Senin, 25 Maret 2013

Sejarah Lahirnya Sepak Bola Wanita

Share this history on :
Follow my twitter : https://twitter.com/SepriPutraA

‘Wanita merumput dan mencetak angka bukan hanya karena kemampuannya, tapi karena kemauannya.’

Sepakbola merupakan salah satu bidang olahraga yang sudah sangat mendunia. Permainannya yang menantang dan yang kita sering lihat pemainnya rata-rata adalah pria. Tetapi, apakah yang anda pikirkan ketika ada seorang wanita yang menyatakan kalau ia ingin menjadi pemain sepak bola? Mungkin satu kata yang terbesit di pikiran anda untuk mendeskripsikan wanita itu adalah, sangar. Padahal, sepak bola bisa dimainkan oleh siapa saja bukan? Tak memandang gender, kedudukan sosial, maupun kemampuan. Yang membatasi biasanya hanyalah umur, karena sepak bola membutuhkan kondisi fisik yang cukup kuat dan kondisi usia kadang tak memungkinkan pemain sepak bola bermain sampai tua. Tetapi, gender? Selama ini semua orang hanya melihat kalau sepak bola hanya bisa dimainkan oleh laki-laki saja. Padahal, jika perempuan mempunyai kemampuan yang sama dengan laki-laki, apa salahnya perempuan memiliki tim sepak bolanya sendiri dan berkompetisi layaknya para pria yang bermain sepak bola juga? Jelas sekali, berbagai pro dan kontra melayang-layang di setiap otak yang memikirkan masalah ini.

Sejarah Lahirnya Sepak Bola Wanita
Asal muasal sepak bola wanita telah ada dilingkungan masyarakat Cina. Walaupun orang kebanyakan mengetahui sepak bola modern lahir di Inggris, permainan sepak bola itu memang sudah dimainkan di dataran Cina sejak ribuan tahun silam. Khusus untuk sepak bola bagi wanita, permainan sepak bola tersebut sudah dimainkan para wanita Cina pada tahun 25, atau tepatnya pada masa pemerintahan Dinasti Donghan (25-220). Setelah itu ratusan tahun kemudian, sepak bola wanita seakan-akan tenggelam. Terutama pada masa pemerintahan Dinasti Qing (1644-1912) yang sangat tidak suka akan permainan sepak bola, apalagi sepak bola wanita. Sampai-sampai sepak bola wanita dilarang dimainkan di negeri Cina sepanjang kekuasaan Dinasti Qing. Para wanita Cina akhirnya harus bermain sepak bola secara diam-diam ditempat yang tidak mencolok. Dan baru pada tahun 1920, sepak bola wanita boleh kembali dimainkan di Cina. Dan kabar baiknya saat itu, beberapa sekolah di Cina malah meletakkan sepak bola wanita sebagai kurikulum sekolahnya.
Di dataran Eropa sendiri sebenarnya sepak bola bagi wanita juga sudah mulai marak dimainkan oleh para wanita berkulit putih, seiring mulai maraknya sepak bola modern. Akan tetapi, kegiatan kaum hawa itu tidak diberi tanggapan yang positif dan pada akhirnya tidak bisa berkembang dengan baik karena masyarakat juga tidak mau menyambut kegiatan itu dengan pikiran yang positif. Namun, pada tahun 1920 diselenggarakanlah sebuah pertandingan sepak bola wanita digelar di Everton, Inggris. Saat itu jumlah pengunjungya benar-benar banyak sehingga melebihi kapasitas stadion. Saat itu, pengungjungnya yang datang ke arena kurang lebih sebanyak 50.000 jiwa.


Pertandingan Sepak Bola Wanita: Inggris vs. Perancis tahun 1920.
Anehnya, federasi sepak bola Inggris atau FA, justru memberikan respon yang negatif akan kejadian itu. Memang keadaannya ricuh, tetapi yang mereka respon bukan kericuhan yang diakibatkan oleh betapa penasarannya masyarakat akan sepak bola wanita, tetapi kepada permainan sepak bola tersebut dimainkan oleh para wanita. FA seakan takut kalau sepak bola pria kalah pamor, alhasil para petinggi di FA mengeluarkan dekrit yang berisikan larangan agar sepak bola tidak dimainkan oleh wanita lagi pada tahun 1921. Setelah 34 tahun kemudian, pada tahun 1955, Jerman dan Belanda juga ikut-ikutan menerapkan larangan yang sama untuk persepakbolaan wanita. Yang mengecewakannya lagi, ketiga negara tersebut menyatakan alasan yang sama, yaitu sepak bola tidak sesuai dengan kodrat seorang wanita.
Sepak bola wanita yang tadinya mulai bersinar di mata dunia, seolah mati seketika. Sampai pada akhirnya, tepat pada tahun 1971, ketiga negara besar di Eropa tersebut kembali memperbolehkan adanya olahraga sepak bola bagi wanita. Sejak saat itu, sepak bola wanita modern kembali berkembang dan naik daun. Hebatnya lagi, pada tahun 1991, persepakbolaan wanita di dunia sudah dapat mengadakan kompetisinya sendiri, yaitu Piala Dunia untuk wanita. Bahkan, beberapa klub sepak bola di dunia mulai membentuk tim wanita dan mengadakan kompetisinya sendiri. Contohnya, di Inggris ada beberapa klub besar dengan tim wanitanya, yaitu Chelsea Ladies Football Club, Arsenal Ladies, Bristol Academy Ladies, dan lain-lain. Lalu di negara Paman Sam, Amerika Serikat, terdapat juga beberapa klub sepak bola wanita seperti, Boston Breakers, Washington Freedoms, Arizona Heatwaves, dan lain-lain. Dan di negara Sakura, Jepang, terdapat INAC Kobe Leonessa, NTV Beleza, Albirex Niigata Ladies, dan lain-lain. yang terakhir dari negara kita sendiri, Indonesia, salah satunya Buana Putri.


Skuad Chelsea Ladies FC 2012

Sejarah Keberadaan Liga Sepak Bola Wanita
The Munitionettes Cup
Pada jaman Perang Dunia II, di bagian Timur Laut negara Britania Raya, terdapat banyak pabrik mesiu untuk bibit meriam. Para pekerja didalamnya rata-rata adalah perempuan. Pada bulan Agustus tahun 1917, sebuah kompetisi sepak bola wanita dikalangan pekerja dibuat dan digelar di sana. Ketika itu, kompetisi tersebut dinamai Tyne Wear & Tees Alfred Wood Munition Girls Cup atau yang lebih dikenal dengan nama The Munitionettes’s Cup. Pemenang piala pertama liga tersebut adalah tim bernama Blyth Spartans yang mengalahkan tim Bolckow Vaughan 5-0 saat final di kota Middlesbrough, 18 May 1918. Ditahun berikutnya diadakan kembali liga yang sama dengan pemenang The Ladies of Palmer’s Shipyard dari kota Jarrow, Inggris, yang mengalahkan Christoper Brown’s dari kota Hartlepool, Inggris, di stadion St. James Park, Newcastle, Inggris, 22 Maret 1919.

The English Ladies’ Football Association Challenge Cup
Asosiasi liga ini terbentuk bersamaan dengan tahun dimana dekrit larangan sepak bola wanit dikeluarkan oleh FA. Tetapi sempat dilanjutkan beberapa bulan karena telah ada 24 tim yang mendaftarkan dirinya untuk mengikuti kompetisi ini di tahun 1922. Saat putaran final, didapatlah pemenang perta,a sekaligus terakhir dari liga ini, yaitu Stoke Ladies yang mengalahkan Doncaster & Bentley Ladies 3-1, pada tanggal 24 Juni 1922.

Stoke Ladies Football Team
The Championship of Great Britain and the World
Pada musim pertama liga ini, tidak banyak yang diketahui dari liga ini. Akan tetapi, di akhir putaran final, Edinburgh Ladies bertemu dengan Dick, Kerr’s Ladies F.C., dan Edinburgh Ladies keluar sebagai pemenang liga musim itu. Liga ini dilaksanakan saat masih berlakunya larangan sepak bola wanita, sehingga tidak terlalu di-exposekehadirannya.


Setelah dicabutnya larangan sepak bola wanita oleh FA, didirikanlah asosiasi baru bagi pesepak bola wanita yaitu Women’s Football Association yang laga perdananya dilaksanakan pada tahun 1970-71. Laga perdananya disebut dengan Mitre Trophy, dan diubah menjadi FA Women’s Cup di tahun 1993. Klub sepak bola wanita di Inggris yang berhasil memenangkan trofi liga ini adalah Southhampton WFC. Lalu, sejak musim 1983-1984 hingga musim 1993-1994, Doncaster Belles masuk 10 dari 11 kali putaran final dan memenangkannya sebanyak 6 kali. Dan klub sepak bola wanita di Inggris yang telah berkembang pesat dan musim 2012-2013 telah memantapkan dirinya di urutan pertama adalah Arsenal Ladies. Mereka memenangkan 11 trofi FA.

1 komentar: