Sabtu, 16 Februari 2013

7 tanda harus berhenti olahraga

Share this history on :
Follow my twitter : https://twitter.com/SepriPutraA


Ada waktu di mana berolahraga malah mendatangkan penyakit, kenali gejalanya



Olahraga teratur memberikan banyak manfaat bagi kesehatan, mulai dari meningkatkan mood hingga menurunkan risiko tekanan darah tinggi, diabetes, kanker, dan kondisi lainnya. Namun, ketika datang ke tempat fitness, terkadang tubuh berada pada kondisi yang tidak fit. Karena itulah, tubuh juga membutuhkan istirahat. "Bahkan olahraga berlebih malah membuat tubuh tidak sehat," kata Jeannine L. Stuart, Ph D, Presiden Pelayanan Kesehatan AREUFIT di Malvern, Amerika Serikat. Berikut ini tujuh tanda kapan seseorang sebaiknya beristirahat dari kegiatan olahraga, seperti yang dikutip dari Hufftington Post.

1. Jika tubuh dirasa kurang enak
Salah satu dari sekian banyak manfaat mengikuti program kebugaran adalah meningkatkan kekebalan tubuh. Namun, dalam beberapa kondisi, bisa saja tubuh masuk angin atau terkena flu. Keadaan ini tentu membuat bingung, apakah harus tetap berolahraga atau tidak. Menurut Sheldon Zinberg, MD, pendiri klub kesehatan di Nifty Fifty, Grove City, California, jika perasaan tidak enak timbul di sekitar atau di bawah leher, seperti pilek, nyeri dada dan tubuh, sebaiknya hentikan latihan untuk sementara.

2. Bagi perempuan, jika siklus haid mulai terganggu
"Sebenarnya ini tidak biasa bagi perempuan yang sangat kompetitif dan yang berlatih keras mengalami perubahan dalam siklus menstruasi mereka," kata Stuart. Olahraga terlalu keras memang dapat menyebabkan amenore atau kondisi tidak adanya menstruasi. Hilangnya periode menstruasi bisa berarti kadar estrogen dalam tubuh terlalu rendah. Ini dapat menyebabkan seseorang rentan risiko osteoporosis. Karena itu, penting mengkaji kembali kebugaran latihan jika mengalami amenore. Terutama amenore selama praremaja dan remaja, yang merupakan waktu emas pertumbuhan tulang.

3. Badan terlalu cepat panas dan berkeringat
Biasanya, setelah latihan, tubuh akan terasa enak. Menurut Joseph Ciccone, Associate Director of Columbia Orthopaedics Sports Therapy di New York, keadaan ini terjadi berkat pelepasan hormon senang dari dalam tubuh seusai berolahraga. Namun, jika setelah berolahraga tubuh merasa kelelahan, bisa jadi tubuh mengalami overtraining. Pada keadaan ini, sebaiknya kurangi beberapa latihan dan berikan waktu bagi tubuh untuk bangkit kembali. "Kadang-kadang dibutuhkan istirahat untuk kembali menyalakan api," kata Ciccone.

4. Siklus tidur terganggu
Tidak bisa tidur atau tidak cukup tidur bisa menjadi gejala overtraining. "Orang-orang berpikir, jika berlatih dengan berlebihan, dapat membuat tidur lebih baik, padahal yang terjadi bisa sebaliknya," kata Stuart. Ketika pola tidur mulai terganggu secara konsisten, ada baiknya segera menghentikan beberapa hari kegiatan olahraga rutin. Selain untuk mengistirahatkan pikiran dan tubuh, tidur juga membantu otot tumbuh dan pulih setelah berkali-kali dirusak ketika berolahraga.

5. Tubuh mengalami peradangan atau cedera otot
Jika otot hanya terasa sedikit sakit setelah berolahraga, keadaan ini dapat dianggap wajar, dan olahraga rutin dapat menyembuhkan nyeri otot tersebut. Namun, bila nyeri otot sangat parah, sebaiknya olahraga dihentikan lebih dulu. Menurut Larry Birnbaum, Ph D, Ketua Fisiologi College of St Scholastica di Duluth Minnessota, ketika tubuh mengubah kinerja mekaniknya demi mengkompensasi rasa sakit yang berlebihan, maka risiko cedera yang lebih besar dapat terjadi.

6. Perut terasa sakit
Kram, mual, dan diare adalah alasan yang paling masuk akal untuk menghentikan olahraga. Bila dalam keadaan diare atau muntah, tapi olahraga masih tetap dilakukan, tubuh bisa mengalami dehidrasi. Meski begitu, sakit perut bukan menjadi alasan berhenti berolahraga selamanya. Sebab, sakit perut biasanya bertahan tidak lebih dari satu hari. Pastikan untuk minum banyak air sebelum berolahraga untuk menjaga keseimbangan cairan tubuh.

7. Kehilangan waktu luang
Olahraga yang terlalu sering dapat membuat seseorang kehilangan waktu berkualitas mereka untuk berkumpul dengan keluarga atau teman-teman. Karena itu, mengatur waktu olahraga secara konstan perlu dilakukan. Berilah prioritas waktu dalam seminggu, misalnya satu atau dua kali pada hari di luar waktu berkumpul bersama keluarga dan teman. Luangkanlah waktu untuk kesehatan emosional dan mental. Relaksasi itu penting.

3 komentar: