Rabu, 08 Juni 2011

DAMPAK MAKANAN TERHADAP KESEHATAN MULUT

Share this history on :

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Makanan yang lengket dan manis merupakan makanan yang mudah mengenyangkan anak, namun si anak tidak mendapat apa-apa lagi selain rasa kenyang itu. Akibatnya selera makan anak akan terganggu. Dalam jangka lama, hal ini akan menimbulkan kerugian bagi pertumbuhan tubuh anak yang sedang membutuhkan ekstra protein. Tentu saja anak boleh mendapatkan kue-kue, cokelat, permen, minuman sirup, dan lain-lain asal jumlahnya diba

tasi.

Pada umumnya makanan yang mengandung karbohidrat atau pati dan gula sukar dibersihkan dari gigi-gigi di dalam mulut. Makanan kecil (snack) bersifat lebih asam dibandingkan makanan yang hanya mengandung gula. Potensi timbulnya gigi berlubang telah diuji di laboratorium. Uji ini menunjukkan bahwa makanan karbohidrat yang berfermentasi baik gula atau pati yang dimasak mempunyai potensi sebagai penyebab g


igi berlubang, sedangkan jumlah karbohidrat yang dikonsumsi tidak penting.

1.2 BATASAN MASALAH

Paper ini membahas tentang dampak makanan pada kesehatan mulut dan gigi anak.

1.3 TUJUAN MASALAH

Mengetahui dan memahami dampak makanan pada kesehatan mulut dan gigi pada anak.


BAB II

DAMPAK MAKANAN PADA KESEHATAN MULUT DAN GIGI ANAK

2.1 Mempertahankan Lingkungan Mulut dan Gigi yang Sehat

Dua mikro-organisme, lactobaccilus acidophilus dan streptococcus mutan, berkaitan erat sekali dengan proses karies yang didasarkan pada teori asam Miller. Meskipun sampai saat ini tidak satu organism pun terlibat secara positif, kehadiran kuman-kuman tersebut didalam rongga mulut dalam jumlah berlebihan dianggap tidak bermanfaat. Restotasi lesi karies telah dibuktikan mengurangi jumlah mikroorganisme floral oral ( Elliot, 1964 ).

Studi yang sama menunjukkan bahwa anak dengan prevalensi karies rendah juga mempunyai jumlah mikro-organisme yang rendah. Dengan demikian, mengurangin mikro-organisme dengan merestorasi gigi sulung, secara tidak langsung dapat mengurangi kejadian karies pada gigi tetap. Nikiforuk dan Pulver ( 1969 ), dalam tinjauannya melaporkan bahwa didalam karies ada suatu factor infektif yang dapat dipindahkan. Organism yang terdapat dalam lesi gigi sulung yang tidak dirawat merupakan salah satu yang bertanggung jawab atas timbulnya karies gigi tetap disebelahnya. Terlepas dari ini, ada hubungan yang proporsional antara karies pada gigi sulung dan karies yang kemudian timbul pada giginya ( Hargreaves, 1964 ; Hill dan Blayney, 1967 ).

Merestorasi gigi sulung yang karies pasti akan meningkatkan kesehatan mulut dan dalam jangka panjang dapat menciptakan gigi geligi yang sehat dan utuh dikemudian hari. Sebagai contoh, sering kali orang tua mengeluh bahwa nafsuh makan anaknya buruk. Anak tidak mau makan jika setiap mengunyah giginya terasa sakit. Sementara yang dapat berfungsi dengan baik jika gigi tersebut hancur karena karies. Restorasi gigi yang dapat membetulkan oklusi dan konturnya akan memungkinkan anak menikmati fungsi gigi yang benar selama pengunyahan. Jika fungsi telah dukembalikan, nyeri dibuang dan infeksi dihilangkan anak-anak ini akan mampu menikmati makanan yang lebih bervariasi.

2.2 Penyakit Gigi yang Mempengaruhi Nafsu Makan

KDA (KARIES DINI ANAK) adalah penyakit yang berhubungan dengan kerusakan gigi yang diakibatkan oleh berbagai faktor. Ada beberapa anak diturunkan oleh orang tuanya mempunyai gigi yang sehat dan tidak pernah terjadi lubang gigi. Apabila mulut anak atau bayi mengandung jutaan bakteri termasuk streptococci mutan infeksius dimana diberi makanan oleh makanan yang masuk berbentuk gula atau tepung akan terjadi pembentukan asam itu dan akhirnya timbul lubang gigi.

Biasanya KDA ini banyak mengenai gigi anterior atas dan dimulai pada usia 3 tahun. Yang terbanyak dapat memyebabkan lubang gigi adalah kebiasaan anak minum dengan susu botol biasanya susu tersebut mengandung sukrosa atau gula dan gigi anak tidak ditunjang dengan kebersihan dari rongga mulutnya, menyusui tanpa dibersihkan, karies rampan, cangkir yang memakai sedotan, serta karies yang berhubungan dengan konsumsi minuman si anak.

Setiap orang sangat berpotensial mengalami resiko lubang gigi apalagi rongga mulut manusia banyak sekali terdapat bakteri. Untuk anak-anak faktor yang memperparah terjadinya karies gigi termasuk:

a. Mengkonsumsi makanan yang mengandung gula, karbohidrat, dan gula

b. Oral Hygiene

c. Minum air di mana kandungan fluor tidak memenuhi standard air minum

d. Kurangnya dilakukan pemeriksaan pencegahan

e. Tertularnya microba cariogenik dari orang tua ke anak

f. Genetik si anak yang rentan terhadap penyakit gigi

g. Air ludah dan kapasitas buffer keasamannya (pH)

h. Imunisasi pada mukosa

i. Gaya hidup

j. Sejarah terjadinya karies.

Cara orangtua agar dapat mengidentifikasikan terjadinya lubang gigi :

a) Adanya tanda putih pada permukaan email gigi . Tanda putih ini mirip warna kapur pada permukaan gigi dekat dengan garis gusi. Proses pengapuran ini disebabkan oleh asam bakteri dan langsung memyebabkan kehilangan struktur gigi.

b) Dengan mengangkat bibir anak tersebut orang tua sudah dapat melihat karies gigi.

c) Apabila ditemukan tanda tersebut di atas maka segeralah dibawa ke dokter gigi. Daerah ini akan dioleskan fluor dan diharapkan dapat mencegah proses lubang gigi selanjutnya.

d) Proses lubang gigi yang aktif ditandai dengan perubahan warna coklat keemasan.

Cara orangtua agar dapat mencegah terjadi lubang gigi :

a) Jangan membiarkan anak tertidur dengan botol selain air putih di dalamnya. Anak harus sudah dibiasakan untuk meminum sesuatu di cangkir.

b) Orang tua harus membersihkan gigi anak setiap hari sesudah makan.

c) Jangan membiarkan anak minum jus atau cairan manis di botol apalagi cairan itu

mengandung gula.

d) Orang tua harus memberikan makanan menu seimbang di mana jumlah gula pada makanan tidak terlampau banyak. Dianjurkan keju merupakan makanan yang dapat mengurangi timbulnya karies gigi.



2.3 Dampak Makanan pada Kesehatan Gigi dan Mulut Anak

Sifat fisik yang mempengaruhi keluarnya air ludah dan pem-bersihan makanan adalah kekasaran, kelarutan tekstur, dan lengketnya makanan. Makanan yang lengket dan mudah dikunyah tidak ada hubungannya dengan kecepatan pembersihan makanan di dalam mulut karena kebalikan dari kepercayaan masyarakat, penelitian menunjukkan secara umum makanan yang lekat (sticky) seperti karamel, dibersihkan dari mulut lebih cepat daripada makanan lainnya yang secara umum tidak lekat (non-sticky) seperti biskuit tawar (cracker), keripik kentang (potato chip) dan roti.

Makanan-makanan ini merupakan karbohidrat yang dimasak dan relatif mudah dikunyah, sehingga air ludah tidak akan terpacu untuk banyak keluar seperti jika menggigit sesuatu yang keras, dan sesudahnya makanan ini akan banyak tertinggal di atas permukaan gigi, sedangkan makanan seperti karamel, karena teksturnya yang keras, air ludah akan banyak keluar dan makanan akan mudah ditelan tanpa banyak tertinggal di permukaan gigi.

Makanan yang tidak alamiah, buatan pabrik, umumnya lunak, mudah dicerna, dan memakai zat-zat tambahan seperti zat pengawet, zat pewarna, dan zat perasa. Zat-zat tambahan ini dapat merusak komposisi air ludah. Padahal air ludah yang sehat sangat penting fungsinya dalam melindungi gigi dan mulut dari berbagai macam kelainan dan penyakit gigi dan mulut. Oleh karena itu makanan-makanan seperti ini harus dibatasi dalam konsumsi makanan anak sehari-hari.

Permen sering menjadi kendala orang tua dalam menjaga gigi anak-anak. Kesukaan berlebihan anak pada permen bisa diatasi dengan memberikan ‘hari permen’. Jadi buat kesepakatan dengan anak bahwa satu hari dalam seminggu dia bebas untuk memakan permen apa saja, namun 6 hari lainnya sama sekali dilarang untuk makan permen. Saat-saat awal mungkin si anak akan sangat menunggu ‘hari permen’ untuk cepat datang, tapi lama kelamaan, tanpa sadar permen bukan lagi merupakan satu-satunya yang dinanti-nantikan anak. Apabila konsumsi makanan utama penuh gizi telah terpenuhi, anakanak merasa kenyang dan mereka tidak rewel.

4 komentar: