia muda dan atlet muda berbakat sangat menentukan menuju tercapainya mutu prestasi optimal.
Bibit atlet yang unggul perlu pengolahan dan proses kepelatihan secara ilmiah, barulah muncul prestasi atlet semaksimal mungkin pada umur-umur tertentu.ibit atlet yang unggul perlu pengolahan dan proses kepelatihan secara ilmiah, barulaBermacam-macam tujuan masyarakat dalam melakukan kegiatan olahraga khususnya sepak bola antara lain:
a) olahraga untuk pencapaian prestasi,
b) olahraga untuk kesehatan,
c) olahraga untuk kebugaran, dan
d) olahraga untuk rekreasi.
Dalam pembelajaran sepak bola, kita mengenal aspek-aspek yang perlu dikembangkan yaitu:
1. Pembinaan teknik (keterampilan)
2. Pembinaan fisik (kesegaran jasmani)
3. Pembinaan taktik
4. Kematangan juara (Soekatamsi, 1988:11).
Dalam peningkatan kecakapan permainaneterampilan dasar erat sekali hubungannya dengan kemampuan koordinasi gerak fisik, taktik dan mental. Keterampilan dasar harus betul-betul dikuasai dan dipelajari lebih awal untuk mengembangkan mutu permainan yang merupakan salah satu faktor yang menentukan menang atau kalahnya suatu kesebelasan dalam suatu pertandingan.
Faktor yang penting dalam pencapaian prestasidalah fisik dan penguasaan keterampilan dasar yang dimiliki oleh pemain itu sendiri,.Faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaianiantaranya ialah faktor fisik dan keterampilan gerak dasar permainan. Oleh karena itu, seorang pemain yang tidak memiliki fisik dan keterampilan gerak dasar bermain sepak bola yang baik tidak mungkin akan menjadi pemain yang baik dan sulit untuk mencapai prestasi maksimal.
Dengan melakukan latihan fisik dan keterampilan gerak dasar yang teratur dan sebaiknya dimulai sejak usia dini. Untuk meningkatkan kondisi fisik biasanya pelatih memberikan latihan yang didalamnya mengandung beberapa aspek yang berhubungan dengan kondisi fisik yang terdiri dari latihan kekuatan, kelentukan, kecepatan, kelincahan dan daya tahan.Aspek latihan tersebut bertujuan untuk mengetahui dan meningkatkan kondisi tiap pemain, karena tanpa fisik dan keterampilan gerak dasar bermain yang baik maka seorang pemain tidak akan dapat mengembangkan permainannya. Biasanya seorang pelatih akan memberikan latihan pada para pemainnya dan setelah itu ia akan memberikan evaluasi mengenai hasil latihan yang diberikan berhasil atau tidak didalam meningkatkan kondisi fisik serta keterampilan dasar para pemainnya.
Untuk dapat pandai bermain sepak bola, faktor fisik dan penguasaan keterampilan gerak dasar merupakan suatu keharusan. Agar fisik dan keterampilan gerak dasar dikuasai perlu latihan yang sungguh-sungguh dan direncanakan dengan baik, (Remmy Muctar, 1992 : 54). Fisik dan keterampilan gerak dasar merupakan beberapa faktor dalam kemampuan dasar bagi sesorang atlet.

E.Metode Pembinaan Taktik dalam Olahraga Prestasi.

Dalam pembinaan olahraga prestasi, istilah “Pemuncakan Prestasi” merupakan bagian yang tidak boleh luput dari perhatian. Setiap pelatih harus memahami bagaimana mencapai puncak prestasi. Sehingga, pelatih dituntut untuk harus memahami dengan baik tentang Periodisasi Latihan karena maknanya adalah suatu perencanaan dari tahapan latihan dan pertandingan agar pemuncakan prestasi dapat dicapai sesuai dengan waktunya. Perencanaan latihan merupakan bagian penting dari suatu proses. Hasil yang baik akan sangat tergantung pada proses yang baik, selain input yang baik.
Konsekuensi logis adalah pelatih dituntut untuk memahami makna dari Input – Proses – Makna dari proses adalah aplikasi ilmu olahraga dalam pembinaan olahraga prestasi khususnya dalam pelatihan aspek-aspek latihan (aspek fisik, teknik, taktik- strategi, dan psikis/mental). Sehingga implementasi pelatihan aspek-aspek tersebut benar-benar dilandasi oleh disiplin ilmu yang tepat dan mutakhir.
Sedangkan makna dari output adalah keberhasilan seorang pelatih dalam mencapai prestasi yang dihasilkan oleh atletnya.

Makna dari proses adalah aplikasi ilmu olahraga dalam pembinaan olahraga prestasi
khususnya dalam pelatihan aspek-aspek latihan (aspek fisik, teknik, taktik- strategi, dan
psikis/mental). Sehingga implementasi pelatihan aspek-aspek tersebut benar-benar
dilandasi oleh disiplin ilmu yang tepat dan mutakhir.
Sedangkan makna dari output adalah keberhasilan seorang pelatih dalam mencapai
prestasi yang dihasilkan oleh atletnya.
Target atau sasaran latihan merupakan bagian yang harus
direncanakan oleh pelatih dan dijalankan dalan suatu proses pelatihan.
Dalam kajian fisiologi, dikenal dengan 3 (tiga) prinsip suplai sistem energi, yaitu :
1. Sistem “Phosphate”
2. Sistem “Lactate”, dan
3. Sistem “Oxygen”

Dengan memahami dan menerapkan secara baik dan adekuat pada tiga sistem suplai energi ini, maka latihan fisik akan menjadi efektif dalam membantu mencapai prestasi yang maksimal. Setiap cabang olahraga mempunyai kebutuhan metode latihan fisik yang spesifik dan prinsip latihan yang spesial. Seperti contoh, pelari maraton akan sangat berbeda
Kebutuhan latihannya dibandingkan dengan pelari pendek (sprinter). Pelari maraton membutuhkan banyaknya suplai energi dari “oxygen”, sehingga latihannya harus bertujuan untuk meningkatkan kapasitas aerobik yang sangat tinggi. Sedangkan sprinter,membutuhkan kapasitas maksimal pada sistem fosfat (phosphat) sehingga latihannya harus meningkatkan kapasitas suplai energi phosphat yang tinggi.
Beberapa cabang olahraga membutuhkan latihan dalam tiga sistem suplai energi tersebut.
Contoh : Atlet yang lari pada jarak 400 meter, 800 meter, 1500 meter membutuhkan
latihan pada kapasitas aerobik yang tinggi dan juga pada kapasitas latihan anaerobik yang tinggi. Berkaitan dengan periodisasi, terdapat prinsip penerapan latihan fisik yang sesuai dengan kajian fisiologi, yaitu “pada masa / tahap Persiapan (terutama pada Persiapan Umum) atlet harus diberikan latihan yang se-aerob mungkin agar mempunyai kapasitas aerobik maksimal yang sangat baik”. Karena, dengan kemampuan tersebut maka hal penting pada atlet adalah terjadinya proses pemulihan (recovery) yang cepat.
Kesimpulannya adalah bahwa latihan harus mempunyai tujuan yang spesial pada sistem
energi yang dibutuhkan oleh cabang olahraga. Dengan kata lain, latihan yang optimal
menempatkan pada suatu intensitas kerja/latihan yang dibutuhkan oleh cabang olahraga
secara maksimal pada sistem energi yang lengkap.
Ini adalah suatu seni untuk menentukan intensitas latihan secara adekuat. Suatu
intensitas yang terlalu rendah tidak akan meningkatkan performa, tetapi intensitas yang
terlalu tinggi akan menurunkan performa dan akan menghasilkan “overtraining”.