Sabtu, 28 Mei 2011
saat hati mencari teman sejati??
Itu yang di pesankan guruku saat ku harus berpisah teman SMAku,semua terasa begitu menakutkan saat ku harus berpisah dengan teman temanku..
teman yg begitu senasib seperjuangan,menangis dan tertawa bersama menjalani hari hari..
Dan kini aku tak tahu,apa masih bertemu mereka lagi..
Umur makin bertambah, dan makain berkurang waktuku..
bukan sok lebay atau sok apa y? Tpi emang tak ada teman yang sehebat dan sebaik SMA dulu,
Kini ku disini,tak terasa tiga tahun berlalu aku menjalani takdirku,sebagai mahasiswa di UNP padang,oh tak pernah terbayang olehku,awal kuliah aku sempat menangis karena ku tak mau disini,aku tak tahu kenapa?apa karena ku tak ingin disini,atau karena kejadian yg menyedihkan itu...
Tapi kini aku tahu,aku sadar dan ku harus bersyukur...
Engkau ajarkan aku ya allah,begitu indah jalan yang Kau kasih,begitu banyak pembelajaran Engkau kasih,
Insyaallah,Jati diri,pendewasaa,ilmu,teman dan mungkin jodoh Engkau kasih disini..
Ajari aku mencintai-Mu ya allah...
Aku tahu,aku adalah pendosa...
Ohhh,,pantai ini begitu indah..pagi yang begitu menenangkan untuk mengingatmu....
Engkau jauh lebih berharga dari semua,oh tuhanku...
Jumat, 27 Mei 2011
Wawasan / Kompetensi guru
- Wawasan kemampuan,maksudnya seorang guru harus memiliki kemampuan profesionalnya itu sendiri sebagai guru
- Wawasan keterampilan,seorang guru harus memiliki kemampuan ketrampilan dalam menyampaikan dan menyajikan bahan materi
- Wawasan kognitif
- Wawasan afektif
Selasa, 24 Mei 2011
Kriteria Evaluasi
Menurut Hasan (1988) evaluasi program semula merupakan evaluasi kurikulum. Karena itu cenderung tidak membedakan evaluasi program dengan evaluasi kurikulum. Sehubungan dengan pendapat tersebut, akan diuraikan hal-hal yang berhubungan dengan kriteria dalam mengadakan evaluasi.
Evaluasi harus berhubungan dengan kriteria. Dasar pemikiran tersebut, dengan criteria evaluator dapat memberikan pertimbangan nilai, harga, dan komponen-komponen program yang perlu penyempurnaan serta yang telah memenuhi persyaratan. Evaluator tanpa kriteria sama dengan bekerja dalam kegelapan. Tnpa adanya kriteria pertimbangan yang diberikan adalah tanpa dasar.
Kriteria evaluasi dikembangkan melalui model-model evaluasi yang digunakan. Empat kelompok pengembangan yang dapat dilakukan, yakni: “Pre-ordinate, Fidelity, Matual-adaptive, dan process”.
Pendekatan “Pre-ordinate” memiliki dua karakteristik; pertama kriteria ditetaokan sebelum pelaksanaan evaluasi. kriteria ini bersifat mengikat karena ditetapkan sebelum evaluator turun turun ke lapangan. Karekteristik kedua, kriteria yang dikembangkan bersumber pada standar tertentu. Seperti yang bersumber pada pandangan teoritik atau kumpulan tradisi yang sudah dianggap baik.
Pendekatan “Fidelity” pada dasarnya ada kesamaan prinsip dengan kedekatan “Pre-ordinate” yakni kriteria yang dikembangkan sebelum evaluator turun ke lapangan untuk mengumpulkan data. Perbedaaan prinsipil pada keduanya yaitu pada hakekat evalusi yang digunakan. Pendekatan Fidently tidak menggunakan criteria yang bersifat umum ( universal ) sebagaimana tuntutan pendekatan Pre-Ordinate.
Pendekatan ke tiga dikenal dengan istilah pendekatan gabungan mutual-adaptive. Pendekatan ini merupakan perpaduan antara pendekatan “Pre-Ordinate, Fidently, Process “ kriteria yang di gunakan dikembangkan dari karakteristis program dari luar, seperti berdasarkan pandangan secara teori, dari para pelaksana, dan dari pemakai program.
Pendekatan berikut ini dikenal dengan istilah pendekatan proses. Sesuai dengan namanya, pendekatan ini mengembangkan kriteria selama proses evaluasi berlangsung. Kriteria didapat melalui , wawancara, observasi, atau studi dokumentasi. Pendekatan ini berhubungan erat dengan aplikasi pendekatan kualitatif. Karakteristis yang menonjol dari pendekatan ini merupakan criteria yang dipergunakan dikembangkan selama evaluator di lapangan. Konsekuensinya pendekatan ini terikat dengan masalah yang dihadapi oleh para pelaksana program di lapangan.
Kriteria dalam evaluasi ini mengacu pada :
1. Pedoman – pedoman tentang program pendidikan jasmani yang berlaku.
2. Persepsi para pengembang program yang teruji secara teoritis.
3. Pertimbangan evaluator.
Sesuai dengan permasalahan terdahulu yaitu pada bagian pendahuluan pelaksana program pendidikan jasmani. Oleh sebab itu program ini perlu di evaluasi. Dari evaluasi tersebut pihak perencana, pengambil keputusan, dan pelaksana akan mendapatkan masukan yang diperlukan guna penyempurnaan lebih lanjut.
Penelitian evaluasi tentang pelaksanaan program pendidikan jasmani dapat dilakukan dengan membandingkan antara proses pelaksanaan program atau proses pelaksanaan yang program yang terjadi dalam pembelajaran dengan proses pembelajaran yang seharusnya dilaksanakan atau yang sesuai kurikulum ideal, yaitu termuat dalam buku GBPP kurikulum pendidikan jasmani.
Kunci pelaksanaan program apakah program telah sesuai dengan criteria kurikulum ideal yaitu yang tercantum dalam Buku Kurikulum Pendidikan Jasmani tahun 2004. Kriteria menurut Ebel (1972), yang digunakan untuk menentukan nilai prestasi yang diklasifikasikan atas dasar tingkatan sebagai berikut :
A = 81-100% Sangat baik
B = 61-80% Baik
C = 41-60% Cukup
D = 21-40% Kurang
E = 0-20% Sangat kurang
Atau Klasifikasi :
A = 81-100% sangat memadai
B = 61-80% memadai
C = 41-60% cukup memadai
D = 21-40 %kurang memadai
E = 0-21% sangat kurang memadai.