Permainan Bolavoli
Permainan
bolavoli merupakan suatu permainan regu yang sangat menarik (awalnya untuk
mengisi waktu senggang) dan termasuk ke dalam kelompok permainan menyerang dan bertahan
dan dimainkan oleh dua regu yang berlawanan (Blume, 2004:2). Bolavoli merupakan permainan yang dimainkan oleh dua regu
atau kelompok yang masing-masing regu terdiri dari enam orang pemain. Mereka
berhak melakukan service, passing atas, passing bawah, smash
dan block.
Peraturan
PBVSI (Tahun, 2005:7) menyatakan bahwa:
”Permainan bolavoli dimainkan dua regu yang masing-masing regu terdiri dari
enam orang. Tiap-tiap regu berusaha meraih poin pada tiap set yang sudah
ditentukan. Untuk mendapatkan poin (angka) tiap pemain (atlet) berusaha untuk mematikan bola di daerah
regu lawan, apakah itu dengan service, smash, block, passing serta
tipuan.
Hal ini sejalan yang dikemukakan (Yunus, 1992:68) bahwa teknik dasar dalam permainan bolavoli yaitu (1) service,
(2) passing, (3) umpan, (4) smash, (5) block (bendungan)”.
Permainan
Bolavoli dimainkan pada lapangan yang berukuran panjang 18 meter dan lebar 9
meter, dengan tinggi net 2,43 meter untuk putera dan 2,24 meter untuk puteri. Permainan ini melibatkan hampir semua bentuk gerakan
yang bersifat melompat, memukul dan gerakan eksplosif
lainnya.
Pada dasarnya permainan bolavoli mempunyai prinsip penyerangan dan
bertahan. Kemampuan dan penguasaan teknik dasar merupakan persyaratan untuk
mampu melaksanakan penyerangan dan pertahanan. Penguasaan teknik dasar serta
kemampuan mengaplikasikan pada taktik, penyerangan dan pertahanan ditentukan
oleh kualitas kondisi fisik dari setiap pemain.
Perkembangan
teknik terjadi dalam smash. Dalam permainan
bolavoli sekarang bukan hanya pemain depan saja yang berfungsi melakukan
serangan, tetapi pemain belakang pun mampu melakukannya. Tentu saja
pelaksanaannya serangan seperti itu tidak melanggar peraturan.
Dalam permainan bolavoli, seorang atlet sangat dituntut untuk dapat
melakukan smash
dengan baik, karena smash merupakan
senjata utama untuk mendapatkan angka dan seninya permainan bolavoli terletak
dari smash-smash yang dilakukan pemain. Untuk dapat melakukan smash yang baik harus didukung oleh faktor
kondisi fisik.
Keterampilan
Smash Bolavoli
Keterampilan dalam olahraga merupakan “suatu proses gerakan dan pembuktian
dalam praktik sebaik mungkin untuk menyelesaikan tugas dengan pasti dalam
cabang olahraga” (Suharno,1982:12). Teknik adalah “suatu cara untuk melakukan
dan melaksanakan sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu secara efektif dan
efisien” (Yunus, 1992:103).
Keterampilan smash bolavoli yaitu
kemampuan penguasaan teknik smash
bolavoli. Dengan demikian teknik smash
dalam permainan bolavoli dapat diartikan sebagai cara memperlakukan bola dengan
efektif dan efisien dalam melakukan smash.
Hal ini dalam pelaksanaannya disesuaikan dengan peraturan permainan yang
berlaku dalam mencapai suatu hasil yang optimal.
Smash pada hakekatnya merupakan suatu pukulan keras
yang dilakukan dengan memanfaatkan keberadaan bola di udara di atas net yang
diarahkan pada suatu sasaran tertentu di lapangan lawan. Viera dkk (2004:71)
menyatakan bahwa smash keras
merupakan bagian yang amat penting dan menarik pada permainan bolavoli.
Untuk melakukan smash yang sukses
harus melompat ke udara dan dengan tajam memukul objek yang bergerak (bola)
melewati rintangan (net) sehingga bola mendarat dalam suatu daerah yang
dibatasi (lapangan). Hal ini juga merupakan teknik yang paling sulit untuk
dipelajari dari semua teknik dalam permainan bolavoli, dimana membutuhkan
gerakan yang menuntut koordinasi dari berbagai sub gerak, dan gerakan memukul
bola merupakan bagian dari rangkaian gerakan yang ditampilkan.
Dari beberapa pengertian di atas dapat dikemukakan bahwa smash sebenarnya merupakan keterampilan
yang esensial sebagai cara mematikan bola ke petak lawan. Dengan demikian dapat
dijelaskan bahwa smash bolavoli
adalah suatu keterampilan memukul bola sambil melompat secara keras dengan
menggunakan telapak tangan dari atas menuju ke bawah (menukik). Untuk
mendapakan smash yang keras dan
menukik tersebut, smasher harus
meloncat dan memukul bola di atas ketinggian net dengan koordinasi gerakan yang
baik.
Melakukan smash tentunya
membutuhkan kecepatan meloncat dan memukul bola. Dalam gerakan smash diperlukan kelentukan, dengan
lenturnya persendian menambah tenaga yang dihasilkan, serta lincahnya
pergerakan melakukan smash, sehingga
dengan mudah mengarahkan bola ke petak lawan.
Smash dalam permainan bolavoli merupakan suatu teknik
gerakan yang kompleks terdiri beberapa unsur. Beustelsthal (2005:25-28)
mengatakan bahwa teknik melakukan smash
bolavoli dirinci ada empat fase yang meliputi: (a) fase run up atau awalan, (b) fase
take off atau melompat, (c) fase hit
atau pukulan, (d) fase landing atau
mendarat.
Penjelasan tersebut sejalan dengan Durrwachter dalam Akhmad (2006:12) yang
mengatakan bahwa proses gerakan keseluruhan dalam smash dapat diuraikan: (1) pengambilan ancang-ancang, (2) langkah
tumpuan, susulan lalu loncat, (3) pada saat lengan terayun tubuh melengkung ke
belakang dan siku agak ditekuk, (4) pada saat memukul tubuh atas dengan lengan
direntangkan, dan (5) menyentuh lantai kembali dengan kedua kaki. Dengan
demikian bahwa teknik smash bolavoli
dapat dibagi menjadi fase awalan,
tolakan, pukulan dan mendarat. Walaupun demikian pandangan mata harus selalu
mengarah pada gerak bola sepanjang smash.
Viera dkk (2004:76) melihatnya dari sisi teknik, smash bolavoli dapat dikelompokkan pada tiga tahapan, yaitu: (1)
persiapan, (2) pelaksanaan, dan (3) gerakan lanjutan.
(1) Persiapan
Mulai mendekat ketika bola telah mencapai setengah dari perjalanannya
menuju pemain. Kemudian langkahkan kaki kira-kira dua langkah terakhir adalah
langkah kanan dan langkah pendek atau melangkah untuk meloncat. Ayunkan kedua
lengan kebelakang sampai setinggi pinggang yang bertumpu pada dua kaki.
Pindahkan berat badan dan kemudian ayunkan lengan kedepan dan ke atas.
Durrwachter dalam akhmad (2006:12) menyarankan bahwa arah gerak ancang-ancang
yang paling baik adalah 45-600 terhadap jaring.
Suharno (1988:50) menganjurkan juga bahwa setelah meloncat kedua kaki dalam
keadaan relaks dan tangan kanan berada di samping atas kepala agak ke belakang
dan lengan diusahakan lurus dengan telapak tangan kanan menghadap ke depan
sedang tangan kiri berada di samping depan kepala kira-kira setinggi telinga.
(2) Pelaksanaan
Memukul bola dengan lengan lurus dan jangkauan sepenuhnya. Bola dipukul
tepat berada di depan bahu memukul dan dengan telapak tangan yang terbuka.
Pukul bola pada bagian belakang tengahnya dengan menekukkan tangan sepenuh
tenaga. Tangan mengarahkan bola pada bagian atas.
Untuk mendapatkan pukulan yang keras, lengan harus dibengkokkan dan ditarik
ke depan, mulai dengan bagian siku, disusul oleh lengan bawah dan pergelangan
tangan diluruskan pada saat kontak dengan bola. Lengan kiri mula-mula diangkat
tinggi guna menjaga keseimbangan badan, kemudian diayun ke bawah bersama-sama
dengan lengan.
Keberhasilan smash tidak hanya
diukur dengan kerasnya pukulan, melainkan ketepatan menjadi bagian terpenting.
Pukulan dapat terarah dan tepat apabila bola yang dipukul dengan perkenaan
bagian belakang atas telapak tangan terbuka disertai lecutan pergelangan
tangan. Ketepatan saat memukul dengan jangkauan raihan tangan cukup optimal.
Hal ini menunjukkan begitu pentingnya faktor tinggi badan dan jangkauan raihan.
(3) Gerakan Lanjutan
Mata tetap mengawasi bola ketika memukul, selanjutnya mendarat ke lantai
dengan bertumpu pada kedua kaki. Lutut sedikit dibengkokkan untuk menyerap
tenaga. Selanjutnya jagalah titik keseimbangan badan agar tidak menyentuh atau
menginjak serta melewati garis net. Kesalahan ini akan sangat merugikan pemain,
sebab kecenderungan lawan akan memperoleh keuntungan atau angka. Jatuhkan
tangan dengan penuh tenaga ke pinggul. Kemudian bersiap-siap kembali untuk
mengantisipasi permainan selanjutnya.Menurut Heck yang ditulis Mulyana (2002:128), gerakan smash waktu memukul bola meliputi: (1) gerakan batang badan ke
belakang, otot yang bekerja adalah erector
spinae, (2) gerak batang badan pada waktu memukul bola, otot yang bekerja
adalah abdominalis, (3) gerakan
ayunan lengan untuk meloncat, otot-otot yang bekerja adalah latissimus dorsi, pectoralis, dan bicep brachi,
(4) gerak waktu memukul bola, otot-otot bahu yang bekerja adalah shoulder extension dan wrist flexion.
Keberhasilan melakukan smash
tidak hanya diukur kerasnya hasil pukulan bola, tetapi faktor ketepatan keras
dan cepatnya pukulan ke arah sasaran. Hasil pukulan bisa terarah dan cermat,
apabila bola terbuka disertai lecutan pergelangan tangan. Kecepatan gerakan dan
kelincahan saat memukul bola yang optimal harus diperhatikan.
Menurut Cox dalam Mulyana (2002:129) terdapat beberapa hal yang terjadi
penentu dalam kualitas motorik smash
bolavoli, di antaranya adalah dukungan faktor kecepatan gerak. Kecepatan
bergerak berkenaan dengan kemampuan yang memungkinkan dapat melaksanakan
gerakan-gerakan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, untuk mencapai hasil
gerak yang sebaik-baiknya.
Agar dapat dapat melakukan smash
yang baik, pemain harus mempunyai daya jangkau yang tinggi, loncatan yang
tinggi, tangan yang kuat, kelentukan togok dan kelincahan yang diperlukan
pemain agar pemain mampu memantau dan membayangi bola yang diumpan tosser, sehingga bisa menempatkan bola
yang di pukul sesuai sasaran dan menghindari block dari regu lawan serta melakukan variasi serangan.
2. Daya
Ledak Otot Tungkai
Kondisi fisik yang harus dimiliki oleh atlet atau
olahragawan yang berprestasi hendaknya memperhatikan unsur‑unsur kondisi fisik
yang dimaksud. Seperti kekuatan, daya tahan, kecepatan, kelincahan, koordinasi
dan beberapa unsur lainnya. Unsur kondisi fisik yang didukung oleh dua komponen
kondisi fisik kekuatan dan kecepatan sering dikatakan daya ledak (explosive
power). Seperti dikatakan oleh Harre (1982:126) bahwa: “Daya ledak yaitu
kemampuan atlet untuk mengatasi tahanan dengan suatu kecepatan kontraksi
tinggi. Kontraksi otot yang tinggi diartikan sebagai kemampuan otot yang kuat
dan cepat dalam berkontraksi".
Bahkan Sujoto (1985:8) mengatakan bahwa: "daya
ledak otot merupakan kemampuan seseorang untuk mempergunakan kekuatan maksimum
yang dikerahkan dalam waktu yang sependek‑pendeknya. Daya ledak itu sendiri
diartikan oleh Harsono (1988:58) adalah "kemampuan komponen fisik kekuatan
dan kecepatan yang bekerja dalam waktu yang bersamaan. Daya ledak tersebut akan
dapat terjadi bila kondisi fisik Pada unsur kekuatan dan kecepatan dimilikinya
bekerja secara bersamaan. Jadi kalau hanya kekuatan saja yang dimilikinya tanpa
dibarengi dengan kecepatan maka, daya ledak tersebut tidak akan dapat tercapai
dengan baik
Menurut Bowers dalam Arsil (1999:24), daya tahan
otot merupakan kemampuan otot atau sekelompok otot untuk menyokong kerja
(beban) selama waktu tertentu (muscular endurance) yang ditentukan oleh:
a) kekuatan otot, b) jumlah bahan yang ada dalam otot, dan c) istirahat yang
cukup.
Pendapat Garbard dalam Arsil (1999:19) mengatakan
bahwa daya tahan terdiri dari daya tahan otot dan daya tahan kardiorespiratori.
Daya tahan otot adalah kemampuan sekelompok otot untuk melakukan kontraksi
secara berulang (menjalankan kerja) melalui periode waktu bertahan yang cukup
sampai otot menjadi lemah. Menurut Bompa dalam Arsil (1999:45) mengemukakan
bahwa kekuatan terbagi atas: (1) kekuatan umum, (2) kekuatan khusus, (3) kekuatan
maksimal, (4) kekuatan daya tahan, (5) kekuatan absolute, dan (6) kekuatan
relative.
Daya ledak merupakan sebagai kemampuan kombinasi
kekuatan dengan kecepatan yang terealisasi dalam bentuk kemampuan otot yang
mengatasi beban dengan kecepatan kontraksi yang tinggi (Jonath dan Krempel
1981:31). Menurut (Rushal dan Pyke, 1990:252) daya ledak diartikan sebagi suatu
fungsi dari kekuatan dan kecepatan gerakan. Menurut (Bompa, 1990) daya ledak
sebagai produk dari dua kemampuan, yaitu : kekuatan (strength) dan kecepatan (speed)
untuk melakukan force maksimum dalam
waktu yang sangat cepat.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
daya ledak merupakan perpaduan atau kombinasi antara kekuatan dan kecepatan
untuk mengatasi beban atau hambatan dengan kecepatan konstraksi yang tinggi.
Dalam permainan Bolavoli komponen daya ledak merupakan hal yang sangat penting.
Hal ini disebabkan banyaknya komponen daya ledak digunakan ketika atlet dalam
melakukan smash.
Dari beberapa pendapat tersebut di atas ada dua
unsur penting dalam daya ledak,
yaitu (1) kekuatan otot dan (2) kecepatan otot, dalam mengarahkan tenaga
maksimal untuk mengatasi hambatan. Dengan demikian, dapat disimpulkan daya ledak
adalah perpaduan atau kombinasi antara kekuatan dan kecepatan yang mengatasi
beban atau tahanan dengan kecepatan kontraksi otot yang tinggi. Dengan
demikian, jelaslah bahwa daya ledak mengandung unsur kekuatan dan kecepatan.
Kekuatan mengambarkan kemampuan otot untuk mengatasi beban atau tahanan, sedang
kecepatan menunjukkan kemampuan kontraksi otot dalam mengatasi beban dengan
cepat. Dan daya ledak otot tungkai ini sangat dibutuhkan dalam permainan
bolavoli terutama saat melakukan smash.
3. Koordinasi
Mata Tangan
Koordinasi adalah kemampuan menggabungkan sistem
saraf gerak yang terpisah dengan merubahnya menjadi suatu pola gerak yang
efisien. Makin komplek suatu gerakan, maka makin tinggi tingkat koordinasinya.
Bompa (1990), mengatakan bahwa koordinasi adalah suatu kemampuan biomotorik yang sangat
komplek, saling berhubungan dengan kecepatan, kekuatan, daya tahan, dan
kelentukan. Kecenderungan orang selama ini mengartikan koordinasi sebagai kemampuan seseorang untuk
merangkai beberapa unsur gerakan menjadi suatu gerakan yang selaras sesuai
dengan tujuannya.
Di sisi lain, PBVSI (1995:61) mengemukakan
koordinasi adalah kemampuan atlet untuk merangkai beberapa gerak menjadi satu
gerak yang utuh dan selaras. Pusat pengaturan koordinasi di otak kecil (cerebulum)
dengan proses dari pusat saraf tepi ke indra dan terus ke otot untuk
melaksanakan gerak yang selaras dan utuh otot synergies dan antogonis.
Koordinasi adalah kemampuan untuk memproduksi kinerja baru sebagai ramuan dari
berbagai gerak sebagai sistem saraf dan otot yang bekerja secara harmonis.
(Harsuki, 2003:54).
Sementara Suharno (1986:56), menyatakan koordinasi
adalah kemampuan seseorang untuk merangkaikan beberapa unsur gerak menjadi satu
gerakan yang selaras sesuai dengan tujuannya. Koordinasi adalah kemampuan untuk
menyelesaikan tugas motorik secara cepat dan terarah yang ditentukan oleh
proses pengendalian dan pengaturan gerakan serta kerjasama sistem persarafan
pusat. (Syarifuddin, 1999:62). Kemudian Kiram (1999:95), menyatakan koordinasi
dari pemberian atau penyebaran impuls tenaga dapat dibagi menjadi dua bentuk,
yaitu: (1) koordinasi pemberian impuls tenaga kepada bagian otot yang
membutuhkan, (2) koordinasi untuk mengkoordinir dan memanfaatkan seluruh impuls
tenaga yang diberikan atau disebarkan kepada otot-otot menjadi suatu kesatuan
tenaga yang cukup besar dapat disalurkan sesuai dengan kebutuhan untuk
pelaksanaan atau pemecahan tugas-tugas gerak.
Dari sudut fisiologis, koordinasi gerak merupakan
perwujudan pengaturan terhadap proses-proses motorik terutama terhadap kerja
otot-otot yang diatur melalui sistem persarafan atau disebut dengan intra
muscular coordination, (Kiram, 1999:86). Selanjutnya Kiram, (1999:97).
Untuk itu perlu dihimpun suatu tenaga dengan mengkoordinasikan tenaga-tenaga
dari alat-alat gerak atau bagian-bagian tubuh yang lain. Pembangunan tenaga
yang cukup besar tersebut dimulai dari alat geraka atau bagian tubuh tertentu
yang diteruskan ke bagian-bagian tubuh yang lain yang membantu pembangunan
tenaga yang cukup besar, kemudian dikoordinasikan dan dihimpun serta disalurkan
ke otot-otot.
a. Jenis-Jenis
Koordinasi
Bompa (2000:380), mengklasifikasikan koordinasi,
yaitu:
(1) koordinasi umum, menentukan kemampuan seseorang
untuk melakukan berbagai keterampilan motorik secara rasional, terlepas dari
kekhususan olahraga. Setiap atlet mengikuti perkembangan yang multilateral akan
mendapatkan koordinasi umum yang mencukupi. Koordinasi umum adalah sebagai
basis untuk pengembangan koordinasi khusus atau spesifik, (2) koordinasi
spesifik, menggambarkan kemampuan seseorang untuk melakukan berbagai gerakan
dengan cepat, mudah, sempurna dan tepat. Koordinasi motorik yang khusus atau
spesifik berhubungan erat dengan keterampilan-keterampilan ke cabang olahraga.
Menurut Syafruddin (1999:62) membagi jenis-jenis
koordinasi sebagai berikut: (1) koordinasi otot inter, yaitu koordinasi antar
otot-otot yang bekerjasama dalam melakukan suatu gerakan. Kerjasama dimaksud
adalah kerjasama antar otot agonis dengan antagonis dalam suatu proses gerakan
yang terarah; (2) koordinasi otot intra, yaitu merupakan koordinasi yang
terjadi dalam otot yang tidak dapat diamati, karena prosesnya terjadi di dalam
otot manusia. Sedangkan PBVSI (1995:62) membagi jenis-jenis koordinasi menjadi
empat bagian, yaitu: (1) merangkaikan beberapa gerak menjadi satu gerakan yang
utuh dan serasi; (2) adanya gerak yang kontra antara gerak yang satu dan gerak
lainnya. Kerja otot sinergi dan otot antagonis harus serasi; (3) gerak-gerak
tangan kanan dan kiri saling bergantian, begitu pula dengan gerak kaki kanan
dan kiri yang selalu bertentangan arah; (4) kerja secara simultan dan harmonis
antara susunan saraf, indra dan otot.
b. Faktor-Faktor
yang Mempengaruhi Koordinasi
Bompa (2000), menyebutkan bahwa koordinasi dapat
dipengaruhi oleh: (1) daya pikir, atlet terkenal bukan hanya mengesankan dengan
keterampilan yang menakjubkan atau kemampuan motorik yang baik, tetapi juga
dengan ide dan caranya memecahkan masalah motorik dan taktik yang komplek, (2)
kecakapan dan ketelitian organ pada indera (sensoris), analisa motorik dan
sensor kinestetik serta keseimbangan irama kontraksi otot merupakan faktor yang
penting dalam hal koordinasi, (3) pengalaman motorik, direfleksikan melalui
berbagai keterampilan yang tinggi adalah suatu faktor penentu dalam kemampuan
koordinasi seseorang, atau kemampuan untuk belajar secara cepat, (4) tingkat
perkembangan kemampuan biomotorik, seperti kekuatan, kecepatan, daya tahan dan
kelentukan ikut mempengaruhi koordinasi.
c. Fungsi
Koordinasi
Sehubungan dengan fungsi koordinasi, Kiram (1994:8)
mengatakan bahwa dengan adanya koordinasi maka:
“a)
Dapat melaksanakan gerakan secara efektif dan efisien. Efektif dalam kaitan ini
berhubungan dengan efisiensi penggunaan waktu, ruangan dan energi, dalam
melaksanakan suatu gerakan. Sedangkan efektif berkaitan dengan efektivitas
proses yang dilalui dalam mencapai tujuan; b) dapat memanfaatkan
kondisi fisik secara optimal dalam memecahkan tugas gerakan; c) persyaratan
untuk dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan gerakan; d) persyaratan untuk
dapat menguasai keterampilan motorik olahraga tertentu”.
Lebih lanjut PBVSI (1995:61) mengemukakan fungsi
koordinasi antara lain: (1) mengkoordinasikan beberapa gerak agar menjadi satu
gerak yang utuh dan serasi, (2) efisien dan efektif dalam penggunaan tenaga,
(3) untuk menghindari cedera, (4) mempercepat berlatih, menguasai teknik, (5)
dapat untuk memperkaya taktik dalam bertanding, (6) kesiapan mental atlet lebih
mantap untuk menghadapi pertandingan.
Sajoto, (1988:53) mengatakan koordinasi mata-tangan
serta kaki adalah gerakan yang terjadi dari informasi yang diintegrasikan ke
dalam gerak anggota badan. Semua gerak harus dapat dikontrol dengan penglihatan
dan harus tepat, sesuai dengan aturan yang direncanakan dalam pikiran.
Memantul-mantulkan bola, melempar, menendang, dan menghentikannya, semuanya
memerlukan sejumlah input yang dapat dilihat, kemudian input tadi
diintegrasikan ke dalam gerak motorik, agar hasilnya benar-benar terkoordinir
secara rapi dan luwes.
Lebih lanjut Sumosardjono (1990:125) mengatakan
fungsi koordinasi mata-tangan adalah:
“Integrasi antara mata sebagai pemegang utama, dan
tangan sebagai pemegang fungsi yang melakukan suatu gerakan tertentu, dalam hal
ini, kedua mata akan memberitahukan kapan bola berada di suatu titik agar
tangan langsung mengayun untuk melakukan pukulan yang tepat”.
Dengan demikian, koordinasi merupakan salah satu
unsur yang sangat diperlukan untuk menguasai suatu keterampilan olahraga.
Tingkat koordinasi seseorang menentukan terhadap penguasaan suatu keterampilan
olahraga, apalagi keterampilan itu tergolong kepada penguasaan teknik
keterampilan memukul dalam melakukan smash
dalam permainan bolavoli.
Agen Judi Bola Casino
BalasHapusBandar Bola Terpercaya
Agen Bola Terbaik
Agen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Guardiola Ingin Lihat City Alami Momen Buruk.
Duet Ciamik Stones dan Otamendi Dipuji Guardiola.
Laporte Isyaratkan Tolak Tawaran City dan Chelsea Musim Panas Lalu.
Dari Langit, Tampak 400 Struktur Misterius di Arab Saudi, Apakah Itu?
Katak "Salahi Kodrat" dengan Memakan Ular, Dunia Pun Bertanya-tanya.
Agen Judi Online
BalasHapusDaftar Agen Bola Online
Agen Bola Terbaik
Agen Judi Bola
Agen Judi Kasino
Madrid Lirik Rashford, Barca Langsung Panas.
Bek Real Ingin Membelot ke Spanyol, Ini Komentar Zidane.
Benitez Menghindari Komentari Madrid, Ini Alasannya.
Anies Baswedan: Reklamasi Teluk Jakarta Bukan Masalah Utama Ibu Kota.
Lulung "Nge-tweet" Ajak Lawan Berita Hoaks soal PKL Tanah Abang, Ternyata...