Senin, 04 Juni 2012

Share this history on :

Permainan Bolavoli
Permainan bolavoli merupakan suatu permainan regu yang sangat menarik (awalnya untuk mengisi waktu senggang) dan termasuk ke dalam kelompok permainan menyerang dan bertahan dan dimainkan oleh dua regu yang berlawanan (Blume, 2004:2). Bolavoli merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu atau kelompok yang masing-masing regu terdiri dari enam orang pemain. Mereka berhak melakukan service, passing atas, passing bawah, smash dan block.
Peraturan PBVSI (Tahun, 2005:7) menyatakan bahwa:
”Permainan bolavoli dimainkan dua regu yang masing-masing regu terdiri dari enam orang. Tiap-tiap regu berusaha meraih poin pada tiap set yang sudah ditentukan. Untuk mendapatkan poin (angka) tiap pemain (atlet) berusaha untuk mematikan bola di daerah regu lawan, apakah itu dengan service, smash, block, passing serta tipuan.
Hal ini sejalan yang dikemukakan (Yunus, 1992:68) bahwa teknik dasar dalam permainan bolavoli yaitu (1) service, (2) passing, (3) umpan, (4) smash, (5) block (bendungan)”.
Permainan Bolavoli dimainkan pada lapangan yang berukuran panjang 18 meter dan lebar 9 meter, dengan tinggi net 2,43 meter untuk putera dan 2,24 meter untuk puteri. Permainan ini melibatkan hampir semua bentuk gerakan yang bersifat melompat, memukul dan gerakan eksplosif lainnya.
Pada dasarnya permainan bolavoli mempunyai prinsip penyerangan dan bertahan. Kemampuan dan penguasaan teknik dasar merupakan persyaratan untuk mampu melaksanakan penyerangan dan pertahanan. Penguasaan teknik dasar serta kemampuan mengaplikasikan pada taktik, penyerangan dan pertahanan ditentukan oleh kualitas kondisi fisik dari setiap pemain.
Perkembangan teknik terjadi dalam smash. Dalam permainan bolavoli sekarang bukan hanya pemain depan saja yang berfungsi melakukan serangan, tetapi pemain belakang pun mampu melakukannya. Tentu saja pelaksanaannya serangan seperti itu tidak melanggar peraturan.
Dalam permainan bolavoli, seorang atlet sangat dituntut untuk dapat melakukan smash dengan baik, karena smash merupakan senjata utama untuk mendapatkan angka dan seninya permainan bolavoli terletak dari smash-smash yang dilakukan pemain. Untuk dapat melakukan smash yang baik harus didukung oleh faktor kondisi fisik.


 Keterampilan Smash Bolavoli
Keterampilan dalam olahraga merupakan “suatu proses gerakan dan pembuktian dalam praktik sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas dengan pasti dalam cabang olahraga” (Suharno,1982:12). Teknik adalah “suatu cara untuk melakukan dan melaksanakan sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien” (Yunus, 1992:103).
Keterampilan smash bolavoli yaitu kemampuan penguasaan teknik smash bolavoli. Dengan demikian teknik smash dalam permainan bolavoli dapat diartikan sebagai cara memperlakukan bola dengan efektif dan efisien dalam melakukan smash. Hal ini dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan peraturan permainan yang berlaku dalam mencapai suatu hasil yang optimal.
Smash pada hakekatnya merupakan suatu pukulan keras yang dilakukan dengan memanfaatkan keberadaan bola di udara di atas net  yang diarahkan pada suatu sasaran tertentu di lapangan lawan. Viera dkk (2004:71) menyatakan bahwa smash keras merupakan bagian yang amat penting dan menarik pada permainan bolavoli.
Untuk melakukan smash yang sukses harus melompat ke udara dan dengan tajam memukul objek yang bergerak (bola) melewati rintangan (net) sehingga bola mendarat dalam suatu daerah yang dibatasi (lapangan). Hal ini juga merupakan teknik yang paling sulit untuk dipelajari dari semua teknik dalam permainan bolavoli, dimana membutuhkan gerakan yang menuntut koordinasi dari berbagai sub gerak, dan gerakan memukul bola merupakan bagian dari rangkaian gerakan yang ditampilkan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat dikemukakan bahwa smash sebenarnya merupakan keterampilan yang esensial sebagai cara mematikan bola ke petak lawan. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa smash bolavoli adalah suatu keterampilan memukul bola sambil melompat secara keras dengan menggunakan telapak tangan dari atas menuju ke bawah (menukik). Untuk mendapakan smash yang keras dan menukik tersebut, smasher harus meloncat dan memukul bola di atas ketinggian net dengan koordinasi gerakan yang baik.

Melakukan smash tentunya membutuhkan kecepatan meloncat dan memukul bola. Dalam gerakan smash diperlukan kelentukan, dengan lenturnya persendian menambah tenaga yang dihasilkan, serta lincahnya pergerakan melakukan smash, sehingga dengan mudah mengarahkan bola ke petak lawan.
Smash dalam permainan bolavoli merupakan suatu teknik gerakan yang kompleks terdiri beberapa unsur. Beustelsthal (2005:25-28) mengatakan bahwa teknik melakukan smash bolavoli dirinci ada empat fase yang meliputi: (a) fase run up atau awalan, (b) fase take off atau melompat, (c) fase hit atau pukulan, (d) fase landing atau mendarat.
Penjelasan tersebut sejalan dengan Durrwachter dalam Akhmad (2006:12) yang mengatakan bahwa proses gerakan keseluruhan dalam smash dapat diuraikan: (1) pengambilan ancang-ancang, (2) langkah tumpuan, susulan lalu loncat, (3) pada saat lengan terayun tubuh melengkung ke belakang dan siku agak ditekuk, (4) pada saat memukul tubuh atas dengan lengan direntangkan, dan (5) menyentuh lantai kembali dengan kedua kaki. Dengan demikian bahwa teknik smash bolavoli dapat dibagi menjadi fase awalan, tolakan, pukulan dan mendarat. Walaupun demikian pandangan mata harus selalu mengarah pada gerak bola sepanjang smash.
Viera dkk (2004:76) melihatnya dari sisi teknik, smash bolavoli dapat dikelompokkan pada tiga tahapan, yaitu: (1) persiapan, (2) pelaksanaan, dan (3) gerakan lanjutan.
(1)     Persiapan
Mulai mendekat ketika bola telah mencapai setengah dari perjalanannya menuju pemain. Kemudian langkahkan kaki kira-kira dua langkah terakhir adalah langkah kanan dan langkah pendek atau melangkah untuk meloncat. Ayunkan kedua lengan kebelakang sampai setinggi pinggang yang bertumpu pada dua kaki. Pindahkan berat badan dan kemudian ayunkan lengan kedepan dan ke atas. Durrwachter dalam akhmad (2006:12) menyarankan bahwa arah gerak ancang-ancang yang paling baik adalah 45-600 terhadap jaring.
Suharno (1988:50) menganjurkan juga bahwa setelah meloncat kedua kaki dalam keadaan relaks dan tangan kanan berada di samping atas kepala agak ke belakang dan lengan diusahakan lurus dengan telapak tangan kanan menghadap ke depan sedang tangan kiri berada di samping depan kepala kira-kira setinggi telinga.
(2)     Pelaksanaan
Memukul bola dengan lengan lurus dan jangkauan sepenuhnya. Bola dipukul tepat berada di depan bahu memukul dan dengan telapak tangan yang terbuka. Pukul bola pada bagian belakang tengahnya dengan menekukkan tangan sepenuh tenaga. Tangan mengarahkan bola pada bagian atas.
Untuk mendapatkan pukulan yang keras, lengan harus dibengkokkan dan ditarik ke depan, mulai dengan bagian siku, disusul oleh lengan bawah dan pergelangan tangan diluruskan pada saat kontak dengan bola. Lengan kiri mula-mula diangkat tinggi guna menjaga keseimbangan badan, kemudian diayun ke bawah bersama-sama dengan lengan.
Keberhasilan smash tidak hanya diukur dengan kerasnya pukulan, melainkan ketepatan menjadi bagian terpenting. Pukulan dapat terarah dan tepat apabila bola yang dipukul dengan perkenaan bagian belakang atas telapak tangan terbuka disertai lecutan pergelangan tangan. Ketepatan saat memukul dengan jangkauan raihan tangan cukup optimal. Hal ini menunjukkan begitu pentingnya faktor tinggi badan dan jangkauan raihan.
(3)     Gerakan Lanjutan

Mata tetap mengawasi bola ketika memukul, selanjutnya mendarat ke lantai dengan bertumpu pada kedua kaki. Lutut sedikit dibengkokkan untuk menyerap tenaga. Selanjutnya jagalah titik keseimbangan badan agar tidak menyentuh atau menginjak serta melewati garis net. Kesalahan ini akan sangat merugikan pemain, sebab kecenderungan lawan akan memperoleh keuntungan atau angka. Jatuhkan tangan dengan penuh tenaga ke pinggul. Kemudian bersiap-siap kembali untuk mengantisipasi permainan selanjutnya.Menurut Heck yang ditulis Mulyana (2002:128), gerakan smash waktu memukul bola meliputi: (1) gerakan batang badan ke belakang, otot yang bekerja adalah erector spinae, (2) gerak batang badan pada waktu memukul bola, otot yang bekerja adalah abdominalis, (3) gerakan ayunan lengan untuk meloncat, otot-otot yang bekerja adalah latissimus dorsi, pectoralis, dan bicep brachi, (4) gerak waktu memukul bola, otot-otot bahu yang bekerja adalah shoulder extension dan wrist flexion.
Keberhasilan melakukan smash tidak hanya diukur kerasnya hasil pukulan bola, tetapi faktor ketepatan keras dan cepatnya pukulan ke arah sasaran. Hasil pukulan bisa terarah dan cermat, apabila bola terbuka disertai lecutan pergelangan tangan. Kecepatan gerakan dan kelincahan saat memukul bola yang optimal harus diperhatikan.
Menurut Cox dalam Mulyana (2002:129) terdapat beberapa hal yang terjadi penentu dalam kualitas motorik smash bolavoli, di antaranya adalah dukungan faktor kecepatan gerak. Kecepatan bergerak berkenaan dengan kemampuan yang memungkinkan dapat melaksanakan gerakan-gerakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, untuk mencapai hasil gerak yang sebaik-baiknya.
Agar dapat dapat melakukan smash yang baik, pemain harus mempunyai daya jangkau yang tinggi, loncatan yang tinggi, tangan yang kuat, kelentukan togok dan kelincahan yang diperlukan pemain agar pemain mampu memantau dan membayangi bola yang diumpan tosser, sehingga bisa menempatkan bola yang di pukul sesuai sasaran dan menghindari block dari regu lawan serta melakukan variasi serangan.
2.    Daya Ledak Otot Tungkai
Kondisi fisik yang harus dimiliki oleh atlet atau olahragawan yang berprestasi hendaknya memperhatikan unsur‑unsur kondisi fisik yang dimaksud. Seperti kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, koordinasi dan beberapa unsur lainnya. Unsur kondisi fisik yang didukung oleh dua komponen kondisi fisik kekuatan dan kecepatan sering dikatakan daya ledak (explosive power). Seperti dikatakan oleh Harre (1982:126) bahwa: “Daya ledak yaitu kemampuan atlet untuk mengatasi tahanan dengan suatu kecepatan kontraksi tinggi. Kontraksi otot yang tinggi diartikan sebagai kemampuan otot yang kuat dan cepat dalam berkontraksi".
Bahkan Sujoto (1985:8) mengatakan bahwa: "daya ledak otot merupakan kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang sependek‑pendeknya. Daya ledak itu sendiri diartikan oleh Harsono (1988:58) adalah "kemampuan komponen fisik kekuatan dan kecepatan yang bekerja dalam waktu yang bersamaan. Daya ledak tersebut akan dapat terjadi bila kondisi fisik Pada unsur kekuatan dan kecepatan dimilikinya bekerja secara bersamaan. Jadi kalau hanya kekuatan saja yang dimilikinya tanpa dibarengi dengan kecepatan maka, daya ledak tersebut tidak akan dapat tercapai dengan baik
Menurut Bowers dalam Arsil (1999:24), daya tahan otot merupakan kemampuan otot atau sekelompok otot untuk menyokong kerja (beban) selama waktu tertentu (muscular endurance) yang ditentukan oleh: a) kekuatan otot, b) jumlah bahan yang ada dalam otot, dan c) istirahat yang cukup.
Pendapat Garbard dalam Arsil (1999:19) mengatakan bahwa daya tahan terdiri dari daya tahan otot dan daya tahan kardiorespiratori. Daya tahan otot adalah kemampuan sekelompok otot untuk melakukan kontraksi secara berulang (menjalankan kerja) melalui periode waktu bertahan yang cukup sampai otot menjadi lemah. Menurut Bompa dalam Arsil (1999:45) mengemukakan bahwa kekuatan terbagi atas: (1) kekuatan umum,             (2) kekuatan khusus, (3) kekuatan maksimal, (4) kekuatan daya tahan, (5) kekuatan absolute, dan (6) kekuatan relative.
Daya ledak merupakan sebagai kemampuan kombinasi kekuatan dengan kecepatan yang terealisasi dalam bentuk kemampuan otot yang mengatasi beban dengan kecepatan kontraksi yang tinggi (Jonath dan Krempel 1981:31). Menurut (Rushal dan Pyke, 1990:252) daya ledak diartikan sebagi suatu fungsi dari kekuatan dan kecepatan gerakan. Menurut (Bompa, 1990) daya ledak sebagai produk dari dua kemampuan, yaitu : kekuatan (strength) dan kecepatan (speed) untuk melakukan force maksimum dalam waktu yang sangat cepat.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa daya ledak merupakan perpaduan atau kombinasi antara kekuatan dan kecepatan untuk mengatasi beban atau hambatan dengan kecepatan konstraksi yang tinggi. Dalam permainan Bolavoli komponen daya ledak merupakan hal yang sangat penting. Hal ini disebabkan banyaknya komponen daya ledak digunakan ketika atlet dalam melakukan smash.
Dari beberapa pendapat tersebut di atas ada dua unsur penting dalam daya ledak, yaitu (1) kekuatan otot dan (2) kecepatan otot, dalam mengarahkan tenaga maksimal untuk mengatasi hambatan. Dengan demikian, dapat disimpulkan daya ledak adalah perpaduan atau kombinasi antara kekuatan dan kecepatan yang mengatasi beban atau tahanan dengan kecepatan kontraksi otot yang tinggi. Dengan demikian, jelaslah bahwa daya ledak mengandung unsur kekuatan dan kecepatan. Kekuatan mengambarkan kemampuan otot untuk mengatasi beban atau tahanan, sedang kecepatan menunjukkan kemampuan kontraksi otot dalam mengatasi beban dengan cepat. Dan daya ledak otot tungkai ini sangat dibutuhkan dalam permainan bolavoli terutama saat melakukan smash.
3.    Koordinasi Mata Tangan
Koordinasi adalah kemampuan menggabungkan sistem saraf gerak yang terpisah dengan merubahnya menjadi suatu pola gerak yang efisien. Makin komplek suatu gerakan, maka makin tinggi tingkat koordinasinya. Bompa (1990), mengatakan bahwa koordinasi adalah  suatu kemampuan biomotorik yang sangat komplek, saling berhubungan dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan, dan kelentukan. Kecenderungan orang selama ini mengartikan  koordinasi sebagai kemampuan seseorang untuk merangkai beberapa unsur gerakan menjadi suatu gerakan yang selaras sesuai dengan tujuannya.
Di sisi lain, PBVSI (1995:61) mengemukakan koordinasi adalah kemampuan atlet untuk merangkai beberapa gerak menjadi satu gerak yang utuh dan selaras. Pusat pengaturan koordinasi di otak kecil (cerebulum) dengan proses dari pusat saraf tepi ke indra dan terus ke otot untuk melaksanakan gerak yang selaras dan utuh otot synergies dan antogonis. Koordinasi adalah kemampuan untuk memproduksi kinerja baru sebagai ramuan dari berbagai gerak sebagai sistem saraf dan otot yang bekerja secara harmonis. (Harsuki, 2003:54).
Sementara Suharno (1986:56), menyatakan koordinasi adalah kemampuan seseorang untuk merangkaikan beberapa unsur gerak menjadi satu gerakan yang selaras sesuai dengan tujuannya. Koordinasi adalah kemampuan untuk menyelesaikan tugas motorik secara cepat dan terarah yang ditentukan oleh proses pengendalian dan pengaturan gerakan serta kerjasama sistem persarafan pusat. (Syarifuddin, 1999:62). Kemudian Kiram (1999:95), menyatakan koordinasi dari pemberian atau penyebaran impuls tenaga dapat dibagi menjadi dua bentuk, yaitu: (1) koordinasi pemberian impuls tenaga kepada bagian otot yang membutuhkan, (2) koordinasi untuk mengkoordinir dan memanfaatkan seluruh impuls tenaga yang diberikan atau disebarkan kepada otot-otot menjadi suatu kesatuan tenaga yang cukup besar dapat disalurkan sesuai dengan kebutuhan untuk pelaksanaan atau pemecahan tugas-tugas gerak.
Dari sudut fisiologis, koordinasi gerak merupakan perwujudan pengaturan terhadap proses-proses motorik terutama terhadap kerja otot-otot yang diatur melalui sistem persarafan atau disebut dengan intra muscular coordination, (Kiram, 1999:86). Selanjutnya Kiram, (1999:97). Untuk itu perlu dihimpun suatu tenaga dengan mengkoordinasikan tenaga-tenaga dari alat-alat gerak atau bagian-bagian tubuh yang lain. Pembangunan tenaga yang cukup besar tersebut dimulai dari alat geraka atau bagian tubuh tertentu yang diteruskan ke bagian-bagian tubuh yang lain yang membantu pembangunan tenaga yang cukup besar, kemudian dikoordinasikan dan dihimpun serta disalurkan ke otot-otot.
a.    Jenis-Jenis Koordinasi
Bompa (2000:380), mengklasifikasikan koordinasi, yaitu:                                          
(1) koordinasi umum, menentukan kemampuan seseorang untuk melakukan berbagai keterampilan motorik secara rasional, terlepas dari kekhususan olahraga. Setiap atlet mengikuti perkembangan yang multilateral akan mendapatkan koordinasi umum yang mencukupi. Koordinasi umum adalah sebagai basis untuk pengembangan koordinasi khusus atau spesifik, (2) koordinasi spesifik, menggambarkan kemampuan seseorang untuk melakukan berbagai gerakan dengan cepat, mudah, sempurna dan tepat. Koordinasi motorik yang khusus atau spesifik berhubungan erat dengan keterampilan-keterampilan ke cabang olahraga.
Menurut Syafruddin (1999:62) membagi jenis-jenis koordinasi sebagai berikut: (1) koordinasi otot inter, yaitu koordinasi antar otot-otot yang bekerjasama dalam melakukan suatu gerakan. Kerjasama dimaksud adalah kerjasama antar otot agonis dengan antagonis dalam suatu proses gerakan yang terarah; (2) koordinasi otot intra, yaitu merupakan koordinasi yang terjadi dalam otot yang tidak dapat diamati, karena prosesnya terjadi di dalam otot manusia. Sedangkan PBVSI (1995:62) membagi jenis-jenis koordinasi menjadi empat bagian, yaitu: (1) merangkaikan beberapa gerak menjadi satu gerakan yang utuh dan serasi; (2) adanya gerak yang kontra antara gerak yang satu dan gerak lainnya. Kerja otot sinergi dan otot antagonis harus serasi; (3) gerak-gerak tangan kanan dan kiri saling bergantian, begitu pula dengan gerak kaki kanan dan kiri yang selalu bertentangan arah; (4) kerja secara simultan dan harmonis antara susunan saraf, indra dan otot.
b.   Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Koordinasi
Bompa (2000), menyebutkan bahwa koordinasi dapat dipengaruhi oleh: (1) daya pikir, atlet terkenal bukan hanya mengesankan dengan keterampilan yang menakjubkan atau kemampuan motorik yang baik, tetapi juga dengan ide dan caranya memecahkan masalah motorik dan taktik yang komplek, (2) kecakapan dan ketelitian organ pada indera (sensoris), analisa motorik dan sensor kinestetik serta keseimbangan irama kontraksi otot merupakan faktor yang penting dalam hal koordinasi, (3) pengalaman motorik, direfleksikan melalui berbagai keterampilan yang tinggi adalah suatu faktor penentu dalam kemampuan koordinasi seseorang, atau kemampuan untuk belajar secara cepat, (4) tingkat perkembangan kemampuan biomotorik, seperti kekuatan, kecepatan, daya tahan dan kelentukan ikut mempengaruhi koordinasi.
c.    Fungsi Koordinasi
Sehubungan dengan fungsi koordinasi, Kiram (1994:8) mengatakan bahwa dengan adanya koordinasi maka:
“a) Dapat melaksanakan gerakan secara efektif dan efisien. Efektif dalam kaitan ini berhubungan dengan efisiensi penggunaan waktu, ruangan dan energi, dalam melaksanakan suatu gerakan. Sedangkan efektif berkaitan dengan efektivitas proses yang dilalui dalam mencapai tujuan; b) dapat memanfaatkan kondisi fisik secara optimal dalam memecahkan tugas gerakan; c) persyaratan untuk dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan gerakan; d) persyaratan untuk dapat menguasai keterampilan motorik olahraga tertentu”.
Lebih lanjut PBVSI (1995:61) mengemukakan fungsi koordinasi antara lain: (1) mengkoordinasikan beberapa gerak agar menjadi satu gerak yang utuh dan serasi, (2) efisien dan efektif dalam penggunaan tenaga, (3) untuk menghindari cedera, (4) mempercepat berlatih, menguasai teknik, (5) dapat untuk memperkaya taktik dalam bertanding, (6) kesiapan mental atlet lebih mantap untuk menghadapi pertandingan.
Sajoto, (1988:53) mengatakan koordinasi mata-tangan serta kaki adalah gerakan yang terjadi dari informasi yang diintegrasikan ke dalam gerak anggota badan. Semua gerak harus dapat dikontrol dengan penglihatan dan harus tepat, sesuai dengan aturan yang direncanakan dalam pikiran. Memantul-mantulkan bola, melempar, menendang, dan menghentikannya, semuanya memerlukan sejumlah input yang dapat dilihat, kemudian input tadi diintegrasikan ke dalam gerak motorik, agar hasilnya benar-benar terkoordinir secara rapi dan luwes.
Lebih lanjut Sumosardjono (1990:125) mengatakan fungsi koordinasi mata-tangan adalah:
“Integrasi antara mata sebagai pemegang utama, dan tangan sebagai pemegang fungsi yang melakukan suatu gerakan tertentu, dalam hal ini, kedua mata akan memberitahukan kapan bola berada di suatu titik agar tangan langsung mengayun untuk melakukan pukulan yang tepat”.
Dengan demikian, koordinasi merupakan salah satu unsur yang sangat diperlukan untuk menguasai suatu keterampilan olahraga. Tingkat koordinasi seseorang menentukan terhadap penguasaan suatu keterampilan olahraga, apalagi keterampilan itu tergolong kepada penguasaan teknik keterampilan memukul dalam melakukan smash dalam permainan bolavoli.

2 komentar: