Kamis, 28 Oktober 2010

Macam pengertian

follow my twitter : https://twitter.com/SepriPutraA 

A.Triangulasi


Peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk mengecek keabsahan data. Dimana dalam pengertiannya triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek penelitian (Moloeng, 2004:330)

Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik yang berbeda (Nasution, 2003:115) yaitu wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasi ini selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk memperkaya data. Menurut Nasution, selain itu triangulasi juga dapat berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data, karena itu triangulasi bersifat reflektif.

Denzin (dalam Moloeng, 2004), membedakan empat macam triangulasi diantaranya dengan memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Pada penelitian ini, dari keempat macam triangulasi tersebut, peneliti hanya menggunakan teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan sumber.

Triangulasi dengan sumber artinya membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif (Patton,1987:331).
Adapun untuk mencapai kepercayaan itu, maka ditempuh langkah sebagai berikut :

1. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
2. Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi.
3. Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
4. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas.
5. Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.


Dari semua itu dapat disimpulkan triangulasi adalah tekhnik mengetahui kevaliditas atau ke absahan suatu data dalam penelitian.

B.FOKUS


Fokus penelitian adalah konsep dimana berisi pengertian atau definisi konsep tersebut, aspek / dimensi / komponen / bentuk / gejala dsb dari konsep tersebut yang nantinya akan dijadikan indikator dari konsep tersebut, faktor¬faktor yang mempengaruhi, dan sebagainya.



C. PARADIGMA

Dasar-dasar untuk melakukan kebenaran itu biasa disebut sebagai paradigma, yang oleh Bogdan dan Biklen dinyatakan sebagai kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian.
Ada berbagai macam paradigma yang mendasari kegiatan penelitian ilmu-ilmu sosial. Paradigma-paradigma yang beragam tersebut tidak terlepas dari adanya dua tradisi intelektual Logico Empiricism dan Hermeneutika.

Logico Empiricism, merupakan tradisi intelektual yang mendasarkan diri pada sesuatu yang nyata atau faktual dan yang serba pasti. Sedangkan Hermeneutika, merupakan tradisi intelektual yang mendasarkan diri pada sesuatu yang berada di balik sesuatu yang faktual, yang nyata atau yang terlihat.

Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang berusaha melihat kebenaran-kebenaran atau membenarkan kebenaran, namun di dalam melihat kebenaran tersebut, tidak selalu dapat dan cukup didapat dengan melihat sesuatu yang nyata, akan tetapi kadangkala perlu pula melihat sesuatu yang bersifat tersembunyi, dan harus melacaknya lebih jauh ke balik sesuatu yang nyata tersebut.

Pilihan terhadap tradisi mana yang akan ditempuh peneliti sangat ditentukan oleh tujuan dan jenis data yang akan ditelitinya. Oleh karena itu pemahaman terhadap paradigma ilmu pengetahuan sangatlah perlu dilakukan oleh para peneliti. Bagi kegiatan penelitian, paradigma tersebut berkedudukan sebagai landasan berpijak atau fondasi dalam melakukan proses penelitian selengkapn
ya.

Ragam Paradigma Dalam Metode Penelitian

Dalam rangka melakukan pengumpulan fakta-fakta para ilmuwan atau peneliti terlebih dahulu akan menentukan landasan atau fondasi bagi langkah-langkah penelitiannya. Landasan atau fondasi tersebut akan dijadikan sebagai prinsip-prinsip atau asumsi-asumsi dasar maupun aksioma, yang dalam bahasanya Moleong disebut sebagai paradigma.
Menurut Bogdan dan Biklen paradigma dinyatakan sebagai kumpulan longgar dari sejumlah asumsi yang dipegang bersama, konsep atau proposisi yang mengarahkan cara berpikir dan penelitian.

Paradigma didalam ilmu pengetahuan sosial memiliki ragam yang demikian banyak, baik yang berlandaskan pada aliran pemikiran Logico Empiricism maupun Hermeneutic. Masing-masing paradigma tersebut memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Oleh karena itu para peneliti harus mempunyai pemahaman yang cukup terhadap dasar pemikiran paradigma-paradigma yang ada sehingga sebelum melakukan kegiatan penelitiannya, para peneliti dapat memilih paradigma sebagai landasan penelitiannya secara tepat.

Menurut Meta Spencer paradigma di dalam ilmu sosial meliputi (1) perspektif evolusionisme, (2) interaksionisme simbolik, (3) model konflik, dan (4) struktural fungsional. Menurut George Ritzer paradigma di dalam ilmu sosial terdiri atas (1) fakta sosial, (2) definisi sosial, dan (3) perilaku sosial.

Perbedaan dan keragaman paradigma dan atau teori yang berkembang di dalam ilmu pengetahuan sosial, menuntut para peneliti untuk mencermatinya di dalam rangka memilih paradigma yang tepat bagi permasalahan dan tujuan penelitiannya.



D.AKSIOMA

Aksioma ialah proposisi yang kebenarannya sudah tidak lagi dalam penelitian. Dalam penelitian sosial dikenal ada dua jenis proposisi; yang pertama aksioma atau postulat, yang kedua teorem. Proposisi adalah hubungan yang logis antara dua konsep. Contoh : dalam penilitian mengenai mobilitas penduduk, proposisinya bebrbunyi : “ proses migrasi tenaga kerja ditentukan oleh upah “ (Harris dan Todaro).


E. DOGMA

Dogma adalah spesifikasi dari doktrin. Istilah doktrin mengacu kepada semua bentuk ajaran agama.

.1. Dogma menurut Kamus Inggris-Indonesia oleh Echols dan Shadily adalah ajaran agama.
2. Dogma menurut Kamus Oxford adalah prinsip, ajaran, system doktrin, deklarasi dari opini secara arogan.

JENIS – JENIS PEGANGAN RAKET ( GRIP )

follow my twitter : https://twitter.com/SepriPutraA 

Cara memegang raket merupakan salah satu bagian dari tekhnik memukul. Jenis pegangan sangat berpengaruh terhadap hasil pukulan raket. Ada beberapa jenis pegangan raket yang lazim digunakan para petenis. Dan jenis pegangan itu yaitu sebagai berikut :

1. Hammer Grip
2. Eastern Forehand Grip
3. Eastern Backhand Grip
4. Western Grip
5. Semi Western grip
6. Western Extreme Grip
7. Two Handed Grip

Sebelum mengetahui atau menggunakan jenis pegangan, harus terlebih dahulu mengetahui pegangan yang tepat dan benar,maka perlu diperhatikan cara sebagai berikut :
1 Peganglah raket dengan salah satu tangan , tangkai raket mengarah ke badan atau belakang.
2 Letakkan tangan Lain ( yang akan memegang raket ) di tangkainya, dan menempatkan pada posisi yang tepat. Usahakan tidak terlalu depan atau kebelakang.
3 Perhatikan sudut atau sisi datar pada tankai raket ,dan tempatkanlah pada posisi yang diinginkan.
4 Cara menempatkan posisi telapak tangan adalah dengan cara menempatkan hurup V yang terbentuk antara jempol dengan jari telunjuk pada sudut atau pada sisi datar tangkai raket yang didinginkan.
5 Genggamlah raket dengan keempat jari –jari tangan melingkari tangkai raket, dan ibu jari tangan mencengkram dari arah berlawanan.
6 Jika memegang dengan dua tangan, tempatkanlah tangan satunya seolah olah menyatu dengan tangan utama.


A. Hammer Grip

Hammer grip merupakan cara memegang raket seperti memegang martil (hammer ). Hurup V yang terbentuk antara jempol dengan jari telunjuk ditempatkan pada sisi datar antara sudut delapan dengan sudut satu. Jika raket dipegang dengan posisi ini, maka permukaan daun raket persis tegak pada sisinya membentuk sudut 90 derajat dengan lapangan. Pegangan ini juga sering disebut Continental Grip, karena pegangan ini dulu digunakan orang –orang Eropa.

Pegangan ini banyak digunakan para petenis masa lalu,karena memungkinkan untuk melakukan bermacam – macam pukulan. Pegangan ini bisa untuk servis, groundstroke, forehand, back hand, volley dan pukulan lainnya. Namun pada saat ini pegangan ini lebih sering digunakan untuk pukulan volley dan services. Karena sesuai temuan terakhir pegangan raket akan memberikan beda hasil maksimal pukulan dari tiap jenis pukulan.

B. Eastern Forehand Grip

Pegangan ini dipopulerkan oleh masyarkat Amerika Timur. Jenis pegangan yang digunakan untuk pukulan groundstroke forehand. Cara pegangan ini dengan cara menempatkan hurup V yang terbentuk antara jempol dan telunjuk pada sudut nomor satu, sehingga kalau genggaman sudah dilakukan maka posisi raket sedikit miring ke kiri ( condong kedalam ).



C. Eastern Backhand Grip

Pegangan raket ini digunakan untuk memukul groundstroke backhand. Cara memegang raket dengan caramenempatkan hurup V yang terbentuk antara jempol dengan telunjuk pada sudut delapan. Jika digenggamkan maka posisi permukaan daun raket sedikit miring ke kanan ( condong keluar ).



D. Western Grip
Pegangan ini dipopulerkan oleh masyarakat Amerika Barat. Cara memegang raket dengan cara ini adalah dengan cara menempatkan hurup V yang terbentuk antara jempol dan telunjuk pada sisi datar antara sudut dua dengan sudut tiga, sehingga kalau genggaman sudah dilakukan maka posisi permukaan daun raket menghadap ke lapangan ( seprti telungkup. Pukulan ini sangat cocok untuk pukulan Groundstroke forehand, terutama bola-bola tinggi.


E. Semi Western Grip

Pegangan semi western grip merupakan modifikasi dari western grip. Modifikasi dilakukan dengan menggeser letak posisi pegangan. Caranya menempatkan hurup V yang terbentuk antara jempol dengan telunjuk sudut dua, sehingga kalau genggaman sudah dilakukan , maka posisi permukaan raket miring kekiri kurang lebih 45 derajat. Pegangan ini biasa digunakan untuk groundstroke forehand.



F. Western Extreme Grip


Western extreme grip merupakan modifikasi dari pegangan western grip, akan tetapi lebih ekstrim. Cara memeggangnya adalah dengan menempatkan hurup V yang terbentuk antara jempol dengan telunjuk pada sudut tangkai raket, sehingga kalau genggaman sudah dilakukan, maka posisi permukaan raket miring kekiri kurang lebih 45 derajat. Pegangan ini banyak digunakan pada pukulan grounddtroke forehand.



G. Two Handed Grip
Two handed grip adalah cara memegang raket dengan menggunakan kedua tangan. Jari – jari dari kedua tangan menggenggam tangkai raket secara bersamaan dengan mendekatkan keduanya. Tangan utama diletakkan pada bagian belakang dan tangan lainnya menopang sebelah depan. Tangan uatama yang dimaksud adalah tangan yang memegang raket saat servis atau smash.
Pegangan ini sangat cocok untuk pukulan groundstroke backhand.

Kamis, 07 Oktober 2010

PRINSIP - PRINSIP ORGANISASI

follow my twitter : https://twitter.com/SepriPutraA
A. Pengertian Organisasi.

Menurut ERNEST DALE :
Organisasi adalah suatu proses perencanaan yang meliputi penyusunan, pengembangan, dan pemeliharaan suatu struktur atau pola hubunngan kerja dari orang-orang dalam suatu kerja kelompok.

Menurut CYRIL SOFFER :
Organisasi adalah perserikatan orang-orang yang masing-masing diberi peran tertentu dalam suatu system kerja dan pembagian dalam mana pekerjaan itu diperinci menjadi tugas-tugas, dibagikan kemudian digabung lagi dalam beberapa bentuk hasil.

Menurut KAST & ROSENZWEIG:
Organisasi adalah sub system teknik, sub system structural, sub system pshikososial dan sub system manajerial dari lingkungan yang lebih luas dimana ada kumpulan orang-orang berorenteasi pada tujuan.

Organisasi olahraga merupakan bentuk yang menjadi wadah usaha kerjasama sekelompok manusia untuk mencapai tujuan bersama dalam meningkatkan kemampuan olahraga dan tujuan – tujuan olahraga. Salah satu bentuk organisasi olahraga adalah klub olahraga.

B. Pinsip – Prinsip Oganisasi
Perkembangan prinsip –prinsip organisasi selalu berkembang sesuai dengan perkembangan teori organisasi organisasi.








1. TEORI ORGANISASI KLASIK
Teori ini biasa disebut dengan “teori tradisional” atau disebut juga “teori mesin”. Berkembang mulai 1800-an (abad 19). Dalam teori ini organisasi digambarkan sebuah lembaga yang tersentralisasi dan tugas-tugasnnya terspesialisasi serta memberikan petunjuk mekanistik structural yang kaku tidak mengandung kreatifitas.
Sedangkan yang dijadikan tiang dasar prinsip penting dalam organisasi formal adalah:
a. Pembagian kerja (untuk koordinasi)
b. Proses Skalar & Fungsional (proses pertumbuhan vertical dan horizontal)
c. Struktur (hubungan antar kegiatan)
d. Rentang kendali (berapa banyak atasan bisa mengendalikan bawahan).

Teori Klasik berkembang dalam 3 Aliran:
• BIROKRASI) Dikembangkan dari Ilmu Sosiologi
• ADMINISTRASI) Langsung dari praktek manajemen memusatkan Aspek Makro sebuah organisasi.
• MANAJEMEN ILMIAH) Langsung dari praktek manajemen memusatkan Aspek Mikro sebuah organisasi.
Semua teori diatas dikembangkan sekitar tahun 1900-1950. Pelopor teori ini kebanyakan dari sebuah negara berbentuk kerajaan “Mesir, Cina & Romawi”.

TEORI BIROKRASI
Dikemukakan oleh “MAX WEBER” dalam buku “The Protestant Ethic and Spirit of Capitalism” dan “The Theory of Social and Economic Organization”.
Karekteristik-karekteristik birokrasi menurut Max Weber:
a) Pembagian kerja
b) Hirarki wewenang
c) Program rasional
d) Sistem Prosedur
e) Sistem Aturan hak kewajiban
f) Hubungan antar pribadi yang bersifat impersonal

TEORI ADMINISTRASI
Teori ini dikembangkan oleh Henry Fayol, Lyndall Urwick dari Eropa dan James D. Mooney, Allen Reily dari Amerika..
Empat belas kaidah manjemen organisasi menurut Fayol yang menjadi dasar teori administrasi:
a) Pembagian kerja
b) Wewenang & tanggung jawab
c) Disiplin
d) Kesatuan perintah
e) Kesatuan pengarahan
f) Mendahulukan kepentingan umum
g) Balas jasa
h) Sentralisasi
i) Rantai Skalar
j) Aturan
k) Keadilan
l) Kelanggengan personalia
m) Inisiatif
n) Semangat korps

MANAJEMEN ILMIAH
Dikembangkan tahun 1900 oleh FREDERICK WINSLOW TAYLOR). Definisi Manajemen Ilmiah:
“Penerapan metode ilmiah pada studi, analisa dan pemecahan masalah organisasi” atau “Seperangkat mekanisme untuk meningkatkan efesiensi kerja”.
Empat kaidah Manajemen prinsip organisasi menurut Frederick W. Taylor:
a. Menggantikan metode kerja dalam praktek dengan metode atas dasar ilmu pengetahuan.
b. Mengadakan seleksi, latihan dan pengembangan karyawan
c. Pengembangan ilmu tentang kerja, seleksi, latihan dan pengembangan secara ilmiah perlu intregasikan.
d. Perlu dikembangkan semangat dan mental karyawan untuk mencapai manfaat manajemen ilmiah

1. TEORI NEOKLASIK
Aliran yang berikutnya muncul adalah aliran Neoklasik disebut juga dengan “Teori Hubungan manusiawi”. Teori ini muncul akibat ketidakpuasan dengan teori klasik dan teori merupakan penyempurnaan teori klasik. Teori ini menekankan pada “pentingnya aspek psikologis dan social karyawan sebagai individu ataupun kelompok kerja”.

HUGO MUNSTERBERG
Antara manajemen ilmiah dan neoklasik. Inti dari pandangan Hugo adalah menekankan adanya perbedaan karekteristik individu dalam organisasi dan mengingatkan adannya pengaruh factor social dan budaya terhadap organisasi. Salah tokoh neoklasik pencetus “Psikologi Industri”. Hugo menulis sebuah buku “Psychology and Industrial Effeciency” tahun 1913. Buku tersebut merupakan jembatan
Munculnya teori neoklasik diawali dengan inspirasi percobaan yang dilakukan di Pabrik Howthorne tahun 1924 milik perusahaan Western Elektric di Cicero yang disponsori oleh Lembaga Riset Nasional Amerika. Percobaan yang dilakukan ELTON MAYO seorang riset dari Western Electric menyimpulkan bahwa pentingnya memperhatikan insentif upah dan Kondisi kerja karyawan dipandang sebagai factor penting peningkatan produktifitas.

2. TEORI MODERN
Teori ini muncul pada tahun 1950 sebagai akibat ketidakpuasan dua teori sebelumnya yaitu klasik dan neoklasik. Teori Modern sering disebut dengan teori “Analiasa Sistem” atau “Teori Terbuka” yang memadukan antara teori klasik dan neokalsi. Teori Organisasi Modern melihat bahwa semua unsure organisasi sebagai satu kesatuan yang saling bergantung dan tidak bisa dipisahkan. Organisasi bukan system tertutup yang berkaitan dengan lingkungan yang stabil akan tetapi organisasi merupakan system terbuka yang berkaitan dengan lingkunngan dan apabila ingin survivel atau dapat bertahan hidup maka ia harus bisa beradaptasi dengan lingkungan.
TEORI MODERN vs TEORI KLASIK
a. Teori Klasik memusatkan pandangan pada analisa dan deskripsi organisasi sedangkan Teori Modern menekankan pada perpaduan & perancangan sehingga terlihat lebih menyeluruh.
b. Teori Klasik membicarakan konsep koordinasi, scalar, dan vertical sedangkan Teori Modern lebih dinamis, sangat komplek, multilevel, multidimensi dan banyak variable yang dipertimbangkan.

Dan dalam berorganisasi ada berapa hal yang harus diketahui seseorang dalam membentuk organisasi . Ada beberapa prinsip organisasi,yaitu :

• Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas.
• Prinsip Skala Hirarkhi.
• Prinsip Kesatuan Perintah.
• Prinsip Pendelegasian Wewenang.
• Prinsip Pertanggungjawaban.
• Prinsip Pembagian Pekerjaan.
• Prinsip Rentang Pengendalian.
• Prinsip Fungsional.
• Prinsip Pemisahan.
• Prinsip Keseimbangan.
• Prinsip Kepemimpinan.
• Prinsip Fleksibilitas.


1) Organisasi Harus Mempunyai Tujuan yang Jelas.
Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai dengan demikian tidak mungkin suatu organisasi tanpa adanya tujuan. Misalnya, organisasi pelayanan keolahragaan seperti Komite Olahraga Nasioanal sebagai suatu organisasi, mempunyai tujuan yang ingin dicapai antara lain, memberikan kesepahaman dan informasi ataupun pemberi kebijakan dalam dunia olahraga di Indonesia dan lain – lainnya.

2) Prinsip Skala Hirarkhi.
Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana, Sehingga dapat mempertegas dalam pendelegasian wewenang dan pertanggungjawaban dan akan menunjang efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan. Dalam hal ini,struktur keorganisasian berperan penting dalam tercapainya prinsip ini. Struktur keorganisasian yang baik dan terstruktur akan memberikan pembagian tugas yang jelas dan baik.

3) Prinsip Kesatuan Perintah.
Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada seorang atasan saja. Sehingga dalam prinsip ini pimpinan berperan penting dalam mengatur dan mengontrol sepenuhnya akan suatu kebijakan dalam perintahnya.

4) Prinsip Pendelegasian Wewenang.
Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan pekerjaannya, Sehingga perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus dapat menjamin tercapainya hasil yang diharapkan.
Dalam pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi kewenangan dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain, dan mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya lagi. Meski pengambilan keputusan itu tetap harus dipertanggungjawabkan kepada pimpinan atau atasan.
5) Prinsip Pertanggungjawaban.
Dalam menjalankan tugasnya setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan. Dan setiap pegawai berkewajiban menjalankan tugas dengan sebaik –baiknya.
6) Prinsip Pembagian Pekerjaan.
Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya, melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan. Agar kegiatan tersebut dapat berjalan optimal maka dilakukan pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan kepada kemampuan dan keahlian dari masing-masing pegawai.
Adanya kejelasan dalam pembagian tugas, akan memperjelas dalam pendelegasian wewenang, pertanggungjawaban, serta menunjang efektivitas jalannya organisasi.
Dalam pembagian kerja seorang pimpinan mempunyai kemampuan untuk memberikan peirntah / tugas terhadap pegawai.

7) Prinsip Rentang Pengendalian.
Prinsip rentang pengendalian artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai dengan bentuk dan tipe organisasi, semakin besar suatu organisasi dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang pengendaliannya.
Dalam menentukan banyaknya jumlah bawahan maka harus adanya batasan proposional suatu organisasi. Disesuaikan dengan kebutuhan organisasi tersebut. Dan apabila jumlanya bawahan atau staf yang harus dikendalikan berjumlah banyak maka semakin besar juga pengendalian yang harus dilakukan.

8) Prinsip Fungsional.
Bahwa seorang pegawai dalam suatu organisasi secara fungsional harus jelas tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja, serta tanggung jawab dari pekerjaannya.
Hal ini juga berhubungan dengan prinsip pembagian kerja. Dan secara prinsif fungsional struktur keorganisasian memiliki juga kekuatan penting dalam mengontrol dan mengatur pembagian tugasnya secara fungsional dalam fungsionalnya

9) Prinsip Pemisahan.
Bahwa beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan tanggung jawabnya kepada orang lain. Dalam pembagian tugas telah ada bagian masing – masing kerja tiap pegawai / staf dan akan dipertanggung jawabkan kepada pemimpin. Sehingga tugas yang telah diberikan sesuai kompeten masing – masing harus dilaksanakan dengan sebaik –baiknya.

10) Prinsip Keseimbangan.
Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi. Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan diwujudkan melalui aktivitas/ kegiatan yang akan dilakukan. Dan tujuan tersebut adalah salah satu dasar kerja dari organisasi yang terbentuk.
Organisasi yang aktivitasnya sederhana (tidak kompleks) contoh klub sepak bola di suatu desa terpencil, Struktur organisasinya akan berbeda dengan organisasi klub sepak bola yang ada di kota besar seperti di Jakarta, Bandung, atau Surabaya.
11) Prinsip Fleksibilitas
Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika organisasi sendiri (internal factor) dan juga karena adanya pengaruh di luar organisasi (external factor), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuannya.
Fleksibilitas dari suatu organisasi akan mempengaruhi eksistensi organisasi tersebut dalam menghadapi perkembangan. Organisasi yang mampu berkembang dan menyesuaikan terhadap pertumbuhan sosial akan mampu terus tumbuh dan membuat organsasi tersebut menjadi lebih baik.

12) Prinsip Kepemimpinan.
Dalam organisasi apapun bentuknya diperlukan adanya kepemimpinan, atau dengan kata lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang digerakan oleh pemimpin organisasi tersebut.

Selasa, 05 Oktober 2010

MANAJEMEN,ADMINISTRASI DAN ORGANISASI OLAHRAGA

follow my twitter : https://twitter.com/SepriPutraA

MANAJEMEN,ADMINISTRASI DAN ORGANISASI OLAHRAGA

Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengelola atau mengatur.
Defenisi manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengendalian usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organiasi lainnya utk mencapai tujuan.(Bucher&Krotee,1993:4)

Manajemen Olahaga
Apa Manajemen Olahraga ?
Manajemen olahraga adalah suatu kombinasi keterampilan yg berhubungan dengan perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, pengendalian, penganggaran, dan evaluasi dalam kontek suatu organisasi yang memiliki produk utama berkaitan dengan olahraga.(Janet Park,1998:4)
Pengkombinasian tersebut perlu SDM yang terlibat dalam organisasi, bersatu dalam sebuah sistem bahu membahu bekerja untuk mencapai tujuan
Manajer adalah orang salah satu orang yang utama dalam organisasi olahraga karena harus mampu merencanakan, mengambil keputusan, melakukan koordinasi serta memotivasi produktivitas karyawan dan hubungan antar pengurus, memahami dan mengerti fungsi-fungsi manajemen.

Fungsi – fungsi manajemen olahraga
• Perencanaan
• Pengorganisasian
• Penentuan keputusan
• Pembimbingan /directing
• Pengendalian
• Evaluasi


Perencanaan
Merupakan tindakan teratur dengan didasari pemikiran yang cermat sebelum melakukan usaha pencapaian tujuan yg telah ditentukan
Perencanaan ini terdiri dari 5W+1H
o What(apa yang akan dikerjakan /materi apa)
o why(mengapa pekerjaan itu dilaksanakan/dasar pertimbangan)
o who(siapa yg mengerjakan/pelaksana),
o how(bagaimana mengerjakannya/tatakerja)
o where(dimana akan dikerjakan), when(kapan waktunya)

Pengorganisasian
Merupakan proses aktivitas kerjasama antar fungsi dalam manajemen untuk mencapai tujuan. Aktivitas ini berusaha menghubungkan orang-orang dan job deskripsinya agar tidak ada ketumpang tindihan

Penentuan keputusan
Merupakan aktivitas mengahkiri pertentangan mengenai sesuatu hal atau pemilihan terhadap macam-macam alternatif selama kerja sama berlangsung

Pembimbingan /directing
Merupakan aktivitas memberikan petunjuk atau perintah untuk mempengaruhi dan mengerahkan anggota dalam kerjasama

Pengendalian
Merupakan aktivitas yg berusaha agar kerjasama itu dapat berhasil sesuai dg rencana, perintah, petunjuk serta ketentuan-ketentuan lain yg telah ditetapkan dg mengawasi, memerikasa dan mencocokan segala sesuatu, apakah sudah berjalan dg baik dlm usaha pencapaian tujuan bersama
Evaluasi
Merupakan aktivitas yg berusaha memperbaiki dan menyempurnakan segala segi dalam usaha kerjasama. Aktivitas itu terutama ditujukan kepada struktur organisasi dan metode kerjasama

Manajemen Organisasi Olahraga
Apakah organisasi olahraga itu ?
Organisasi olahraga merupakan bentuk yg menjadi wadah usaha kerjasama sekelompok manusia, utk mencapai tujuan bersama. Salah satu bentuk organisasi olahraga adalah klub olahraga

Bagaimana manajemen sebuah klub olahraga ?
Manajemen Sebuah Klub Olahraga
Manajemen sebuah klub olahraga memerlukan beberapa komponen-komponen yg berperan penting dalam pengelolan klub
 Manajer
 Pelatih dan Program latihan
 Atlet/ pemain
 Sarana dan prasarana
 Pendanaan
 Dukungan lingkungan

Manajer
Manajer adalah pemimpin utama dlm organisasi olahraga .Manajer mengerti fungsi-fungsi dasar manajemen:
1. Perencanaan
Manajer hrs mempunyai visi untuk melihat jauh ke massa depan dan mennyiapkan suatu strategi utk mengantisipasi apa yg akan terjadi
2. Pengorganisasian
Manajer harus mampu menjelaskan job description utk masing-masing bidang

3. Penyusunaan Anggota (Staffing )
Manajer harus punya pengetahuan tentang SDM dengan seksama .Rekruitment pengurus dg penuh perhatian dan memastkan bahwa masing-masing bagian telah di pimpinan yang berkompeten

4. Memimpin (leading)
Manajer harus memimpn secara positif, memotivasi, mempengaruhi anggota klub utk bekerjasama dlm rangka mencapai tujuan

5. Pengendalian (Controlling)
Manajer harus menghubungkan satu dg yg lain dari berbagi tahapan pekerjaan dalam suatu organisasi
Dengan adanya laporan, monitoring, dan evaluasi mengenai pencapaian tujuan yg telah digariskan, shg akan dpt diketahui titik lemah dan kuat dari pengelolaan masing-masing bidang tugas selama ini

Model Kepemimpinan Manajer Klub Olahraga
* Model diktaktor
* The Organizer
* The wheeler-dealer
* The democrat (Thomas Reilly, 1996:259)

1. Model diktaktor,Manajer yg selalu berorentasi pada hasil
Tidak mempedulikan seberapa besar dana yg harus dikeluarkan, yg penting hasil atau tujuan yg diharapkan dapat tercapai

2. The Organizer
Sangat perhatian dengan atlet, mengikuti perkembangan tetapi lupa untuk memperlakukan mereka sebagai layaknya manusia
Keuntungan model ini:
Manajer selalu mengikuti setiap perkembangan dg segala peraturan terbaru, taktik dan pengetahuan, dan dapat meraih keuntungan sedikit diatas tim yg telah disiapkan dg baik
Kekurangan :
• Manajer terlalu kaku dan tidak fleksibel dlm menghadapi suatu masalah
• Menyalahkan pemain jika mengalami kekalahan dari pada menyalahkan program latihan yg dibuat

3. The wheeler-dealer
Digambarkan sebagai karakter pintar karena hidup dengan kecerdasan dan penuh firasat
Keuntungan model ini:
• Mempunyai kepribadian karismatik yg menarik dalam klub
• Sangat percaya diri shg mampu menggugah motivasi dlm tim

Kekurangan:
• Adanya ketidakpastian yg diterapkan dpt menghilangkan rasa menghargai pemain terhadap manajer dan ini merusak semangat tim
• Kurangmampu melakukan pengorganisasi, persiapan pada tim

4. The democrat
Digambarkan sbg orang baik yg ingin membangun tim kerja melalui persahabatan, serta tdk suka konflik dalam tim
Keuntungan model ini:
• Semangat tim selalu tinggi bila segala sesuatu berjalan baik di lapangan
• Kebijaksanaan yg terbuka dari manajer dpt membangun penghargaan yg lebih besar utk mereka dan menciptakan atmosfir yg baik
Kekurangan:
• Manajer seperti ini dilihat oleh beberapa orang dlm tim sbg orang yg lemah
• Tidak dapt mengatasi tekanan dg baik ataupun mempersipkan pemain da tim secara memuaskan; disiplin menurun drastis sebagai hasilnya

Pelatih dan Program Latihan
Mampu membuat program latihan yaitu suatu petunjuk yg mengikat tertulis, rasional dan terorganisir dg baik utk mencapai perkembangan kondisi latihan dalam rangka mencapai tujuan
Manajemen pelatih dikembangkan sesuai dg memanfaatkan metode ilmiah dan teknologi dlm membimbing, membina, dan mengarahkan atlet yg berbakat untuk merealisaikan prestasi sesingkat mungkin .Manajemen pelatih adalah bagaimana cara seorang pelatih menggunakan ilmu kepelatihannya utk digunakan dalam pengelolaan atlet.

Atlet (pemain)
Berasal dari berbagai lapisan masyarakat dan bergabung dg klub atas dorongan motivasi.Manajemen atlet adalah bagaimana cara mengelola atlet agar dpt mendukung tujuan klub

Sarana dan prasarana
Manajemen sarana dan prasarana adalah bagaimana cara para pengurus dalam menjalankan serta mengelola sarana dan prasarana latihan yg digunakan

Pendanaan
Klub olahraga sangat butuh sponsor pendanaan yg dpt digali dg bantuan bapak angkat, instansi setempat serta pemerntah utk menjamn berputarnya roda organisasi .Manajemen pendanaan adalah bagaimana cara para pengurus utk mengelola mulai dr penggalian dana sampai pd pengalokasian dana tersebut dlm mendukung eksistensi dan prestasi klub .
Bahwa dalam pengelolaan sebuah klub olahraga diperlukan kerjasama manajemen masing-masing komponen yg sangat berperan penting antara lain manajer, atlet, pelatih dan program latihan, pendanaan, sarana dan prasarana serta dukungan lingkungan dalam rangka mencapai tujuan klub yaitu prestasi olahraga